Mudahkan Akses UMKM, Nasim: Insya Allah Holding UMi Lebih Menyentuh Masyarakat
Ketua Kelompok Fraksi (Kapoksi) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Komisi VI DPR Nasim Khan mendukung rencana pemerintah membentuk Holding Ultra Mikro (UMi) yang melibatkan tiga badan usaha milik negara (BUMN), yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero).
Pasalnya, pembentukan Holding UMi bisa memudahkan masyarakat dan pelaku UMKM mengakses produk keuangan berbiaya murah hingga pelosok negeri.
“Dengan menyatukan tiga perusahaan tersebut harusnya dapat menjadi lebih efisien melayani nasabah. Ini yang kita harapkan,” kata Nasim saat Rapat Kerja pembahasan Holding Ultra Mikro antara Komisi VI DPR dengan Menteri BUMN Erick Thohir di Senayan, Jakarta, Kamis (18/3).
Apalagi rencana holding ini, kata Nasim, didukung Dirut BRI, Pegadaian dan PMN, yang terbukti prestasinya.
“Insya Allah Holding Ultra Mikro bisa lebih menyentuh dan membantu masyarakat mengakses permodalan,” harap Nasim.
Kendati mendukung langkah percepatan pembentukan Holding UMi, Nasim tetap meminta pemerintah menerapkan prinsip kehati-hatian dan strategi bisnis yang jelas, agar perusahaan tersebut nantinya bisa berkembang.
“BRI dan PNM adalah perusahaan BUMN yang sudah berhasil mencetak laba kendati dalam situasi genting seperti saat ini (Covid-19). Laba bersih PNM misalnya, bisa mencapai Rp 358 miliar dan laba BRI bisa mencapai Rp 18,65 triliun. Prestasi ini yang harus dikembangkan,” katanya.
Menurutnya, kedua perusahaan ini juga sudah menjalankan bisnisnya hingga ke pelosok-pelosok negeri. Jika tujuan holding adalah meningkatkan UMKM, terutama agar bisa naik kelas, maka harus didukung tapi dengan prinsip kehati-hatian.
“Jangan sampai keinginan memajukan UMKM justru malah membuat PNM dan BRI terseok-seok karena terhambat berbagai prosedur yang ditetapkan. Kami menekankan adanya proses holding yang dipermudah,” tegasnya.
Wakil Bendahara Umum PKB tersebut juga meminta pemerintah melalui kementerian BUMN mengoptimalkan peran PT Pegadaian (Persero) dalam memberikan kemudahan akses permodalan bagi masyarakat dan pelaku UMKM.
Pada kesempatan itu, Nasim juga meminta perusahaan-perusahaan keuangan milik BUMN, khususnya yang masuk dalam holding ini untuk menyesuaikan diri dengan perubahan teknologi yang sangat cepat.
Dirinya meminta perusahaan BUMN di sektor keuangan untuk terus melakukan terobosan-terobosan dan inovasi–inovasi bisnis, serta selalu mempermudah masyarakat dalam mengakses modal.
Pasalnya, apabila tidak berinovasi dan tidak mengantisipasi tantangan yang bakal terjadi ke depannya, Nasim khawatir, perusahaan fintech bakal menggeser peran perbankan. Apalagi, pinjam uang kini sudah bisa lewat peer to peer lending (P2P) atau pinjaman online. [DWI]
]]> Ketua Kelompok Fraksi (Kapoksi) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Komisi VI DPR Nasim Khan mendukung rencana pemerintah membentuk Holding Ultra Mikro (UMi) yang melibatkan tiga badan usaha milik negara (BUMN), yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero).
Pasalnya, pembentukan Holding UMi bisa memudahkan masyarakat dan pelaku UMKM mengakses produk keuangan berbiaya murah hingga pelosok negeri.
“Dengan menyatukan tiga perusahaan tersebut harusnya dapat menjadi lebih efisien melayani nasabah. Ini yang kita harapkan,” kata Nasim saat Rapat Kerja pembahasan Holding Ultra Mikro antara Komisi VI DPR dengan Menteri BUMN Erick Thohir di Senayan, Jakarta, Kamis (18/3).
Apalagi rencana holding ini, kata Nasim, didukung Dirut BRI, Pegadaian dan PMN, yang terbukti prestasinya.
“Insya Allah Holding Ultra Mikro bisa lebih menyentuh dan membantu masyarakat mengakses permodalan,” harap Nasim.
Kendati mendukung langkah percepatan pembentukan Holding UMi, Nasim tetap meminta pemerintah menerapkan prinsip kehati-hatian dan strategi bisnis yang jelas, agar perusahaan tersebut nantinya bisa berkembang.
“BRI dan PNM adalah perusahaan BUMN yang sudah berhasil mencetak laba kendati dalam situasi genting seperti saat ini (Covid-19). Laba bersih PNM misalnya, bisa mencapai Rp 358 miliar dan laba BRI bisa mencapai Rp 18,65 triliun. Prestasi ini yang harus dikembangkan,” katanya.
Menurutnya, kedua perusahaan ini juga sudah menjalankan bisnisnya hingga ke pelosok-pelosok negeri. Jika tujuan holding adalah meningkatkan UMKM, terutama agar bisa naik kelas, maka harus didukung tapi dengan prinsip kehati-hatian.
“Jangan sampai keinginan memajukan UMKM justru malah membuat PNM dan BRI terseok-seok karena terhambat berbagai prosedur yang ditetapkan. Kami menekankan adanya proses holding yang dipermudah,” tegasnya.
Wakil Bendahara Umum PKB tersebut juga meminta pemerintah melalui kementerian BUMN mengoptimalkan peran PT Pegadaian (Persero) dalam memberikan kemudahan akses permodalan bagi masyarakat dan pelaku UMKM.
Pada kesempatan itu, Nasim juga meminta perusahaan-perusahaan keuangan milik BUMN, khususnya yang masuk dalam holding ini untuk menyesuaikan diri dengan perubahan teknologi yang sangat cepat.
Dirinya meminta perusahaan BUMN di sektor keuangan untuk terus melakukan terobosan-terobosan dan inovasi–inovasi bisnis, serta selalu mempermudah masyarakat dalam mengakses modal.
Pasalnya, apabila tidak berinovasi dan tidak mengantisipasi tantangan yang bakal terjadi ke depannya, Nasim khawatir, perusahaan fintech bakal menggeser peran perbankan. Apalagi, pinjam uang kini sudah bisa lewat peer to peer lending (P2P) atau pinjaman online. [DWI]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .