Mosi Tidak Percaya Digelar Malam Ini, Boris Johnson Di Ujung Tanduk

Spekulasi berbulan-bulan atas kepemimpinan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, dipastikan berakhir pada Senin (6/6) malam, lewat voting mosi tidak percaya.

Ketua Komite 1922 atau Komisi Anggota Privat Konservatif pada House of Common Inggris, Graham Brady mengatakan, ambang batas 15 telah terlampaui.

Voting mosi tidak percaya digelar, jika ambang batas 54 anggota parlemen dari Partai Konservatif yang meminta voting itu tercapai.

“Suara akan segera dihitung malam ini. Pengumuman menyusul,” kata Brady seperti dikutip Reuters, Senin (6/6).

Sementara itu, Juru Bicara Kantor Perdana Menteri Inggris mengatakan, Johnson menyambut baik pemungutan suara tersebut.

“Malam ini adalah kesempatan untuk mengakhiri spekulasi berbulan-bulan. Ini akan memungkinkan pemerintah untuk menarik garis dan melanjutkan, memenuhi prioritas rakyat,” katanya.

“Perdana Menteri menyambut baik rencana pembahasan kasusnya di parlemen. Dia mengingatkan anggota parlemen untuk tetap bersatu, dan fokus pada isu yang penting bagi pemilih,” imbuhnya.

Dukungan Truss

Menteri Luar Negeri Liz Truss menegaskan, dia mendukung Johnson dalam mosi tidak percaya di antara anggota parlemen dari Partai Konservatif mereka.

 

 

“Saya mendukung Perdana Menteri 100 persen dalam voting hari ini. Saya sangat mendorong para kolega untuk mendukungnya,” kata Truss via Twitter.

“PM Johnson telah berjuang memulihkan ekonomi di tengah situasi pandemi Covid. Dia juga mendukung Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia. Dia bahkan telah meminta maaf atas kesalahan yang dibuat. Kami sekarang harus fokus pada pertumbuhan ekonomi,” imbuh wanita yang berpotensi menjadi calon penerus Johnson.

Johnson, yang diangkat sebagai perdana menteri pada tahun 2019, saat ini berada di bawah tekanan yang semakin besar. Dia tidak dapat menghindar dari partygate, pesta yang digelar di kantor dan kediamannya di Downing Street London, di tengah lockdown ketat akibat Covid yang diterapkan negara tersebut.

Dia bahkan disoraki, saat tiba di dalam acara peringatan masa jabatan Ratu Elizabeth II. ■

 

]]> Spekulasi berbulan-bulan atas kepemimpinan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, dipastikan berakhir pada Senin (6/6) malam, lewat voting mosi tidak percaya.

Ketua Komite 1922 atau Komisi Anggota Privat Konservatif pada House of Common Inggris, Graham Brady mengatakan, ambang batas 15 telah terlampaui.

Voting mosi tidak percaya digelar, jika ambang batas 54 anggota parlemen dari Partai Konservatif yang meminta voting itu tercapai.

“Suara akan segera dihitung malam ini. Pengumuman menyusul,” kata Brady seperti dikutip Reuters, Senin (6/6).

Sementara itu, Juru Bicara Kantor Perdana Menteri Inggris mengatakan, Johnson menyambut baik pemungutan suara tersebut.

“Malam ini adalah kesempatan untuk mengakhiri spekulasi berbulan-bulan. Ini akan memungkinkan pemerintah untuk menarik garis dan melanjutkan, memenuhi prioritas rakyat,” katanya.

“Perdana Menteri menyambut baik rencana pembahasan kasusnya di parlemen. Dia mengingatkan anggota parlemen untuk tetap bersatu, dan fokus pada isu yang penting bagi pemilih,” imbuhnya.

Dukungan Truss

Menteri Luar Negeri Liz Truss menegaskan, dia mendukung Johnson dalam mosi tidak percaya di antara anggota parlemen dari Partai Konservatif mereka.

 

 

“Saya mendukung Perdana Menteri 100 persen dalam voting hari ini. Saya sangat mendorong para kolega untuk mendukungnya,” kata Truss via Twitter.

“PM Johnson telah berjuang memulihkan ekonomi di tengah situasi pandemi Covid. Dia juga mendukung Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia. Dia bahkan telah meminta maaf atas kesalahan yang dibuat. Kami sekarang harus fokus pada pertumbuhan ekonomi,” imbuh wanita yang berpotensi menjadi calon penerus Johnson.

Johnson, yang diangkat sebagai perdana menteri pada tahun 2019, saat ini berada di bawah tekanan yang semakin besar. Dia tidak dapat menghindar dari partygate, pesta yang digelar di kantor dan kediamannya di Downing Street London, di tengah lockdown ketat akibat Covid yang diterapkan negara tersebut.

Dia bahkan disoraki, saat tiba di dalam acara peringatan masa jabatan Ratu Elizabeth II. ■

 
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories