
Merasa Dicuekin Bawaslu Kalsel, Denny Indrayana Ngadu Ke Bawaslu Pusat
Calon Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Denny Indrayana menyambangi kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Pusat, di Jakarta, Senin (12/4). Mantan Wamenkumham ini bela-belain terbang ke Jakarta karena merasa Bawaslu Kalsel cuek terhadap berbagai dugaan kecurangan yang dia temui menjelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) di sejumlah TPS di Pilkada Kalsel.
Kedatangan Denny diterima komisioner Bawaslu Ratna Dewi Pettalolo. Denny menerangkan, dia datang untuk melaporkan dugaan politik uang menjelang PSU Pilkada Kalsel yang akan digelar 9 Juni nanti. Dia pun meminta Bawaslu Pusat turun tangan.
“Kami berikan berbagai informasi situasi di Kalimantan Selatan yang semakin tidak kondusif, terkait dengan prinsip pemilu jujur dan adil,” ucapnya, usai membuat laporan di Bawaslu, seperti disiarkan di laman Facebook pribadinya, Senin (12/4).
Denny merinci sejumlah dugaan kecurangan. Seperti pembagian sembako hingga pemberian gaji untuk para kepala desa. Dia juga menyebut ada aksi borong dagangan di pasar untuk dibagikan gratis ke masyarakat. Selain itu, kata dia, ada modus berupa pembagian bakul berisi sembako, yang akan bersalin rupa menjadi THR, parsel, dan zakat fitrah/zakat maal.
Bagi Denny, semua hal tersebut pelanggaran. “Sayangnya, Bawaslu Provinsi Kalimantan Selatan tidak melakukan apa-apa,” ujarnya.
Denny kecewa dengan respons Bawaslu Kalsel terhadap laporan-laporannya sebelum ini. Karena itu, dia memilih terbang dari Kalsel ke Jakarta untuk melaporkan langsung ke Bawaslu Pusat.
Sebelumnya, Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan gugatan Denny mengenai hasil Pilkada Kalsel 2020 dengan memerintahkan PSU di seluruh TPS di Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin, Kecamatan Sambungmakmur, Kecamatan Alu, Kecamatan Martapura, Kecamatan Mataraman, serta Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar. PSU juga harus dilakukan di 24 TPS di kecamatan Binuang di Kabupaten Tapin. [USU]
]]> Calon Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Denny Indrayana menyambangi kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Pusat, di Jakarta, Senin (12/4). Mantan Wamenkumham ini bela-belain terbang ke Jakarta karena merasa Bawaslu Kalsel cuek terhadap berbagai dugaan kecurangan yang dia temui menjelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) di sejumlah TPS di Pilkada Kalsel.
Kedatangan Denny diterima komisioner Bawaslu Ratna Dewi Pettalolo. Denny menerangkan, dia datang untuk melaporkan dugaan politik uang menjelang PSU Pilkada Kalsel yang akan digelar 9 Juni nanti. Dia pun meminta Bawaslu Pusat turun tangan.
“Kami berikan berbagai informasi situasi di Kalimantan Selatan yang semakin tidak kondusif, terkait dengan prinsip pemilu jujur dan adil,” ucapnya, usai membuat laporan di Bawaslu, seperti disiarkan di laman Facebook pribadinya, Senin (12/4).
Denny merinci sejumlah dugaan kecurangan. Seperti pembagian sembako hingga pemberian gaji untuk para kepala desa. Dia juga menyebut ada aksi borong dagangan di pasar untuk dibagikan gratis ke masyarakat. Selain itu, kata dia, ada modus berupa pembagian bakul berisi sembako, yang akan bersalin rupa menjadi THR, parsel, dan zakat fitrah/zakat maal.
Bagi Denny, semua hal tersebut pelanggaran. “Sayangnya, Bawaslu Provinsi Kalimantan Selatan tidak melakukan apa-apa,” ujarnya.
Denny kecewa dengan respons Bawaslu Kalsel terhadap laporan-laporannya sebelum ini. Karena itu, dia memilih terbang dari Kalsel ke Jakarta untuk melaporkan langsung ke Bawaslu Pusat.
Sebelumnya, Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan gugatan Denny mengenai hasil Pilkada Kalsel 2020 dengan memerintahkan PSU di seluruh TPS di Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin, Kecamatan Sambungmakmur, Kecamatan Alu, Kecamatan Martapura, Kecamatan Mataraman, serta Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar. PSU juga harus dilakukan di 24 TPS di kecamatan Binuang di Kabupaten Tapin. [USU]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .