Menteri Basuki Ingin Perkuat Ketahanan Pangan Di Jatim

Pemerintah tengah menyelesaikan pembangunan Bendungan Semantok. Bendungan ini akan memperkuat ketahanan air dan pangan di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. 

Sebagai salah satu Program Strategis Nasional, Bendungan Semantok ditargetkan rampung dan mulai pengisian awal pada tahun 2022.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengatakan, pengelolaan sumber daya air dan irigasi akan terus dilanjutkan dalam rangka mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan. 

“Pembangunan jaringan irigasinya dibangun dengan biaya besar dan dapat bermanfaat karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Basuki dikutip, Selasai (8/6).

Pekerjaan pembangunan Bendungan Semantok ini dimulai sejak Desember tahun 2017 dengan progres mencapai 76%. Dengan biaya konstruksi sebesar Rp 1,7 triliun.

“Pelaksanaan pembangunan terdiri dari dua paket pekerjaan, yakni paket 1 dikerjakan oleh kontraktor pelaksana PT. Brantas Abipraya – PT Pelita Nusa Perkasa, KSO, dan paket 2 menggandeng PT Hutama Karya – PT Bahagia Bangunnusa, KSO,” tuturnya.

Bendungan Semantok kata Basuki, didesain dengan tipe zonal inti tegak yang memiliki tinggi 34 meter, lebar puncak bendungan 9 meter dan panjang puncak bendungan 3.100 meter. 
Dengan volume tampung 32,67 juta m3 dan luas area genangan 365 hektar, bendungan ini berfungsi untuk menyalurkan air saat musim kemarau guna mencegah terjadinya kekeringan pada areal persawahan sehingga dapat meningkatkan hasil produksi pertanian di daerah tersebut 

Tidak hanya dapat memasok air untuk irigasi seluas 1.900 ha, bendungan ini juga mampu mengurangi risiko banjir sebesar 137 m3 per detik, pemeliharaan sungai di hilir bendungan sebesar 30 liter per detik dan penyedia air baku sebesar 312 liter per detik.  

“Kehadiran Bendungan Semantok akan dimanfaatkan sebagai pengendali banjir di Kecamatan Rejoso untuk menahan air yang berlimpah saat musim hujan, serta memiliki potensi sebagai produksi air baku, dan pariwisata yang dapat menumbuhkan ekonomi lokal,” ujarnya.

Dengan diselesaikannya Bendungan Semantok, nantinya akan menambah daftar bendungan di Jawa Timur, serta menyusul pembangunan empat bendungan lainnya yakni Bendungan Tukul di Kabupaten Pacitan, Bendungan Tugu di Kabupaten Trenggalek, Bendungan Bendo di Kabupaten Ponorogo, dan Bendungan Gongseng di Kabupaten Bojonegoro. Dari empat bendungan tersebut, pembangunan Bendungan Tukul telah rampung dan diresmikan oleh Presiden Jokowi  pada 14 Februari 2021 lalu. (MFA)
 

]]> Pemerintah tengah menyelesaikan pembangunan Bendungan Semantok. Bendungan ini akan memperkuat ketahanan air dan pangan di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. 

Sebagai salah satu Program Strategis Nasional, Bendungan Semantok ditargetkan rampung dan mulai pengisian awal pada tahun 2022.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengatakan, pengelolaan sumber daya air dan irigasi akan terus dilanjutkan dalam rangka mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan. 

“Pembangunan jaringan irigasinya dibangun dengan biaya besar dan dapat bermanfaat karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Basuki dikutip, Selasai (8/6).

Pekerjaan pembangunan Bendungan Semantok ini dimulai sejak Desember tahun 2017 dengan progres mencapai 76%. Dengan biaya konstruksi sebesar Rp 1,7 triliun.

“Pelaksanaan pembangunan terdiri dari dua paket pekerjaan, yakni paket 1 dikerjakan oleh kontraktor pelaksana PT. Brantas Abipraya – PT Pelita Nusa Perkasa, KSO, dan paket 2 menggandeng PT Hutama Karya – PT Bahagia Bangunnusa, KSO,” tuturnya.

Bendungan Semantok kata Basuki, didesain dengan tipe zonal inti tegak yang memiliki tinggi 34 meter, lebar puncak bendungan 9 meter dan panjang puncak bendungan 3.100 meter. 
Dengan volume tampung 32,67 juta m3 dan luas area genangan 365 hektar, bendungan ini berfungsi untuk menyalurkan air saat musim kemarau guna mencegah terjadinya kekeringan pada areal persawahan sehingga dapat meningkatkan hasil produksi pertanian di daerah tersebut 

Tidak hanya dapat memasok air untuk irigasi seluas 1.900 ha, bendungan ini juga mampu mengurangi risiko banjir sebesar 137 m3 per detik, pemeliharaan sungai di hilir bendungan sebesar 30 liter per detik dan penyedia air baku sebesar 312 liter per detik.  

“Kehadiran Bendungan Semantok akan dimanfaatkan sebagai pengendali banjir di Kecamatan Rejoso untuk menahan air yang berlimpah saat musim hujan, serta memiliki potensi sebagai produksi air baku, dan pariwisata yang dapat menumbuhkan ekonomi lokal,” ujarnya.

Dengan diselesaikannya Bendungan Semantok, nantinya akan menambah daftar bendungan di Jawa Timur, serta menyusul pembangunan empat bendungan lainnya yakni Bendungan Tukul di Kabupaten Pacitan, Bendungan Tugu di Kabupaten Trenggalek, Bendungan Bendo di Kabupaten Ponorogo, dan Bendungan Gongseng di Kabupaten Bojonegoro. Dari empat bendungan tersebut, pembangunan Bendungan Tukul telah rampung dan diresmikan oleh Presiden Jokowi  pada 14 Februari 2021 lalu. (MFA)
 
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories