
Menristek: Indonesia Perlu Kuasai Ragam Platform Pengembangan Vaksin
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Prof Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, Indonesia perlu menguasai berbagai platform pengembangan vaksin Covid-19 untuk menciptakan kemandirian vaksin dan penguasaan teknologi.
“Indonesia harus bisa menguasai berbagai platform yang ada untuk pengembangan vaksin,” kata Bambang, secara virtual dalam Lokakarya Pengawalan Vaksin Merah Putih, di Jakarta, Selasa (13/4/2021).
Menurutnya, kemandirian tentang vaksin apapun, termasuk vaksin Covid-19 penting jika dikaitkan dengan kebutuhan untuk 270 juta penduduk yang ingin sehat. Vaksin Merah Putih juga akan perlu untuk memenuhi kebutuhan jangka menengah, untuk memberikan booster atau vaksinasi ulang kepada masyarakat.
“Kita harapkan vaksin Merah Putih benar-benar jadi tuan rumah di negara sendiri,” tutur Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional periode 2016 – 2019 ini.
Dia berharap, pengembangan vaksin Merah Putih juga memperhatikan kemunculan strain varian baru, untuk menjaga efektivitas dan efikasi vaksin.
Menristek menuturkan, jika ingin menjadikan kemandirian vaksin sebagai tujuan bangsa, maka butuh tambahan industri manufaktur vaksin selain PT Bio Farma, sehingga pabrik vaksin akan semakin banyak di Tanah Air.
Dalam mendukung percepatan pengembangan vaksin Merah Putih, doktor jebolan University of Illinois at Urbana-Champaign, AS ini mengapresiasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yang langsung memberikan pendampingan sejak awal penelitian vaksin saat masih di laboratorium.
“Agar nanti perizinan uji klinis tahap 1 mulus, maka BPOM sejak awal sudah menawarkan dukungan bantuannya paling tidak pendampingan,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, secara virtual Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, vaksin karya anak bangsa penting untuk keberlanjutan dan kesinambungan menjaga kesehatan masyarakat.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara periode 2019 –2020 ini mengatakan, sebagai bangsa yang besar, penting untuk mewujudkan kemandirian dan kedaulatan di sektor obat-obatan dan layanan kesehatan. Termasuk, untuk vaksin agar tidak bergantung pada pihak lain.
Dia juga mengapresiasi peneliti dan institusi dalam negeri yang giat mengembangkan vaksin buatan Indonesia. “Saya sangat mendukung apapun yang bisa dilakukan, agar vaksin-vaksin asli buatan Indonesia ini bisa berhasil,” tutur alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) Bidang Fisika Nuklir ini.
Budi pun mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama mendukung kemandirian vaksin, termasuk mempersiapkan infrastruktur pabrik obat-obatan dan vaksin. [RSM]
]]> Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Prof Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, Indonesia perlu menguasai berbagai platform pengembangan vaksin Covid-19 untuk menciptakan kemandirian vaksin dan penguasaan teknologi.
“Indonesia harus bisa menguasai berbagai platform yang ada untuk pengembangan vaksin,” kata Bambang, secara virtual dalam Lokakarya Pengawalan Vaksin Merah Putih, di Jakarta, Selasa (13/4/2021).
Menurutnya, kemandirian tentang vaksin apapun, termasuk vaksin Covid-19 penting jika dikaitkan dengan kebutuhan untuk 270 juta penduduk yang ingin sehat. Vaksin Merah Putih juga akan perlu untuk memenuhi kebutuhan jangka menengah, untuk memberikan booster atau vaksinasi ulang kepada masyarakat.
“Kita harapkan vaksin Merah Putih benar-benar jadi tuan rumah di negara sendiri,” tutur Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional periode 2016 – 2019 ini.
Dia berharap, pengembangan vaksin Merah Putih juga memperhatikan kemunculan strain varian baru, untuk menjaga efektivitas dan efikasi vaksin.
Menristek menuturkan, jika ingin menjadikan kemandirian vaksin sebagai tujuan bangsa, maka butuh tambahan industri manufaktur vaksin selain PT Bio Farma, sehingga pabrik vaksin akan semakin banyak di Tanah Air.
Dalam mendukung percepatan pengembangan vaksin Merah Putih, doktor jebolan University of Illinois at Urbana-Champaign, AS ini mengapresiasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yang langsung memberikan pendampingan sejak awal penelitian vaksin saat masih di laboratorium.
“Agar nanti perizinan uji klinis tahap 1 mulus, maka BPOM sejak awal sudah menawarkan dukungan bantuannya paling tidak pendampingan,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, secara virtual Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, vaksin karya anak bangsa penting untuk keberlanjutan dan kesinambungan menjaga kesehatan masyarakat.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara periode 2019 –2020 ini mengatakan, sebagai bangsa yang besar, penting untuk mewujudkan kemandirian dan kedaulatan di sektor obat-obatan dan layanan kesehatan. Termasuk, untuk vaksin agar tidak bergantung pada pihak lain.
Dia juga mengapresiasi peneliti dan institusi dalam negeri yang giat mengembangkan vaksin buatan Indonesia. “Saya sangat mendukung apapun yang bisa dilakukan, agar vaksin-vaksin asli buatan Indonesia ini bisa berhasil,” tutur alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) Bidang Fisika Nuklir ini.
Budi pun mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama mendukung kemandirian vaksin, termasuk mempersiapkan infrastruktur pabrik obat-obatan dan vaksin. [RSM]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .