Menolak Pindah Dari Area Proyek JIS Warga Tagih Janji Anies Bangun Kampung Deret

Sejumlah warga yang tinggal di sekitar proyek Pembangunan Stadion Jakarta International Stadium (JIS), Tanjung Priok, Jakarta Utara, menolak angkat kaki. Mereka menuntut Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membangun Kampung Deret seperti yang pernah dijanjikan Anies Baswedan.

Warga itu tinggal di pinggir rel kereta dan bantaran kali di sekitar JIS. Warga tidak mau angkat kaki jika tidak ada surat pernyataan resmi dari PT Jakarta Propertindo atau Jak Pro, yang isinya bersedia memberikan mereka pemukiman Kampung Deret.

“Sebelum itu ditandatangani bersama dan sepakati bersama, kami tidak akan hengkang dari sini,” tegas salah satu warga, Muhammad Furqon, Sabtu (27/02).

Furqon mengingatkan, membangun Kampung Deret merupakan janji Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kepada warga Kebun Bayam.

“Saya mohon kepada Bapak (Anies) atas inisiasi niat Bapak (Anies) kepada kami 50 KK (Kepala Keluarga), yang akan membangun peradaban kembali. Mohon peradaban itu dikembalikan sesuai dengan pembicaraan kita,” tutur Furqon.

Furqon mengatakan, klaim dari pihak Jak Pro yang menyampaikan telah membayar ganti untung terhadap 590 KK, belum mencakup jumlah seluruh warga. Sebab, jumlah warga Kampung Bayam sebanyak 627 KK.

“Kalau kompensasi santunan, itu namanya bukan ganti untung,” terangnya.

Jika kompensasi dinamakan ganti untung, lanjut Furqon, pihak JIS seharusnya bukan hanya memberi kompensasi uang, tapi juga membangunkan hunian tempat tinggal. Dan, menyiapkan kegiatan ekonomi masyarakatnya.

Dia menilai, kompensasi yang diberikan Jak Pro masih di bawah standar karena tak cukup untuk membangun hunian baru. Bahkan, beberapa KK hanya menerima uang kompensasi sebesar Rp 4 juta. Dana itu sudah digunakan untuk membangun hunian sementara tanpa dibantu Jakpro.

Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim mengatakan, masih ada sekitar 20 persen warga Kampung Bayam, Jakarta Utara, yang masih bertahan untuk tinggal di kawasan pembangunan JIS.

“Sebanyak 80 persen warga sudah dibersihkan (relokasi),” kata Ali usai dilantik menjadi Wali Kota Jakarta Utara di Balai Kota DKI, Selasa, (23/02).

Ali menjelaskan, relokasi warga Kampung Bayam masih terus berjalan. Pemerintah telah menginstruksikan PT Jakarta Propertindo atau Jakpro untuk memindahkan permukiman di kawasan pembangunan JIS.

Pemerintah, paparnya, akan membangunkan hunian sementara di Jalan Tongkol bagi warga yang masih bertahan di kawasan JIS.

“Sebagian akan dipindahkan ke shelter. Tapi, sebagian besar sudah ada kesepakatan dengan Jakpro dan mereka mau pindah,” jelasnya.

Sekretaris Kelompok Urban Farming Kampung Bayam, Husni Mubarok menceritakan tentang rencana awal pembangunan Kampung Deret. Menurutnya, pada 28 Agustus 2019, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memerintahkan Jakpro selaku pengembang JIS untuk membuatkan Kampung Deret. Selanjutnya, pada 27 Juli 2020, Jakpro menyanggupi proyek Kampung Deret itu melalui rapat konsolidasi bersama warga. Jakpro menyanggupi untuk membangun Kampung Deret di sekitar JIS sebanyak 50 unit pada saat itu.

 

“Waktu rapat itu, dari warga Kampung Bayam ada 10 orang, dari Jakpro ada 3 personel,” kata pria 32 tahun ini.

Design Officer Jakarta Internasional Stadium (JIS) PT Jakpro, Ni Wayan Anantasia mengatakan, rencana pembangunan Kampung Deret disebut masih dalam tahap pengkajian.

“Karena dalam hal pengembangan rumah deret itu bisa saja masuk ke dalam pengembangan zona hijau. Harus kita diskusikan dan godok, kira-kira apakah ini masih layak atau tidak,” sambungnya.

Namun, Tasia tidak bisa menyebutkan kapan waktunya rencana tersebut akan diputuskan.

Kena Gusur

Sejumlah pedagang tanaman hias yang berjualan di pinggir jalanan di Jalan Danau Sunter Barat, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara juga kena dampak pembangunan JIS. Mereka akan segera direlokasi.

Lurah Sunter, Agung Danang Wijanarka mengatakan, pedagang tanaman hias di jalan ini akan mendapat uang pengganti sebesar Rp 4 juta melalui Bank DKI setelah mereka pindah.

“Biaya penggantian dengan narasi membeli tanaman dengan nilai Rp 4 juta untuk 31 pedagang. Setiap orang wajib memiliki rekening Bank DKI dan dibayarkan ketika pedagang sudah pindah,” ujarnya

Batas waktu relokasi pedagang tanaman hias paling lambat Maret 2021. Relokasi tempat ditentukan oleh Bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Jakarta Utara sesuai ketersediaan lahan.

Sebagian besar pedagang tanaman hias menyatakan nurut saja dengan keputusan pemerintah.

Perwakilan pedagang, Solihah, mengaku belum mengetahui pasti akan direlokasi ke mana. Pedagang berharap tempat baru nanti letaknya tak jauh dari tempatnya berjualan tanaman hias saat ini.

“Katanya dipindah ke dekat lapangan golf, Kemayoran. Tapi, belum tau pasti karena katanya lagi disiapkan tempatnya. Kalau lokasi pindahnya jauh dari lokasi yang sekarang, pelanggan akan hilang,” ungkapnya.

Setengah Jalan

Direktur Proyek PT Jakarta Propertindo (Jakpro), Iwan Takwin mengatakan, pembangunan JIS telah memasuki minggu ke-77.

 

Berdasarkan pemantauan dari atas, stadion utama mulai kelihatan bentuknya. Tiang-tiang pancang dan tribun sudah mulai dibikin. Sudah ada dua lapangan latih dengan rumput amat hijau berlokasi di sebelah utara sta­dion utama. Lapangan latih ini bahkan telah diresmikan akhir bulan Desember 2020.

Lapangan latih JIS yang memakai rumput hybrid berstandar internasional yang merupakan kombinasi dari rumput sintetis dan alami. Kemegahan JIS kontras dengan pemandangan sekitarnya. Ada sejumlah permukiman kumuh berderet memanjang di pinggir tol, rel kereta, tak jauh dari stadion utama.

Iwan menerangkan, dalam setahun terakhir ini, pembangunan JIS tetap berlangsung meski dalam situasi pandemi Covid-19, tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat.

“Sudah mencapai 48,41 persen. Ini capaian positif di mana target pembangunan pada minggu ke-77 ini yaitu 48,28 persen,” kata Iwan dalam keterangan tertulisnya, kemarin.

Jakpro berkomitmen merampungkan milestone proyek kebanggaan masyarakat Jakarta sesuai target. Adapun pencapaian yang telah dilakukan JIS saat ini adalah penyelesaian pengerjaan dua lapangan latih yang lokasinya berada di sebelah utara stadion utama.

Rencananya, pada Mei 2021 lapangan latih ini akan memasuki tahap evaluasi sehingga diharapkan pada pertengahan tahun 2021 dapat beroperasi dan digunakan. Pihaknya membatasi setiap akses dan aktivitas di atas rumput lapangan latih, termasuk juga para pekerja proyek.

“Kita kawal bersama agar proyek strategis Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat rampung sesuai target yang diharapkan,” ujar Iwan.

Sementara itu, realisasi kompensasi lahan JIS diklaim Jakpro sudah mencapai 94,02 persen dari jumlah KK warga Kampung Bayam yang terdata. Corporate Communications Manager Jakpro Melisa Sjach meminta, warga sudah menerima kompensasi segera pindah dari lahan JIS yang kini sedang dalam proses pembangunan.

“Warga yang telah menerima kompensasi diberikan kesempatan untuk mengosongkan area eksisting dan melakukan pembongkaran mandiri dengan jangka waktu maksimal 30 hari sejak dana diterima,” kata Melisa dalam keterangannya.

Dijelaskannya, jumlah kompensasi yang sudah dibayar terhitung Juli 2020 hingga Februari ebruari 2021 sebanyak 590 KK dari 672 KK yang terdaftar. Besaran dana yang diberikan kepada warga Kampung Bayam sudah ditentukan melalui konsultan independen pada Februari 2020 lalu.

Proyek JIS diproyeksi menelan biaya Rp 4,4 triliun dan diproyeksikan rampung pada 2021.

JIS nantinya akan jadi lapangan sepak bola di Indonesia pertama yang rumputnya menggunakan rumput hybrid berstandar internasional FIFA. Stadion utama JIS juga akan menggunakan rumput yang sama. Salah satu kelebihan rumput hybrid, lapangan dapat digunakan hingga 1.000 jam pertandingan bila dibandingkan hanya menggunakan rumput natural, yakni hanya 300 jam pertandingan.

Dengan memakai rumput hybrid, JIS dimungkinkan menggelar dua pertandingan dalam satu hari. Stadion ini dibangun dengan konsep green building dan memiliki fungsi multipurpose venue. JIS bisa digunakan untuk kegiatan besar lain seperti konser musik.

Kelebihan lain JIS, dilengkapi atap buka tutup atau retractable roof yang mengadopsi struktur space frame atau kerangka struktural tiga dimensi. Selain itu, dilengkapi fitur sky viewing deck. Pengunjung dapat menikmati pemandangan lapangan dari sisi atas stadion dan mengelilingi lingkaran atap stadion. [FAQ]

]]> Sejumlah warga yang tinggal di sekitar proyek Pembangunan Stadion Jakarta International Stadium (JIS), Tanjung Priok, Jakarta Utara, menolak angkat kaki. Mereka menuntut Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membangun Kampung Deret seperti yang pernah dijanjikan Anies Baswedan.

Warga itu tinggal di pinggir rel kereta dan bantaran kali di sekitar JIS. Warga tidak mau angkat kaki jika tidak ada surat pernyataan resmi dari PT Jakarta Propertindo atau Jak Pro, yang isinya bersedia memberikan mereka pemukiman Kampung Deret.

“Sebelum itu ditandatangani bersama dan sepakati bersama, kami tidak akan hengkang dari sini,” tegas salah satu warga, Muhammad Furqon, Sabtu (27/02).

Furqon mengingatkan, membangun Kampung Deret merupakan janji Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kepada warga Kebun Bayam.

“Saya mohon kepada Bapak (Anies) atas inisiasi niat Bapak (Anies) kepada kami 50 KK (Kepala Keluarga), yang akan membangun peradaban kembali. Mohon peradaban itu dikembalikan sesuai dengan pembicaraan kita,” tutur Furqon.

Furqon mengatakan, klaim dari pihak Jak Pro yang menyampaikan telah membayar ganti untung terhadap 590 KK, belum mencakup jumlah seluruh warga. Sebab, jumlah warga Kampung Bayam sebanyak 627 KK.

“Kalau kompensasi santunan, itu namanya bukan ganti untung,” terangnya.

Jika kompensasi dinamakan ganti untung, lanjut Furqon, pihak JIS seharusnya bukan hanya memberi kompensasi uang, tapi juga membangunkan hunian tempat tinggal. Dan, menyiapkan kegiatan ekonomi masyarakatnya.

Dia menilai, kompensasi yang diberikan Jak Pro masih di bawah standar karena tak cukup untuk membangun hunian baru. Bahkan, beberapa KK hanya menerima uang kompensasi sebesar Rp 4 juta. Dana itu sudah digunakan untuk membangun hunian sementara tanpa dibantu Jakpro.

Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim mengatakan, masih ada sekitar 20 persen warga Kampung Bayam, Jakarta Utara, yang masih bertahan untuk tinggal di kawasan pembangunan JIS.

“Sebanyak 80 persen warga sudah dibersihkan (relokasi),” kata Ali usai dilantik menjadi Wali Kota Jakarta Utara di Balai Kota DKI, Selasa, (23/02).

Ali menjelaskan, relokasi warga Kampung Bayam masih terus berjalan. Pemerintah telah menginstruksikan PT Jakarta Propertindo atau Jakpro untuk memindahkan permukiman di kawasan pembangunan JIS.

Pemerintah, paparnya, akan membangunkan hunian sementara di Jalan Tongkol bagi warga yang masih bertahan di kawasan JIS.

“Sebagian akan dipindahkan ke shelter. Tapi, sebagian besar sudah ada kesepakatan dengan Jakpro dan mereka mau pindah,” jelasnya.

Sekretaris Kelompok Urban Farming Kampung Bayam, Husni Mubarok menceritakan tentang rencana awal pembangunan Kampung Deret. Menurutnya, pada 28 Agustus 2019, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memerintahkan Jakpro selaku pengembang JIS untuk membuatkan Kampung Deret. Selanjutnya, pada 27 Juli 2020, Jakpro menyanggupi proyek Kampung Deret itu melalui rapat konsolidasi bersama warga. Jakpro menyanggupi untuk membangun Kampung Deret di sekitar JIS sebanyak 50 unit pada saat itu.

 

“Waktu rapat itu, dari warga Kampung Bayam ada 10 orang, dari Jakpro ada 3 personel,” kata pria 32 tahun ini.

Design Officer Jakarta Internasional Stadium (JIS) PT Jakpro, Ni Wayan Anantasia mengatakan, rencana pembangunan Kampung Deret disebut masih dalam tahap pengkajian.

“Karena dalam hal pengembangan rumah deret itu bisa saja masuk ke dalam pengembangan zona hijau. Harus kita diskusikan dan godok, kira-kira apakah ini masih layak atau tidak,” sambungnya.

Namun, Tasia tidak bisa menyebutkan kapan waktunya rencana tersebut akan diputuskan.

Kena Gusur

Sejumlah pedagang tanaman hias yang berjualan di pinggir jalanan di Jalan Danau Sunter Barat, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara juga kena dampak pembangunan JIS. Mereka akan segera direlokasi.

Lurah Sunter, Agung Danang Wijanarka mengatakan, pedagang tanaman hias di jalan ini akan mendapat uang pengganti sebesar Rp 4 juta melalui Bank DKI setelah mereka pindah.

“Biaya penggantian dengan narasi membeli tanaman dengan nilai Rp 4 juta untuk 31 pedagang. Setiap orang wajib memiliki rekening Bank DKI dan dibayarkan ketika pedagang sudah pindah,” ujarnya

Batas waktu relokasi pedagang tanaman hias paling lambat Maret 2021. Relokasi tempat ditentukan oleh Bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Jakarta Utara sesuai ketersediaan lahan.

Sebagian besar pedagang tanaman hias menyatakan nurut saja dengan keputusan pemerintah.

Perwakilan pedagang, Solihah, mengaku belum mengetahui pasti akan direlokasi ke mana. Pedagang berharap tempat baru nanti letaknya tak jauh dari tempatnya berjualan tanaman hias saat ini.

“Katanya dipindah ke dekat lapangan golf, Kemayoran. Tapi, belum tau pasti karena katanya lagi disiapkan tempatnya. Kalau lokasi pindahnya jauh dari lokasi yang sekarang, pelanggan akan hilang,” ungkapnya.

Setengah Jalan

Direktur Proyek PT Jakarta Propertindo (Jakpro), Iwan Takwin mengatakan, pembangunan JIS telah memasuki minggu ke-77.

 

Berdasarkan pemantauan dari atas, stadion utama mulai kelihatan bentuknya. Tiang-tiang pancang dan tribun sudah mulai dibikin. Sudah ada dua lapangan latih dengan rumput amat hijau berlokasi di sebelah utara sta­dion utama. Lapangan latih ini bahkan telah diresmikan akhir bulan Desember 2020.

Lapangan latih JIS yang memakai rumput hybrid berstandar internasional yang merupakan kombinasi dari rumput sintetis dan alami. Kemegahan JIS kontras dengan pemandangan sekitarnya. Ada sejumlah permukiman kumuh berderet memanjang di pinggir tol, rel kereta, tak jauh dari stadion utama.

Iwan menerangkan, dalam setahun terakhir ini, pembangunan JIS tetap berlangsung meski dalam situasi pandemi Covid-19, tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat.

“Sudah mencapai 48,41 persen. Ini capaian positif di mana target pembangunan pada minggu ke-77 ini yaitu 48,28 persen,” kata Iwan dalam keterangan tertulisnya, kemarin.

Jakpro berkomitmen merampungkan milestone proyek kebanggaan masyarakat Jakarta sesuai target. Adapun pencapaian yang telah dilakukan JIS saat ini adalah penyelesaian pengerjaan dua lapangan latih yang lokasinya berada di sebelah utara stadion utama.

Rencananya, pada Mei 2021 lapangan latih ini akan memasuki tahap evaluasi sehingga diharapkan pada pertengahan tahun 2021 dapat beroperasi dan digunakan. Pihaknya membatasi setiap akses dan aktivitas di atas rumput lapangan latih, termasuk juga para pekerja proyek.

“Kita kawal bersama agar proyek strategis Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat rampung sesuai target yang diharapkan,” ujar Iwan.

Sementara itu, realisasi kompensasi lahan JIS diklaim Jakpro sudah mencapai 94,02 persen dari jumlah KK warga Kampung Bayam yang terdata. Corporate Communications Manager Jakpro Melisa Sjach meminta, warga sudah menerima kompensasi segera pindah dari lahan JIS yang kini sedang dalam proses pembangunan.

“Warga yang telah menerima kompensasi diberikan kesempatan untuk mengosongkan area eksisting dan melakukan pembongkaran mandiri dengan jangka waktu maksimal 30 hari sejak dana diterima,” kata Melisa dalam keterangannya.

Dijelaskannya, jumlah kompensasi yang sudah dibayar terhitung Juli 2020 hingga Februari ebruari 2021 sebanyak 590 KK dari 672 KK yang terdaftar. Besaran dana yang diberikan kepada warga Kampung Bayam sudah ditentukan melalui konsultan independen pada Februari 2020 lalu.

Proyek JIS diproyeksi menelan biaya Rp 4,4 triliun dan diproyeksikan rampung pada 2021.

JIS nantinya akan jadi lapangan sepak bola di Indonesia pertama yang rumputnya menggunakan rumput hybrid berstandar internasional FIFA. Stadion utama JIS juga akan menggunakan rumput yang sama. Salah satu kelebihan rumput hybrid, lapangan dapat digunakan hingga 1.000 jam pertandingan bila dibandingkan hanya menggunakan rumput natural, yakni hanya 300 jam pertandingan.

Dengan memakai rumput hybrid, JIS dimungkinkan menggelar dua pertandingan dalam satu hari. Stadion ini dibangun dengan konsep green building dan memiliki fungsi multipurpose venue. JIS bisa digunakan untuk kegiatan besar lain seperti konser musik.

Kelebihan lain JIS, dilengkapi atap buka tutup atau retractable roof yang mengadopsi struktur space frame atau kerangka struktural tiga dimensi. Selain itu, dilengkapi fitur sky viewing deck. Pengunjung dapat menikmati pemandangan lapangan dari sisi atas stadion dan mengelilingi lingkaran atap stadion. [FAQ]
]]>.
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories