Menlu Szijjártó Sowan Ke Menlu Retno RI-Hungaria Sepakat Genjot Kerja Sama Ekonomi Digital

Menlu Hungaria Péter Szijjártó datang ke Jakarta, sebagai follow-up kedatangan Perdana Menteri (PM) Viktor Orban tahun lalu. Selain meneken kesepakatan pembentukan Indonesia-Hungary Investment Fund, kedua negara juga ingin menggenjot kerja sama perdagangan dan ekonomi digital.

Di Gedung Pancasila, Kemen­terian Luar Negeri, kemarin, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi dan Menlu Péter Szijjártó menandatangani dua kesepakatan. Yaitu Memorandum of Understanding (MoU) peningkatan kapasitas diplomatik dan Letter of Intent (LoI) pem­bentukan Indonesia-Hungary Investment Fund. Kesepakatan itu menindaklanjuti pertemuan 23 Januari 2020, antara Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban dengan Presiden Joko Widodo

Dari pertemuan tersebut, keduanya sepakat membentuk Indo­nesia-Hungary Investment Fund sebesar 500 juga dolar AS (Rp 7 triliun). Selain itu, kerja sama bilateral juga telah dijalankan dalam sejumlah bidang. Menurut data Kementerian Luar Negeri, pada 2019 Hungaria menyele­saikan 36 proyek pengadaan air bersih di 12 provinsi.

Kemudian perusahaan Roatex asal Hungaria diumumkan sebagai pemenang tender pembangunan sistem pembayaran elektronik (Multi Lane Free Flow/MLFF) untuk jalan tol di Indonesia.

“Menteri Peter dan saya berdis­kusi secara terbuka dan produktif mengenai berbagai isu. Termasuk menindaklanjuti kunjungan PM Orban ke Jakarta tahun lalu,” kata Retno, dalam pernyataan pers secara virtual, kemarin.

Indonesia, lanjutnya, me­nyambut baik minat pengusaha Hungaria pada proyek pembangunan di Indonesia. Partisipasi Hungaria pada proyek pemba­yaran elektronik sistem tol, menjadi salah satu kisah sukses kerja sama dan partisipasi pengusaha Hungaria pada proyek infrastruktur Indonesia.

Di bidang perdagangan, lanjut Retno, kedua negara mengalami peningkatan pada 2020 sampai 212 juta dolar AS (sekitar Rp 2,9 triliun). Jumlah tersebut meningkat lebih dari 13 persen dibanding pada 2019.

Karena itu, kedua Menlu sepa­kat untuk terus mengupayakan peningkatan nilai perdagangan. Termasuk pembentukan hak atau pemasaran produk-produk Indonesia di Budapest, serta mendorong ekspor produk kom­ponen dan otomotif.

Terkait LoImengenai pem­bentukan Indonesia-Hungary Investment Fund, mantan Dubes RIuntuk Belanda itu menyatakan, skema itu diharapkan bisa meningkatkan partisipasi Hungaria pada proyek-proyek infrastruktur digi­tal, seperti instalasi pengelolaan air dan pelayanan umum. Retno juga menilai, kerja sama bidang ekonomi digital dan keamanan siber antara RI-Hungaria terus mengalami peningkatan.

 

“Sebagai ekonomi terbesar kedua negara, Indonesia memi­liki ekosistem menjanjikan. Sedangkan Hungaria merupakan pemain ekonomi digital terdepan di Eropa,” kata Retno.

Sedangkan Szijjártó menga­takan, Indonesia adalah negara berpenduduk keempat terbesar di dunia yang berperan sangat penting dalam strategi hubungan ekonomi luar negeri untuk Hungaria. Salah satu contoh kerja sama ekonomi RI-Hongaria adalah peran Hungarian Export- Import Bank (Exim Bank) yang sudah membangun 15 inovasi di Indonesia, termasuk memberi listrik bagi 4 juta rumah tangga.

Suarakan Sawit

Isu lain yang turut dibahas adalah masalah sawit di Uni Eropa. Retno menyampaikan keprihatinan Indonesia terhadap diskriminasi komoditas minyak kelapa sawit Indonesia di Eropa. Dia membeberkan, kemitraan strategis antara ASEAN dan Uni Eropa pada Desember lalu dapat memberikan kesempatan kedua kawasan untuk mencegah diskriminasi dan meningkatkan pemahaman terhadap produk-produk minyak kelapa sawit.

“Antara lain melalui Joint Working Group on Vegetable Oils. Saya terus mendorong Uni Eropa, termasuk Hungaria, untuk mendukung upaya Joint Working Group ini,” jelas Retno dalam keterangan persnya.

Sebagai informasi, selama ini Indonesia melihat, Uni Eropa te­lah melakukan kampanye hitam terhadap produk sawit asal Indo­nesia. Hal itu yang mendasari Pemerintah Indonesia mengaju­kan gugatan kepada World Trade Organization (WTO) terkait diskriminasi produk sawit yang dilakukan oleh Eropa.

100 Beasiswa

Sementara Menlu Hungaria lebih berfokus membahas kerja sama ekonomi. Ia mengaku senang, karena Hungaria membantu ber­investasi teknologi di sektor trans­portasi Indonesia. Namun ia mene­kankan, kerja sama yang lebih baik adalah antar masyarakat, seperti dalam bidang pendidikan.

Szijjártó mengaku senang karena makin banyak orang Indonesia yang tertarik belajar di Hungaria. Ia lantas menyebut ada 100 beasiswa yang dise­diakan pemerintah Hungaria per tahun untuk Indonesia. [MEL]

]]> Menlu Hungaria Péter Szijjártó datang ke Jakarta, sebagai follow-up kedatangan Perdana Menteri (PM) Viktor Orban tahun lalu. Selain meneken kesepakatan pembentukan Indonesia-Hungary Investment Fund, kedua negara juga ingin menggenjot kerja sama perdagangan dan ekonomi digital.

Di Gedung Pancasila, Kemen­terian Luar Negeri, kemarin, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi dan Menlu Péter Szijjártó menandatangani dua kesepakatan. Yaitu Memorandum of Understanding (MoU) peningkatan kapasitas diplomatik dan Letter of Intent (LoI) pem­bentukan Indonesia-Hungary Investment Fund. Kesepakatan itu menindaklanjuti pertemuan 23 Januari 2020, antara Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban dengan Presiden Joko Widodo

Dari pertemuan tersebut, keduanya sepakat membentuk Indo­nesia-Hungary Investment Fund sebesar 500 juga dolar AS (Rp 7 triliun). Selain itu, kerja sama bilateral juga telah dijalankan dalam sejumlah bidang. Menurut data Kementerian Luar Negeri, pada 2019 Hungaria menyele­saikan 36 proyek pengadaan air bersih di 12 provinsi.

Kemudian perusahaan Roatex asal Hungaria diumumkan sebagai pemenang tender pembangunan sistem pembayaran elektronik (Multi Lane Free Flow/MLFF) untuk jalan tol di Indonesia.

“Menteri Peter dan saya berdis­kusi secara terbuka dan produktif mengenai berbagai isu. Termasuk menindaklanjuti kunjungan PM Orban ke Jakarta tahun lalu,” kata Retno, dalam pernyataan pers secara virtual, kemarin.

Indonesia, lanjutnya, me­nyambut baik minat pengusaha Hungaria pada proyek pembangunan di Indonesia. Partisipasi Hungaria pada proyek pemba­yaran elektronik sistem tol, menjadi salah satu kisah sukses kerja sama dan partisipasi pengusaha Hungaria pada proyek infrastruktur Indonesia.

Di bidang perdagangan, lanjut Retno, kedua negara mengalami peningkatan pada 2020 sampai 212 juta dolar AS (sekitar Rp 2,9 triliun). Jumlah tersebut meningkat lebih dari 13 persen dibanding pada 2019.

Karena itu, kedua Menlu sepa­kat untuk terus mengupayakan peningkatan nilai perdagangan. Termasuk pembentukan hak atau pemasaran produk-produk Indonesia di Budapest, serta mendorong ekspor produk kom­ponen dan otomotif.

Terkait LoImengenai pem­bentukan Indonesia-Hungary Investment Fund, mantan Dubes RIuntuk Belanda itu menyatakan, skema itu diharapkan bisa meningkatkan partisipasi Hungaria pada proyek-proyek infrastruktur digi­tal, seperti instalasi pengelolaan air dan pelayanan umum. Retno juga menilai, kerja sama bidang ekonomi digital dan keamanan siber antara RI-Hungaria terus mengalami peningkatan.

 

“Sebagai ekonomi terbesar kedua negara, Indonesia memi­liki ekosistem menjanjikan. Sedangkan Hungaria merupakan pemain ekonomi digital terdepan di Eropa,” kata Retno.

Sedangkan Szijjártó menga­takan, Indonesia adalah negara berpenduduk keempat terbesar di dunia yang berperan sangat penting dalam strategi hubungan ekonomi luar negeri untuk Hungaria. Salah satu contoh kerja sama ekonomi RI-Hongaria adalah peran Hungarian Export- Import Bank (Exim Bank) yang sudah membangun 15 inovasi di Indonesia, termasuk memberi listrik bagi 4 juta rumah tangga.

Suarakan Sawit

Isu lain yang turut dibahas adalah masalah sawit di Uni Eropa. Retno menyampaikan keprihatinan Indonesia terhadap diskriminasi komoditas minyak kelapa sawit Indonesia di Eropa. Dia membeberkan, kemitraan strategis antara ASEAN dan Uni Eropa pada Desember lalu dapat memberikan kesempatan kedua kawasan untuk mencegah diskriminasi dan meningkatkan pemahaman terhadap produk-produk minyak kelapa sawit.

“Antara lain melalui Joint Working Group on Vegetable Oils. Saya terus mendorong Uni Eropa, termasuk Hungaria, untuk mendukung upaya Joint Working Group ini,” jelas Retno dalam keterangan persnya.

Sebagai informasi, selama ini Indonesia melihat, Uni Eropa te­lah melakukan kampanye hitam terhadap produk sawit asal Indo­nesia. Hal itu yang mendasari Pemerintah Indonesia mengaju­kan gugatan kepada World Trade Organization (WTO) terkait diskriminasi produk sawit yang dilakukan oleh Eropa.

100 Beasiswa

Sementara Menlu Hungaria lebih berfokus membahas kerja sama ekonomi. Ia mengaku senang, karena Hungaria membantu ber­investasi teknologi di sektor trans­portasi Indonesia. Namun ia mene­kankan, kerja sama yang lebih baik adalah antar masyarakat, seperti dalam bidang pendidikan.

Szijjártó mengaku senang karena makin banyak orang Indonesia yang tertarik belajar di Hungaria. Ia lantas menyebut ada 100 beasiswa yang dise­diakan pemerintah Hungaria per tahun untuk Indonesia. [MEL]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories