Menkominfo Perkuat Infrastruktur Digital 4G Di Natuna
Pemerintah terus mempercepat pembangunan Infrastruktur digital di wilayah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3 T). Infrastruktur digital sangat penting dalam menjaga kedaulatan negara di tengah pandemi Covid-19.
“Infrastruktur digital adalah pokok dan penting dalam menjaga kedaulatan negara, semisal melalui telekomunikasi dan informasi terkait keamanan perairan laut,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate dalam acara peletakkan batu pertama pembangunan BTS (Base Transceiver Station) 4G di Desa Kelanga, Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (22/04).
Menurut dia, Natuna sebagai salah satu wilayah terluar Indonesia mendapat perhatian yang tinggi untuk pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan informasi.
Oleh karena itu, peletakan batu pertama tersebut merupakan rangkaian awal dalam membangun infrastruktur BTS serupa di seluruh desa/kelurahan wilayah 3T di Indonesia yang selama ini memang belum terlayani oleh sinyal 4G.
“Pembangunan infrastruktur tersebut dibangun pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo dengan sumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),” ucap dia.
Kominfo, lanjut Johnny, mendapat instruksi dari Presiden Jokowi untuk membangun infrastruktur telekomunikasi dan internet sebagai salah satu pilar utama percepatan transformasi digital nasional dengan mengutamakan daerah-daerah yang selama ini masih tertinggal.
“Kita berharap kerja besar ini akan menjadi salah satu jejak sejarah yang penting untuk Indonesia. Pada saat masyarakat bermigrasi dari aktivitas fisik ke digital, maka ketersediaan infrastruktur telekomunikasi dan layanan digital menjadi keharusan,” kata Johnny.
Dalam kesempatan itu, Menteri dari Partai NasDem ini turut mengingatkan bahwa penggunaan layanan 4G harus bertujuan untuk hal yang produktif, kreatif dan positif.
“Bersama kita harus mencegah maraknya konten negatif, konten yang dapat memecah belah bangsa, semisal hoaks,” kata dia.
Untuk itu, Menteri Johnny menilai, edukasi tentang literasi digital dengan semangat #makincakapdigital perlu sedini mungkin disampaikan kepada warga dan masyarakat umum.
Dalam kesempatan sama, Direktur Utama BAKTI, Anang Latif mengatakan, di Provinsi Kepulauan Riau mendapat tambahan alokasi pembangunan BTS 4G pada tahun 2021-2022.
“Di Kabupaten Bintan akan dibangun BTS 4G di 5 desa. Di Kabupaten Karimun dibangun di satu desa. Di Kepulauan Anambas akan dibangun di 12 desa. Dan di Kabupaten Natuna akan dibangun di 17 desa,” kata Anang dikutip Antara.
Pembangunan BTS di Desa Kelanga tersebut, adalah awal masa penting lanjutan pembangunan BTS di 7.904 desa dan kelurahan yang belum pernah tersentuh akses 4G. Pembangunan ini akan berlangsung selama dua tahun, yakni di 4.200 desa/kelurahan pada 2021 dan di 3.704 desa/kelurahan pada 2022.
Adapun pembangunan ini akan dibagi ke dalam 5 paket, dengan rincian paket 1 sebanyak 1.364 desa/kelurahan yang meliputi Area 1 Sumatera (132), Area 2 Nusa Tenggara (456), dan Area 3 Kalimantan (776).
Paket 2 sebanyak 1.336 desa/kelurahan yang meliputi Area 4 Sulawesi (536) dan Area 5 Maluku (800), lalu paket 3 sebanyak 1.795 desa/kelurahan yang meliputi Area 6 Papua Barat (824), Area 7 Papua Bagian Tengah Barat (971).
Selanjutnya, paket 4 sebanyak 1.879 desa/kelurahan yang mencakup Area 8 Papua Bagian Tengah Utara (1.819), serta paket 5 sebanyak 1.590 desa/kelurahan yang mencakup Area 9 Papua Bagian Timur Selatan (1.590). [MFA]
]]> Pemerintah terus mempercepat pembangunan Infrastruktur digital di wilayah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3 T). Infrastruktur digital sangat penting dalam menjaga kedaulatan negara di tengah pandemi Covid-19.
“Infrastruktur digital adalah pokok dan penting dalam menjaga kedaulatan negara, semisal melalui telekomunikasi dan informasi terkait keamanan perairan laut,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate dalam acara peletakkan batu pertama pembangunan BTS (Base Transceiver Station) 4G di Desa Kelanga, Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (22/04).
Menurut dia, Natuna sebagai salah satu wilayah terluar Indonesia mendapat perhatian yang tinggi untuk pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan informasi.
Oleh karena itu, peletakan batu pertama tersebut merupakan rangkaian awal dalam membangun infrastruktur BTS serupa di seluruh desa/kelurahan wilayah 3T di Indonesia yang selama ini memang belum terlayani oleh sinyal 4G.
“Pembangunan infrastruktur tersebut dibangun pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo dengan sumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),” ucap dia.
Kominfo, lanjut Johnny, mendapat instruksi dari Presiden Jokowi untuk membangun infrastruktur telekomunikasi dan internet sebagai salah satu pilar utama percepatan transformasi digital nasional dengan mengutamakan daerah-daerah yang selama ini masih tertinggal.
“Kita berharap kerja besar ini akan menjadi salah satu jejak sejarah yang penting untuk Indonesia. Pada saat masyarakat bermigrasi dari aktivitas fisik ke digital, maka ketersediaan infrastruktur telekomunikasi dan layanan digital menjadi keharusan,” kata Johnny.
Dalam kesempatan itu, Menteri dari Partai NasDem ini turut mengingatkan bahwa penggunaan layanan 4G harus bertujuan untuk hal yang produktif, kreatif dan positif.
“Bersama kita harus mencegah maraknya konten negatif, konten yang dapat memecah belah bangsa, semisal hoaks,” kata dia.
Untuk itu, Menteri Johnny menilai, edukasi tentang literasi digital dengan semangat #makincakapdigital perlu sedini mungkin disampaikan kepada warga dan masyarakat umum.
Dalam kesempatan sama, Direktur Utama BAKTI, Anang Latif mengatakan, di Provinsi Kepulauan Riau mendapat tambahan alokasi pembangunan BTS 4G pada tahun 2021-2022.
“Di Kabupaten Bintan akan dibangun BTS 4G di 5 desa. Di Kabupaten Karimun dibangun di satu desa. Di Kepulauan Anambas akan dibangun di 12 desa. Dan di Kabupaten Natuna akan dibangun di 17 desa,” kata Anang dikutip Antara.
Pembangunan BTS di Desa Kelanga tersebut, adalah awal masa penting lanjutan pembangunan BTS di 7.904 desa dan kelurahan yang belum pernah tersentuh akses 4G. Pembangunan ini akan berlangsung selama dua tahun, yakni di 4.200 desa/kelurahan pada 2021 dan di 3.704 desa/kelurahan pada 2022.
Adapun pembangunan ini akan dibagi ke dalam 5 paket, dengan rincian paket 1 sebanyak 1.364 desa/kelurahan yang meliputi Area 1 Sumatera (132), Area 2 Nusa Tenggara (456), dan Area 3 Kalimantan (776).
Paket 2 sebanyak 1.336 desa/kelurahan yang meliputi Area 4 Sulawesi (536) dan Area 5 Maluku (800), lalu paket 3 sebanyak 1.795 desa/kelurahan yang meliputi Area 6 Papua Barat (824), Area 7 Papua Bagian Tengah Barat (971).
Selanjutnya, paket 4 sebanyak 1.879 desa/kelurahan yang mencakup Area 8 Papua Bagian Tengah Utara (1.819), serta paket 5 sebanyak 1.590 desa/kelurahan yang mencakup Area 9 Papua Bagian Timur Selatan (1.590). [MFA]
]]>.
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .