Menko PMK Berharap Zakat Bisa Bantu Pemulihan Ekonomi

Zakat sangat berpotensi untuk membantu pemulihan ekonomi nasional dan ikut membantu masyarakat yang tidak mampu. Zakat juga terbagi menjadi dua jenis, yakni zakat fitrah dan zakat mal atau zakat harta.

Hal itu diungkapkan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat memberikan arahan dalam launching Lazis Kemandirian Umat (Lazisku) Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KBPII), seperti keterangan pers yang diterima RM.id, pada Sabtu (1/5).

“Kalau kita bicara soal zakat itu sebetulnya yang harus disasar adalah orang miskin dulu. Jangan terus berpikir untuk yang lain,” ujar Muhadjir.

Dia menjelaskan, berdasarkan outlook data zakat 2021 Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), total potensi zakat di Indonesia, sebesar Rp 327,6 triliun. 

Besar potensi tersebut dirinci berdasarkan ragam jenisnya yakni zakat pertanian  Rp 19,9 triliun, zakat peternakan Rp 19,51 triliun, zakat uang Rp 58,78 triliun, zakat penghasilan dan jasa Rp 139,7 triliun, dan zakat perusahaan Rp 144,5 triliun.

“Karena itu, zakat sangat berpotensi untuk membantu pemulihan ekonomi nasional dan membantu mereka yang tergolong miskin. Data BPS menunjukkan, jumlah penduduk miskin per September 2020 sebesar 27,55 juta orang, dan itu kemungkinan terus meningkat sampai saat ini,” tuturnya.

Berdasarkan riset Baznas, dari potensi zakat yang mencapai Rp 327,6 triliun, yang terealisasi baru mencapai Rp 71,4 triliun atau sekitar 21,7 persen. Dari jumlah ini Rp 61,2 triliun tidak melalui organisasi pengelola zakat (OPZ), resmi yakni Baznas, dan hanya Rp 10,2 triliun yang melalui OPZ resmi.

Karena itu, Muhadjir meminta kepada lembaga pengumpul zakat, khususnya Lazisku KBPII agar bisa berperan lebih aktif dalam menggerakkan orang yang wajib mengeluarkan zakat (muzakki), untuk menunaikan zakat. 

Hal itu bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti menggencarkan sosiaslisasi melalui media sosial, sampai ceramah kegaamaan mengimbau para muzakki untuk menunaikan zakat

“Tenaga pengumpul zakat juga harus profesional terlatih dengan prasyaratan yang diperlukan. Kemudian harus juga optimalisasi pendistribusian dan daya guna zakat untuk mereka yang benar membutuhkan,” tandasnya.

Sebagai informasi, Lazizku KBPII merupakan organisasi pengumpul zakat anyar yang dibentuk oleh Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KBPII). Lazisku memiliki visi membangun kemandirian umat islam Indonesia melalui pengelolaan dana zakat, infaq, dan sodaqoh. Lazisku diketuai oleh Soetrisno Bachir dan juga selaku Dewan Penasehat. [DIR]
 

]]> Zakat sangat berpotensi untuk membantu pemulihan ekonomi nasional dan ikut membantu masyarakat yang tidak mampu. Zakat juga terbagi menjadi dua jenis, yakni zakat fitrah dan zakat mal atau zakat harta.

Hal itu diungkapkan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat memberikan arahan dalam launching Lazis Kemandirian Umat (Lazisku) Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KBPII), seperti keterangan pers yang diterima RM.id, pada Sabtu (1/5).

“Kalau kita bicara soal zakat itu sebetulnya yang harus disasar adalah orang miskin dulu. Jangan terus berpikir untuk yang lain,” ujar Muhadjir.

Dia menjelaskan, berdasarkan outlook data zakat 2021 Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), total potensi zakat di Indonesia, sebesar Rp 327,6 triliun. 

Besar potensi tersebut dirinci berdasarkan ragam jenisnya yakni zakat pertanian  Rp 19,9 triliun, zakat peternakan Rp 19,51 triliun, zakat uang Rp 58,78 triliun, zakat penghasilan dan jasa Rp 139,7 triliun, dan zakat perusahaan Rp 144,5 triliun.

“Karena itu, zakat sangat berpotensi untuk membantu pemulihan ekonomi nasional dan membantu mereka yang tergolong miskin. Data BPS menunjukkan, jumlah penduduk miskin per September 2020 sebesar 27,55 juta orang, dan itu kemungkinan terus meningkat sampai saat ini,” tuturnya.

Berdasarkan riset Baznas, dari potensi zakat yang mencapai Rp 327,6 triliun, yang terealisasi baru mencapai Rp 71,4 triliun atau sekitar 21,7 persen. Dari jumlah ini Rp 61,2 triliun tidak melalui organisasi pengelola zakat (OPZ), resmi yakni Baznas, dan hanya Rp 10,2 triliun yang melalui OPZ resmi.

Karena itu, Muhadjir meminta kepada lembaga pengumpul zakat, khususnya Lazisku KBPII agar bisa berperan lebih aktif dalam menggerakkan orang yang wajib mengeluarkan zakat (muzakki), untuk menunaikan zakat. 

Hal itu bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti menggencarkan sosiaslisasi melalui media sosial, sampai ceramah kegaamaan mengimbau para muzakki untuk menunaikan zakat

“Tenaga pengumpul zakat juga harus profesional terlatih dengan prasyaratan yang diperlukan. Kemudian harus juga optimalisasi pendistribusian dan daya guna zakat untuk mereka yang benar membutuhkan,” tandasnya.

Sebagai informasi, Lazizku KBPII merupakan organisasi pengumpul zakat anyar yang dibentuk oleh Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KBPII). Lazisku memiliki visi membangun kemandirian umat islam Indonesia melalui pengelolaan dana zakat, infaq, dan sodaqoh. Lazisku diketuai oleh Soetrisno Bachir dan juga selaku Dewan Penasehat. [DIR]
 
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories