Melawan Corona Jokowi Tidak Mau Ditinggal Sendirian
Presiden Jokowi mengakui pemerintah tak bisa bekerja sendirian melawan pandemi Covid-19. Butuh dukungan dan kerja sama dari semua pihak, termasuk dari para tokoh dan pemuka agama. Kepala Negara pun menyampaikan apresiasi kepada masyarakat yang terus mendukung upaya pemerintah dalam melawan pandemi.
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat memimpin acara doa bersama lintas agama bertajuk #PrayFromHome: Dari Rumah untuk Indonesia, yang dilaksanakan secara virtual, kemarin. Doa ini disiarkan secara langsung stasiun TV nasional dan kanal informasi lainnya. Jokowi mengikuti acara ini dari Istana Bogor.
Acara yang diselenggarakan Kementerian Agama ini dihadiri Wapres Ma’ruf Amin, jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju, majelis-majelis agama, pimpinan lembaga negara, TNI/Polri, gubernur serta wali kota dan bupati.
Menag Yaqut Cholil Qoumas bergabung bersama enam tokoh pemuka agama yang sekaligus membacakan doa bersama di ujung acara. Mereka adalah Prof Quraish Shihab (Islam), Pendeta Lipius Biniluk (Protestan), Kardinal Suharyo (Katolik), I Nengah Dana (Hindu), Bhante Pannyavaro (Buddha), dan Xs Budi Tanuwibawa (Konghucu).
Dalam pidatonya, Jokowi mengatakan, bangsa Indonesia masih terus berjuang melawan pandemi Corona. Penyebaran virus asal China itu masih terus terjadi. Untuk mengatasi ini, pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. “Semua pihak harus kolaborasi bekerja sama saling tolong-menolong bergotong-royong untuk mengatasi ujian yang maha berat ini,” katanya.
Jokowi meyakini, untuk melawan pandemi selain, butuh upaya lahiriah, juga upaya batiniah. Yaitu dengan memanjatkan doa dan meminta pertolongan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, agar beban kita diringankan,
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini lalu menyampaikan terima kasih kepada seluruh elemen bangsa yang setia membangun optimisme dan mendukung langkah pemerintah. Ia juga bersyukur, pandangan ormas-ormas keagamaan senapas dalam melaksanakan protokol kesehatan. “Kerja keras pemerintah mengatasi persoalan wabah Covid-19 ini tidak mungkin berhasil tanpa dukungan dan kesadaran, serta partisipasi masyarakat,” ungkapnya.
Terakhir, Jokowi menyampaikan ungkapan duka cita kepada seluruh korban pandemi yang telah wafat. Jokowi mengajak semua pihak untuk mendoakan mereka, sekaligus mendoakan semua masyarakat yang saat ini sedang terpapar Covid-19 agar segera bisa sehat kembali.
Di awal acara, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk senantiasa berdoa. Kata dia, doa adalah senjata orang yang beriman, penenang jiwa, penumbuh optimisme. “Semoga kejadian luar biasa Covid-19 ini disegerakan berakhirnya,” kata Yaqut.
Ajakan Jokowi tadi mendapat sambutan hangat. Rektor Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Prof Imam Taufiq, yang mengikuti acara dari rumah pribadinya di Semarang, mengajak seluruh masyarakat terlibat langsung dalam menyelesaikan problema pandemi Covid-19 yang nyaris tidak terkendali ini. Salah satu yang bisa dilakukan, selain konsisten terhadap protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah, juga melakukan anjuran para kiai yaitu dengan berdoa.
Sementara itu, epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono meminta pemerintah mengubah strategi penanganan pandemi Covid-19. Kalau tak ada perubahan, ia memprediksi, pandemi tak akan pernah berakhir.
Menurut Pandu, pemerintah tidak bisa lagi menyerahkan penanganan Covid-19 pada Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN). Sudah terbukti, penanganan pandemi selama 15 bulan terakhir yang lebih mengutamakan pemulihan ekonomi telah berdampak fatal. Rumah sakit kolaps. Pasien Corona makin banyak yang meninggal.
Menurut alumni University of Pittsburgh, Amerika Serikat ini, pemerintah bisa menangani pandemi kalau tak lagi memprioritaskan pemulihan ekonomi. “Revitalisasi sistem pemerintahan yang fokus pengendalian pandemi yang dipimpin langsung oleh Presiden dan komandan lapangannya Menkes Budi Gunadi Sadikin,” tulis Pandu, di akun Twitter @drpriono1, kemarin. [BCG]
]]> Presiden Jokowi mengakui pemerintah tak bisa bekerja sendirian melawan pandemi Covid-19. Butuh dukungan dan kerja sama dari semua pihak, termasuk dari para tokoh dan pemuka agama. Kepala Negara pun menyampaikan apresiasi kepada masyarakat yang terus mendukung upaya pemerintah dalam melawan pandemi.
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat memimpin acara doa bersama lintas agama bertajuk #PrayFromHome: Dari Rumah untuk Indonesia, yang dilaksanakan secara virtual, kemarin. Doa ini disiarkan secara langsung stasiun TV nasional dan kanal informasi lainnya. Jokowi mengikuti acara ini dari Istana Bogor.
Acara yang diselenggarakan Kementerian Agama ini dihadiri Wapres Ma’ruf Amin, jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju, majelis-majelis agama, pimpinan lembaga negara, TNI/Polri, gubernur serta wali kota dan bupati.
Menag Yaqut Cholil Qoumas bergabung bersama enam tokoh pemuka agama yang sekaligus membacakan doa bersama di ujung acara. Mereka adalah Prof Quraish Shihab (Islam), Pendeta Lipius Biniluk (Protestan), Kardinal Suharyo (Katolik), I Nengah Dana (Hindu), Bhante Pannyavaro (Buddha), dan Xs Budi Tanuwibawa (Konghucu).
Dalam pidatonya, Jokowi mengatakan, bangsa Indonesia masih terus berjuang melawan pandemi Corona. Penyebaran virus asal China itu masih terus terjadi. Untuk mengatasi ini, pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. “Semua pihak harus kolaborasi bekerja sama saling tolong-menolong bergotong-royong untuk mengatasi ujian yang maha berat ini,” katanya.
Jokowi meyakini, untuk melawan pandemi selain, butuh upaya lahiriah, juga upaya batiniah. Yaitu dengan memanjatkan doa dan meminta pertolongan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, agar beban kita diringankan,
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini lalu menyampaikan terima kasih kepada seluruh elemen bangsa yang setia membangun optimisme dan mendukung langkah pemerintah. Ia juga bersyukur, pandangan ormas-ormas keagamaan senapas dalam melaksanakan protokol kesehatan. “Kerja keras pemerintah mengatasi persoalan wabah Covid-19 ini tidak mungkin berhasil tanpa dukungan dan kesadaran, serta partisipasi masyarakat,” ungkapnya.
Terakhir, Jokowi menyampaikan ungkapan duka cita kepada seluruh korban pandemi yang telah wafat. Jokowi mengajak semua pihak untuk mendoakan mereka, sekaligus mendoakan semua masyarakat yang saat ini sedang terpapar Covid-19 agar segera bisa sehat kembali.
Di awal acara, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk senantiasa berdoa. Kata dia, doa adalah senjata orang yang beriman, penenang jiwa, penumbuh optimisme. “Semoga kejadian luar biasa Covid-19 ini disegerakan berakhirnya,” kata Yaqut.
Ajakan Jokowi tadi mendapat sambutan hangat. Rektor Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Prof Imam Taufiq, yang mengikuti acara dari rumah pribadinya di Semarang, mengajak seluruh masyarakat terlibat langsung dalam menyelesaikan problema pandemi Covid-19 yang nyaris tidak terkendali ini. Salah satu yang bisa dilakukan, selain konsisten terhadap protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah, juga melakukan anjuran para kiai yaitu dengan berdoa.
Sementara itu, epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono meminta pemerintah mengubah strategi penanganan pandemi Covid-19. Kalau tak ada perubahan, ia memprediksi, pandemi tak akan pernah berakhir.
Menurut Pandu, pemerintah tidak bisa lagi menyerahkan penanganan Covid-19 pada Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN). Sudah terbukti, penanganan pandemi selama 15 bulan terakhir yang lebih mengutamakan pemulihan ekonomi telah berdampak fatal. Rumah sakit kolaps. Pasien Corona makin banyak yang meninggal.
Menurut alumni University of Pittsburgh, Amerika Serikat ini, pemerintah bisa menangani pandemi kalau tak lagi memprioritaskan pemulihan ekonomi. “Revitalisasi sistem pemerintahan yang fokus pengendalian pandemi yang dipimpin langsung oleh Presiden dan komandan lapangannya Menkes Budi Gunadi Sadikin,” tulis Pandu, di akun Twitter @drpriono1, kemarin. [BCG]
]]>.
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .