Longsor Terjang 3 Desa Sukabumi, 343 Jiwa Mengungsi .

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melaporkan terjadi pergerakan tanah di tiga desa Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. 

Desa yang terdampak adalah Desa Ciherang dan Desa Mekarsari di Kecamatan Nyalindung, selanjutnya Desa Ciengang di Kecamatan Gegerbitung.

Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dr Raditya Jati peristiwa pergeseran tanah dipicu oleh intensitas hujan secara terus menerus pada Kamis (4/2), pukul 18.00 WIB. 

BPBD Kabupaten Sukabumi, mencatat sebanyak 343 jiwa mengungsi akibat longsor. Di Kecamatan Nyalindung Desa Ciherang, 168 jiwa dan Desa Mekarsari 42 jiwa mengungsi. 

Selanjutnya, di Kecamatan Gegerbitung, Desa Ciengang sebanyak 133 jiwa mengungsi.“Pergerakan tanah juga mengakibatkan kerugian materil berupa 10 unit rumah rusak berat, 18 unit rumah rusak sedang, 9 unit rumah rusak ringan, 214 unit rumah terdampak dan 103 unit rumah terancam peristiwa tersebut,” ungkapnya.

Untuk mencegah korban jiwa, BPBD Kabupaten Sukabumi bersama Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Muspika), Relawan, masyarakat, dan tim gabungan melakukan upaya percepatan penanganan peristiwa tersebut dengan pembuatan Posko Tanggap Darurat bencana, pembuatan pos pengungsian, pembuatan MCK umum, pendirian dapur umum dan sarana air bersih.

Selain itu, BPBD Kabupaten Sukabumi melakukan pendataan dan rapat koordinasi agar warga yang terdampak pergerakan tanah untuk mengungsi ke SMP Ciengang dan SD Ciherang. 

BPBD juga melakukan kajian bersama InaRISK Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Hasilnya, wilayah Kabupaten Sukabumi memiliki risiko tanah longsor sedang hingga tinggi dengan luas bahaya sedikitnya 141.972 hektar. Sebanyak 46 Kecamatan dengan 340.151 jiwa berpotensi terpapar tanah longsor.

Menurut prakiraan cuaca oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, Dan Geofisika (BMKG), wilayah Kabupaten Sukabumi, termasuk dalam wilayah dengan potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang hingga Kamis (11/2) mendatang.

Untuk itu, BNPB mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dan siaga menghadapi musim hujan yang akan berlangsung di beberapa wilayah hingga akhir Februari 2021.Masyarakat dapat memantau prakiraan cuaca melalui laman BMKG dan mengetahui risiko bahaya wilayahnya melalui laman Inarisk. [FIK]

]]> .
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melaporkan terjadi pergerakan tanah di tiga desa Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. 

Desa yang terdampak adalah Desa Ciherang dan Desa Mekarsari di Kecamatan Nyalindung, selanjutnya Desa Ciengang di Kecamatan Gegerbitung.

Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dr Raditya Jati peristiwa pergeseran tanah dipicu oleh intensitas hujan secara terus menerus pada Kamis (4/2), pukul 18.00 WIB. 

BPBD Kabupaten Sukabumi, mencatat sebanyak 343 jiwa mengungsi akibat longsor. Di Kecamatan Nyalindung Desa Ciherang, 168 jiwa dan Desa Mekarsari 42 jiwa mengungsi. 

Selanjutnya, di Kecamatan Gegerbitung, Desa Ciengang sebanyak 133 jiwa mengungsi.“Pergerakan tanah juga mengakibatkan kerugian materil berupa 10 unit rumah rusak berat, 18 unit rumah rusak sedang, 9 unit rumah rusak ringan, 214 unit rumah terdampak dan 103 unit rumah terancam peristiwa tersebut,” ungkapnya.

Untuk mencegah korban jiwa, BPBD Kabupaten Sukabumi bersama Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Muspika), Relawan, masyarakat, dan tim gabungan melakukan upaya percepatan penanganan peristiwa tersebut dengan pembuatan Posko Tanggap Darurat bencana, pembuatan pos pengungsian, pembuatan MCK umum, pendirian dapur umum dan sarana air bersih.

Selain itu, BPBD Kabupaten Sukabumi melakukan pendataan dan rapat koordinasi agar warga yang terdampak pergerakan tanah untuk mengungsi ke SMP Ciengang dan SD Ciherang. 

BPBD juga melakukan kajian bersama InaRISK Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Hasilnya, wilayah Kabupaten Sukabumi memiliki risiko tanah longsor sedang hingga tinggi dengan luas bahaya sedikitnya 141.972 hektar. Sebanyak 46 Kecamatan dengan 340.151 jiwa berpotensi terpapar tanah longsor.

Menurut prakiraan cuaca oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, Dan Geofisika (BMKG), wilayah Kabupaten Sukabumi, termasuk dalam wilayah dengan potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang hingga Kamis (11/2) mendatang.

Untuk itu, BNPB mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dan siaga menghadapi musim hujan yang akan berlangsung di beberapa wilayah hingga akhir Februari 2021.Masyarakat dapat memantau prakiraan cuaca melalui laman BMKG dan mengetahui risiko bahaya wilayahnya melalui laman Inarisk. [FIK]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories