Lepas Produk Ekspor Di Jatim Syahrul Limpo: Ini Pertama Kali Mentan, Mendag, Menteri BUMN Jalan Bareng
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi, dan Menteri BUMN Erick Thohir melepas ekspor produk pertanian Jawa Timur, di Terminal Teluk Lamong, PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Surabaya, Jumat (12/3).
Dalam acara yang juga dihadiri Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Syahrul mengatakan, ini pertama kalinya Mentan jalan bareng dengan Menteri BUMN dan Mendag.
“Ini nggak pernah jalan sebelumnya. Yang kita dengar biasanya selalu ribut aja,” ujar Mentan Syahrul sambil terkekeh.
Menurutnya, ketiga menteri ini jalan bareng atas arahan Presiden Jokowi. Presiden meminta sinergi lintas kementerian ditingkatkan sebagai langkah strategis dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional, di tengah tantangan pandemi Covid-19.
“Ini berkaitan satu sama lain. Bapak Presiden bilang tidak bisa satu sektor, satu menteri menghadapi pandemi. Kita sepakat bersama-sama dengan Pak Lutfi, Pak Erick,” tutur politisi NasDem ini.
Mendag membuat kebijakan, Menteri BUMN memberi dukungan, dan Mentan mengeksekusinya. “Mentan main di hulunya, Mendag main di hilirnya, Menteri BUMN di tengah-tengahnya. Kalau ini mahir, saya kira semua akselerasi akan jalan lebih kuat,” beber Syahrul.
Syahrul menjelaskan, produk pertanian yang diekspor terdiri dari 32 jenis komoditi pertanian, dengan total volume 5,4 ribu ton dan 757 batang, ke 12 negara dengan nilai total Rp 140,03 miliar. “Ini ekspor yang cukup besar,” tuturnya.
Acara di Terminal Teluk Lamong merupakan bagian dari pelepasan produk ekspor di 52 pelabuhan ke 27 negara, dengan nilai total Rp 1,2 triliun, secara bersamaan.
Komoditas dan produk pertanian yang diekspor antara lain berupa sarang burung walet, pakan ternak, premix, cicak kering, lipan kering, kelapa bulat, cacao powder, cacao butter, kopi biji dan cengkeh.
Mentan menjelaskan, ekspor ini juga merupakan arahan Presiden Jokowi. Presiden meminta peningkatan ekspor Indonesia. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik), pada 2020 ekspor naik Rp 549 triliun atau sebesar 15,4 persen.
Mendag Lutfi menambahkan, ekspor perdana secara serempak dan besar-besaran ini adalah permulaan yang baik. Saat ini, Covid-19 sudah bisa ditangani. Jadi perdagangan bisa dimulai, diiringi dengan pembuatan regulasi-regulasi yang baik.
“Mudahan-mudahan kita bisa berevolusi dari negara penjual barang setengah, barang mentah menjadi barang jadi berindustri dengan industri teknologi tinggi. Semoga ke depan, Jawa Timur menjadi eksportir dari barang-barang ekspor Indonesia,” harap Lutfi.
Sementara Gubernur Khofifah berharap, pelepasan ekspor pertanian ini bisa membawa kesejahteraan bagi seluruh petani dan masyarakat Jatim. Ke depan, Jatim akan terus berupaya menghasilkan produk yang sudah diolah dan siap diolah untuk menjadi pasokan pasar internasional.
Dia berharap, sejumlah menteri juga terus memberi penguatan pada pertanian di Jatim, sehingga konsep petik, olah dan jual bisa segera direalisasikan secara luas.
Sebelum melepas ekspor produk pertanian, ketiga menteri itu juga sempat “nyebur” ke sawah dengan menumpangi mesin panen atau Combine harvester. Ketiganya, melakukan peninjauan awal panen raya beras di Jawa Timur. [OKT]
]]> Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi, dan Menteri BUMN Erick Thohir melepas ekspor produk pertanian Jawa Timur, di Terminal Teluk Lamong, PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Surabaya, Jumat (12/3).
Dalam acara yang juga dihadiri Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Syahrul mengatakan, ini pertama kalinya Mentan jalan bareng dengan Menteri BUMN dan Mendag.
“Ini nggak pernah jalan sebelumnya. Yang kita dengar biasanya selalu ribut aja,” ujar Mentan Syahrul sambil terkekeh.
Menurutnya, ketiga menteri ini jalan bareng atas arahan Presiden Jokowi. Presiden meminta sinergi lintas kementerian ditingkatkan sebagai langkah strategis dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional, di tengah tantangan pandemi Covid-19.
“Ini berkaitan satu sama lain. Bapak Presiden bilang tidak bisa satu sektor, satu menteri menghadapi pandemi. Kita sepakat bersama-sama dengan Pak Lutfi, Pak Erick,” tutur politisi NasDem ini.
Mendag membuat kebijakan, Menteri BUMN memberi dukungan, dan Mentan mengeksekusinya. “Mentan main di hulunya, Mendag main di hilirnya, Menteri BUMN di tengah-tengahnya. Kalau ini mahir, saya kira semua akselerasi akan jalan lebih kuat,” beber Syahrul.
Syahrul menjelaskan, produk pertanian yang diekspor terdiri dari 32 jenis komoditi pertanian, dengan total volume 5,4 ribu ton dan 757 batang, ke 12 negara dengan nilai total Rp 140,03 miliar. “Ini ekspor yang cukup besar,” tuturnya.
Acara di Terminal Teluk Lamong merupakan bagian dari pelepasan produk ekspor di 52 pelabuhan ke 27 negara, dengan nilai total Rp 1,2 triliun, secara bersamaan.
Komoditas dan produk pertanian yang diekspor antara lain berupa sarang burung walet, pakan ternak, premix, cicak kering, lipan kering, kelapa bulat, cacao powder, cacao butter, kopi biji dan cengkeh.
Mentan menjelaskan, ekspor ini juga merupakan arahan Presiden Jokowi. Presiden meminta peningkatan ekspor Indonesia. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik), pada 2020 ekspor naik Rp 549 triliun atau sebesar 15,4 persen.
Mendag Lutfi menambahkan, ekspor perdana secara serempak dan besar-besaran ini adalah permulaan yang baik. Saat ini, Covid-19 sudah bisa ditangani. Jadi perdagangan bisa dimulai, diiringi dengan pembuatan regulasi-regulasi yang baik.
“Mudahan-mudahan kita bisa berevolusi dari negara penjual barang setengah, barang mentah menjadi barang jadi berindustri dengan industri teknologi tinggi. Semoga ke depan, Jawa Timur menjadi eksportir dari barang-barang ekspor Indonesia,” harap Lutfi.
Sementara Gubernur Khofifah berharap, pelepasan ekspor pertanian ini bisa membawa kesejahteraan bagi seluruh petani dan masyarakat Jatim. Ke depan, Jatim akan terus berupaya menghasilkan produk yang sudah diolah dan siap diolah untuk menjadi pasokan pasar internasional.
Dia berharap, sejumlah menteri juga terus memberi penguatan pada pertanian di Jatim, sehingga konsep petik, olah dan jual bisa segera direalisasikan secara luas.
Sebelum melepas ekspor produk pertanian, ketiga menteri itu juga sempat “nyebur” ke sawah dengan menumpangi mesin panen atau Combine harvester. Ketiganya, melakukan peninjauan awal panen raya beras di Jawa Timur. [OKT]
]]>.
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .