Layani Delegasi G20, Penerbangan Di Bali Dibatasi Penerbangan Komersial Dan Turis Jangan Dikorbankan

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membatasi penerbangan domestik di Bandara Ngurah Rai, Bali. Kebijakan ini diambil untuk mendukung kelancaran perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

Sekretaris Jenderal Ke­menhub Novie Riyanto mengungkapkan, pihaknya memas­tikan kelancaran pengaturan penerbangan unuk rute domestik dan internasional di Bandara Ngurah Rai, Bali. Menurutnya, pergerakan pesawat kenegaraan dengan penerbangan reguler, baik domestik maupun interna­sional akan diseimbangkan.

“Khusus untuk penerbangan reguler internasional kami berikan slot penuh karena banyak para delegasi tamu negara yang meng­gunakan pesawat reguler. Semen­tara, untuk penerbangan domestik kami lakukan pembatasan semen­tara,” katanya dalam keterangan resminya, kemarin.

Novie mengaku telah melaku­kan koordinasi secara intensif dengan para pemangku kepentingan penerbangan untuk menjaga dan menyeimbangkan pergerakan pesawat kenegaraan dan reguler.

Eks Dirut Airnav Indonesia ini mengungkapkan, mulai 13 sam­pai 17 November 2022, hanya tanggal 14 November 2022 yang relatif padat. Karena, para tamu negara menggunakan pesawat kenegaraan. Selebihnya, slot penerbangan relatif normal.

“Untuk penerbangan reguler domestik terdapat penyesuaian waktu menjadi lebih pagi atau malam. Serta, rute penerbangan hanya dari Bandara Soekarno Hatta ke Ngurah Rai Bali atau sebaliknya,” ungkapnya.

Dia mengimbau kepada masyarakat pengguna jasa penerbangan reguler domestik, untuk melakukan pengecekan jadwal penerbangannya melalui berbagai kanal informasi baik website, media sosial, maupun call cen­ter dari maskapai penerbangan.

Berdasarkan data perbandingan slot atau frekuensi kedatangan dan keberangkatan pesawat di Bandara Ngurah Rai, antara periode G20 (13-17 November 2022) dengan periode normal (winter 2022) yaitu, untuk penerbangan reguler internasional, pada 13 November tersedia 127 slot dengan kapasitas 34.702 kursi atau 74 persen dari periode normal yaitu 171 slot dengan kapasitas 41.398 kursi.

Pada 14 November tersedia 122 slot dengan kapasitas 39.588 kursi atau 77 persen dari periode normal (159 slot dengan kapasi­tas 38.040 kursi).

Sementara, pada 15 November tersedia 159 slot dengan kapasi­tas 36.740 kursi atau 98 persen dari periode normal (163 slot dengan kapasitas 37.882 kursi).

Lalu, 16 November tersedia 174 slot dengan kapasitas 40.872 kursi atau 111 persen dari periode normal (157 slot dengan kapasitas 37.186 kursi). Pada 17 November tersedia 152 slot dengan kapasitas 36.238 kursi atau 92 persen dari periode normal (166 slot dengan kapasitas 37.882 kursi).

Sedangkan untuk penerbangan reguler domestik, pada 13 November tersedia 220 slot dengan kapasitas 26.563 kursi atau 93 persen dari periode normal yaitu 237 slot dengan kapasitas 40.769 kursi.

Pada 14 November tersedia 130 slot dengan kapasitas 21.817 kursi atau 57 persen dari periode normal (230 slot dengan kapasitas 39.221 kursi). Pada 15 November tersedia 141 slot dengan kapasitas 24.463 kursi atau 62 persen dari periode normal (227 slot dengan kapasitas 38.894 kursi).

 

Pada 16 November terse­dia 141 slot dengan kapasitas 22.837 kursi atau 61 persen dari periode normal (233 slot dengan kapasitas 40.067 kursi) dan pada 17 November tersedia 145 slot dengan kapasitas 24.943 kursi atau 64 persen dari periode nor­mal (227 slot dengan kapasitas 38.894 kursi).

Jangan Kecewakan Turis

Pengamat penerbangan Arista Atmadjati meminta jumlah penerbangan resmi kenegaraan dan komersial diatur secara adil.

Selain itu, trafik penerbangan internasional dan domestik per­lu diatur sesuai kebutuhan agar tidak terjadi ketimpangan.

“Slot padat diatur yang adil, jangan slot pesawat komer­sial dikorbankan dan akhirnya mengecewakan turis mancane­gara,” ujarnya.

Arista optimistis Kemenhub dan operator bandara sudah punya pengalaman dalam event besar seperti G20 ini. Misalnya, seperti Asian Games 2018 dan MotoGP Mandalika pada Maret lalu.

“Slot penerbangan sekarang lebih mudah di-approve karena semua sudah computerized sys­tem, jadi tidak ada masalah. Kita punya pengalaman dua event be­sar, kira-kira penanganannya seperti itu,” katanya.

General Manager Bandara IGusti Ngurah Rai Handy Heryu­dhitiawan menegaskan, pihaknya tetap melayani penerbangan ko­mersial selama kedatangan para kepala negara dan delegasi KTT G20 di Bali.

Namun, kata Handy, selama pe­nyelenggaraan KTT G20, secara dinamis Bandara Bali dimung­kinkan melaksanakan penjad­walan ulang penerbangan jika ada pesawat VVIP atau kepala negara, dan tamu undangan KTT G20 yang akan mendarat.

“Kalau di jam tersebut cukup untuk dilalui pesawat komersial silakan masuk. Nanti akan ada diskusi antara flowtime, Indo­nesia Airport Slot Management dengan maskapai, siapa masuk di sini. Sisanya kalau tidak bisa di jam tersebut karena ada VVIP, maka dia penjadwalkan ulang (retime),” katanya.

Dengan adanya retime, Handy berharap Bandara Bali tetap bisa memberikan pelayanan ke penerbangan komersial.

Dia mengimbau para calon penumpang pesawat komer­sial yang akan datang ke Bali senantiasa selalu berkoordinasi dengan maskapai, untuk memas­tikan ada tidaknya retime jadwal penerbangan.

Sedangkan untuk penumpang yang mau terbang dari Bali, Handy meminta agar penumpang datang lebih awal ke Bandara Ngurah Rai, karena kemungkinan akan ada pengali­han lalu lintas.

Berdasarkan simulasi yang te­lah dilakukan pihak bandara Bali, rata-rata waktu tempuh menuju ke Bandara IGusti Ngurah Rai Bali 25-30 menit lebih lama dari biasanya selama penyelenggaraan KTT G20 karena pengalihan arus lalu lintas. [KPJ]

]]> Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membatasi penerbangan domestik di Bandara Ngurah Rai, Bali. Kebijakan ini diambil untuk mendukung kelancaran perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

Sekretaris Jenderal Ke­menhub Novie Riyanto mengungkapkan, pihaknya memas­tikan kelancaran pengaturan penerbangan unuk rute domestik dan internasional di Bandara Ngurah Rai, Bali. Menurutnya, pergerakan pesawat kenegaraan dengan penerbangan reguler, baik domestik maupun interna­sional akan diseimbangkan.

“Khusus untuk penerbangan reguler internasional kami berikan slot penuh karena banyak para delegasi tamu negara yang meng­gunakan pesawat reguler. Semen­tara, untuk penerbangan domestik kami lakukan pembatasan semen­tara,” katanya dalam keterangan resminya, kemarin.

Novie mengaku telah melaku­kan koordinasi secara intensif dengan para pemangku kepentingan penerbangan untuk menjaga dan menyeimbangkan pergerakan pesawat kenegaraan dan reguler.

Eks Dirut Airnav Indonesia ini mengungkapkan, mulai 13 sam­pai 17 November 2022, hanya tanggal 14 November 2022 yang relatif padat. Karena, para tamu negara menggunakan pesawat kenegaraan. Selebihnya, slot penerbangan relatif normal.

“Untuk penerbangan reguler domestik terdapat penyesuaian waktu menjadi lebih pagi atau malam. Serta, rute penerbangan hanya dari Bandara Soekarno Hatta ke Ngurah Rai Bali atau sebaliknya,” ungkapnya.

Dia mengimbau kepada masyarakat pengguna jasa penerbangan reguler domestik, untuk melakukan pengecekan jadwal penerbangannya melalui berbagai kanal informasi baik website, media sosial, maupun call cen­ter dari maskapai penerbangan.

Berdasarkan data perbandingan slot atau frekuensi kedatangan dan keberangkatan pesawat di Bandara Ngurah Rai, antara periode G20 (13-17 November 2022) dengan periode normal (winter 2022) yaitu, untuk penerbangan reguler internasional, pada 13 November tersedia 127 slot dengan kapasitas 34.702 kursi atau 74 persen dari periode normal yaitu 171 slot dengan kapasitas 41.398 kursi.

Pada 14 November tersedia 122 slot dengan kapasitas 39.588 kursi atau 77 persen dari periode normal (159 slot dengan kapasi­tas 38.040 kursi).

Sementara, pada 15 November tersedia 159 slot dengan kapasi­tas 36.740 kursi atau 98 persen dari periode normal (163 slot dengan kapasitas 37.882 kursi).

Lalu, 16 November tersedia 174 slot dengan kapasitas 40.872 kursi atau 111 persen dari periode normal (157 slot dengan kapasitas 37.186 kursi). Pada 17 November tersedia 152 slot dengan kapasitas 36.238 kursi atau 92 persen dari periode normal (166 slot dengan kapasitas 37.882 kursi).

Sedangkan untuk penerbangan reguler domestik, pada 13 November tersedia 220 slot dengan kapasitas 26.563 kursi atau 93 persen dari periode normal yaitu 237 slot dengan kapasitas 40.769 kursi.

Pada 14 November tersedia 130 slot dengan kapasitas 21.817 kursi atau 57 persen dari periode normal (230 slot dengan kapasitas 39.221 kursi). Pada 15 November tersedia 141 slot dengan kapasitas 24.463 kursi atau 62 persen dari periode normal (227 slot dengan kapasitas 38.894 kursi).

 

Pada 16 November terse­dia 141 slot dengan kapasitas 22.837 kursi atau 61 persen dari periode normal (233 slot dengan kapasitas 40.067 kursi) dan pada 17 November tersedia 145 slot dengan kapasitas 24.943 kursi atau 64 persen dari periode nor­mal (227 slot dengan kapasitas 38.894 kursi).

Jangan Kecewakan Turis

Pengamat penerbangan Arista Atmadjati meminta jumlah penerbangan resmi kenegaraan dan komersial diatur secara adil.

Selain itu, trafik penerbangan internasional dan domestik per­lu diatur sesuai kebutuhan agar tidak terjadi ketimpangan.

“Slot padat diatur yang adil, jangan slot pesawat komer­sial dikorbankan dan akhirnya mengecewakan turis mancane­gara,” ujarnya.

Arista optimistis Kemenhub dan operator bandara sudah punya pengalaman dalam event besar seperti G20 ini. Misalnya, seperti Asian Games 2018 dan MotoGP Mandalika pada Maret lalu.

“Slot penerbangan sekarang lebih mudah di-approve karena semua sudah computerized sys­tem, jadi tidak ada masalah. Kita punya pengalaman dua event be­sar, kira-kira penanganannya seperti itu,” katanya.

General Manager Bandara IGusti Ngurah Rai Handy Heryu­dhitiawan menegaskan, pihaknya tetap melayani penerbangan ko­mersial selama kedatangan para kepala negara dan delegasi KTT G20 di Bali.

Namun, kata Handy, selama pe­nyelenggaraan KTT G20, secara dinamis Bandara Bali dimung­kinkan melaksanakan penjad­walan ulang penerbangan jika ada pesawat VVIP atau kepala negara, dan tamu undangan KTT G20 yang akan mendarat.

“Kalau di jam tersebut cukup untuk dilalui pesawat komersial silakan masuk. Nanti akan ada diskusi antara flowtime, Indo­nesia Airport Slot Management dengan maskapai, siapa masuk di sini. Sisanya kalau tidak bisa di jam tersebut karena ada VVIP, maka dia penjadwalkan ulang (retime),” katanya.

Dengan adanya retime, Handy berharap Bandara Bali tetap bisa memberikan pelayanan ke penerbangan komersial.

Dia mengimbau para calon penumpang pesawat komer­sial yang akan datang ke Bali senantiasa selalu berkoordinasi dengan maskapai, untuk memas­tikan ada tidaknya retime jadwal penerbangan.

Sedangkan untuk penumpang yang mau terbang dari Bali, Handy meminta agar penumpang datang lebih awal ke Bandara Ngurah Rai, karena kemungkinan akan ada pengali­han lalu lintas.

Berdasarkan simulasi yang te­lah dilakukan pihak bandara Bali, rata-rata waktu tempuh menuju ke Bandara IGusti Ngurah Rai Bali 25-30 menit lebih lama dari biasanya selama penyelenggaraan KTT G20 karena pengalihan arus lalu lintas. [KPJ]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories

Generated by Feedzy