
Lansia Harus Nyaman Saat Divaksin Satgas Covid: Hindari Antrean Panjang Dan Lama
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Reisa Brotoasmoro meminta Puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya, agar mengutamakan kenyamanan para lansia dalam program vaksinasi Covid-19. Sebisa mungkin, hindari antrean yang panjang dan lama.
“Agar para orangtua kita ini semuanya, tidak harus mengantre panjang dan lama. Serta dipastikan mereka tetap nyaman sebelum menerima vaksinasi. Misalnya, tempat duduk dan ruang tunggu dibuat senyaman mungkin, bagi mereka yang belum divaksinasi,” kata Reisa dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (22/2).
“Mari kita gotong royong seluruh warga sekitar seperti remaja, para pemuda, untuk dapat ikut membantu agar tercipta kenyamanan bagi para calon penerima vaksinasi lansia dan melancarkan jalannya program vaksinasi tersebut,” sambungnya.
Hal itu ditujukan agar kondisi psikologis lansia calon peserta vaksin tetap terjaga. “Ingat, kondisi psikologis dapat mempengaruhi kondisi kesehatan dasar, yang akan diperiksa pada saat skrining di pos vaksinasi,” pesan Reisa.
Supaya yakin dan mendapat vaksinasi sesuai jadwal, Reisa menyarankan calon penerima vaksin agar terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter, dan memeriksakan kondisi kesehatan terlebih dahulu.
“Pastikan, dalam kondisi yang stabil dan siap menerima vaksin, sehingga tidak perlu tertunda. Semakin cepat lansia terlindungi, upaya pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19 di negeri ini akan semakin baik,” pungkasnya.
Program vaksinasi Covid bagi lansia berusia 60 tahun ke atas, dimulai pertama kali terhadap para dokter senior di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta pada 8 Februari 2021. Dilanjutkan dengan penyuntikan dosis pertama vaksin Sinovac untuk Wakil Presiden KH Maruf Amin.
Dalam program vaksinasi Covid tahap II yang ditujukan untuk 38.513.446 orang, terdapat 21,5 juta lansia dan hampir 16,9 juta pekerja pelayanan publik.
Saat ini, vaksinasi Covid untuk lansia hanya diselenggarakan di Jakarta dan 33 ibu kota provinsi lainnya, dengan prioritas Jawa-Bali yang banyak menjadi episentrum Covid. [HES]
]]> Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Reisa Brotoasmoro meminta Puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya, agar mengutamakan kenyamanan para lansia dalam program vaksinasi Covid-19. Sebisa mungkin, hindari antrean yang panjang dan lama.
“Agar para orangtua kita ini semuanya, tidak harus mengantre panjang dan lama. Serta dipastikan mereka tetap nyaman sebelum menerima vaksinasi. Misalnya, tempat duduk dan ruang tunggu dibuat senyaman mungkin, bagi mereka yang belum divaksinasi,” kata Reisa dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (22/2).
“Mari kita gotong royong seluruh warga sekitar seperti remaja, para pemuda, untuk dapat ikut membantu agar tercipta kenyamanan bagi para calon penerima vaksinasi lansia dan melancarkan jalannya program vaksinasi tersebut,” sambungnya.
Hal itu ditujukan agar kondisi psikologis lansia calon peserta vaksin tetap terjaga. “Ingat, kondisi psikologis dapat mempengaruhi kondisi kesehatan dasar, yang akan diperiksa pada saat skrining di pos vaksinasi,” pesan Reisa.
Supaya yakin dan mendapat vaksinasi sesuai jadwal, Reisa menyarankan calon penerima vaksin agar terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter, dan memeriksakan kondisi kesehatan terlebih dahulu.
“Pastikan, dalam kondisi yang stabil dan siap menerima vaksin, sehingga tidak perlu tertunda. Semakin cepat lansia terlindungi, upaya pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19 di negeri ini akan semakin baik,” pungkasnya.
Program vaksinasi Covid bagi lansia berusia 60 tahun ke atas, dimulai pertama kali terhadap para dokter senior di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta pada 8 Februari 2021. Dilanjutkan dengan penyuntikan dosis pertama vaksin Sinovac untuk Wakil Presiden KH Maruf Amin.
Dalam program vaksinasi Covid tahap II yang ditujukan untuk 38.513.446 orang, terdapat 21,5 juta lansia dan hampir 16,9 juta pekerja pelayanan publik.
Saat ini, vaksinasi Covid untuk lansia hanya diselenggarakan di Jakarta dan 33 ibu kota provinsi lainnya, dengan prioritas Jawa-Bali yang banyak menjadi episentrum Covid. [HES]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .