
KSP: Pasokan Oksigen Di Kabupaten Bandung Masih Kurang, Obat-obatan Dan Vaksin Aman .
Kantor Staf Presiden (KSP) menemukan fakta bahwa pasokan oksigen di Kabupaten Bandung Jawa Barat, masih belum dapat memenuhi lonjakan permintaan pasien Covid-19.
Hal ini diungkapkan oleh para pedagang oksigen dan beberapa fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit di Bandung.
“Di beberapa titik di Kabupaten Bandung yang kami datangi, pasokan obat terapi Covid-19 terkendali. Multivitamin dan vaksin juga aman. Hanya saja, pasokan oksigen kurang dari cukup,” kata Abraham Wirotomo, Tenaga Ahli Utama KSP.
Situasi ini terpantau langsung oleh KSP pada Selasa (27/8).
Selain melihat ketersediaan oksigen, KSP juga memantau pasokan vaksin serta obat terapi Covid-19 untuk masyarakat.
Setelah melakukan verifikasi lapangan di beberapa lokasi di provinsi Banten pada Senin (26/7), tim ini juga akan melakukan pemantauan langsung di beberapa provinsi lain di Pulau Jawa.
Dalam merespon kelangkaan oksigen di Kabupaten Bandung, Abraham menuturkan KSP akan melakukan berbagai upaya untuk mencari solusi atas permasalahan ini.
“KSP sudah koordinasi dengan Posko Oksigen Jabar, untuk mempercepat pengadaan oksigen cair dan tabungnya bagi rumah sakit di wilayah Jawa Barat,” ujar Abraham.
Para pedagang oksigen di Kabupaten Bandung yang ditemui KSP mengatakan, kelangkaan oksigen sudah terjadi dalam 2 minggu terakhir seiring dengan lonjakan kasus COVID-19 di Jawa Barat.
“Saya sudah mengatakan ke para pelanggan dan saya meminta maaf karena saya sudah menyerah, dalam artian sudah tidak ada pasokan oksigen. Saya tidak bisa melakukan apapun,” kata Irwan, salah satu pemilik toko oksigen di Bandung.
Menurut Irwan, hampir semua pedagang oksigen di Kabupaten Bandung mengalami hal yang serupa yakni kehabisan stok oksigen, dan kesulitan dalam memenuhi antrian permintaan terutama dari pasien Covid-19.
“Saya memiliki 8 outlet oksigen di Bandung. Semuanya terpaksa ditutup, karena tidak ada lagi pasokan oksigen,” ungkap Irwan.
“Bahkan, ada dua pelanggan saya yang telah meninggal dunia akibat Covid-19 dan tidak mendapatkan pasokan oksigen,” imbuh pria yang sudah menekuni bisnis isi ulang oksigen selama 5 tahun ini.
Ia mengakui terjadinya lonjakan harga tabung dan regulator sejak pandemi, karena jumlah permintaan yang terus meningkat tajam.
Isi ulang oksigen per 1 m3 yang seharusnya dijual seharga Rp 35 hingga 40 ribu bisa dijual hingga 2 kali lipat oleh para pedagang.
Namun, keresahan warga yang paling utama adalah kelangkaan oksigen itu sendiri.
Kelangkaan oksigen juga diungkapkan oleh Humas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soreang, di Kabupaten Bandung, Arif Rahman.
“Hanya oksigen yang kami kesulitan. Tempat tidur dan obat relatif tidak ada kendala,” kata Arif.
Hal yang sama juga disampaikan oleh salah satu karyawan Kimia Farma Soreang, bahwa pasokan oksigen sudah kosong selama hampir 2 minggu terakhir ini.
Sebelum terjadi kelangkaan, Kimia Farma Soreang menjual oksigen seharga Rp 40,000 untuk tabung kecil.
Hanif Dahlan selaku Ketua Posko Oksigen Jabar telah mengkonfirmasi bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan KSP mengenai kelangkaan oksigen cair di Kabupaten Bandung dan sekitarnya.
Hanif mengungkapkan bahwa Posko Oksigen Jabar akan mengupayakan percepatan pengadaan oksigen cair dengan memprioritaskan ketersediaan oksigen di rumah sakit yang menangani pasien Covid-19.
Selain melihat ketersediaan oksigen, KSP juga memantau pasokan vaksin serta obat terapi Covid-19 untuk masyarakat.
Namun, berdasarkan hasil pantauan, ketersediaan multivitamin dan obat-obatan di Kabupaten Bandung masih cenderung aman dan terkendali.
Selain itu, ketersediaan vaksin masih dianggap mencukupi walaupun pasokannya sudah mulai menipis.
Pantauan KSP di Kabupaten Bandung ini merupakan bagian dari serangkaian proses verifikasi lapangan dalam periode 7 hari yang digagas KSP,.dalam mengetahui situasi terkini di lapangan serta mencari solusi atas persoalan yang menghambat distribusi oksigen, obat dan vaksin COVID-19 kepada masyarakat. [HES]
]]> .
Kantor Staf Presiden (KSP) menemukan fakta bahwa pasokan oksigen di Kabupaten Bandung Jawa Barat, masih belum dapat memenuhi lonjakan permintaan pasien Covid-19.
Hal ini diungkapkan oleh para pedagang oksigen dan beberapa fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit di Bandung.
“Di beberapa titik di Kabupaten Bandung yang kami datangi, pasokan obat terapi Covid-19 terkendali. Multivitamin dan vaksin juga aman. Hanya saja, pasokan oksigen kurang dari cukup,” kata Abraham Wirotomo, Tenaga Ahli Utama KSP.
Situasi ini terpantau langsung oleh KSP pada Selasa (27/8).
Selain melihat ketersediaan oksigen, KSP juga memantau pasokan vaksin serta obat terapi Covid-19 untuk masyarakat.
Setelah melakukan verifikasi lapangan di beberapa lokasi di provinsi Banten pada Senin (26/7), tim ini juga akan melakukan pemantauan langsung di beberapa provinsi lain di Pulau Jawa.
Dalam merespon kelangkaan oksigen di Kabupaten Bandung, Abraham menuturkan KSP akan melakukan berbagai upaya untuk mencari solusi atas permasalahan ini.
“KSP sudah koordinasi dengan Posko Oksigen Jabar, untuk mempercepat pengadaan oksigen cair dan tabungnya bagi rumah sakit di wilayah Jawa Barat,” ujar Abraham.
Para pedagang oksigen di Kabupaten Bandung yang ditemui KSP mengatakan, kelangkaan oksigen sudah terjadi dalam 2 minggu terakhir seiring dengan lonjakan kasus COVID-19 di Jawa Barat.
“Saya sudah mengatakan ke para pelanggan dan saya meminta maaf karena saya sudah menyerah, dalam artian sudah tidak ada pasokan oksigen. Saya tidak bisa melakukan apapun,” kata Irwan, salah satu pemilik toko oksigen di Bandung.
Menurut Irwan, hampir semua pedagang oksigen di Kabupaten Bandung mengalami hal yang serupa yakni kehabisan stok oksigen, dan kesulitan dalam memenuhi antrian permintaan terutama dari pasien Covid-19.
“Saya memiliki 8 outlet oksigen di Bandung. Semuanya terpaksa ditutup, karena tidak ada lagi pasokan oksigen,” ungkap Irwan.
“Bahkan, ada dua pelanggan saya yang telah meninggal dunia akibat Covid-19 dan tidak mendapatkan pasokan oksigen,” imbuh pria yang sudah menekuni bisnis isi ulang oksigen selama 5 tahun ini.
Ia mengakui terjadinya lonjakan harga tabung dan regulator sejak pandemi, karena jumlah permintaan yang terus meningkat tajam.
Isi ulang oksigen per 1 m3 yang seharusnya dijual seharga Rp 35 hingga 40 ribu bisa dijual hingga 2 kali lipat oleh para pedagang.
Namun, keresahan warga yang paling utama adalah kelangkaan oksigen itu sendiri.
Kelangkaan oksigen juga diungkapkan oleh Humas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soreang, di Kabupaten Bandung, Arif Rahman.
“Hanya oksigen yang kami kesulitan. Tempat tidur dan obat relatif tidak ada kendala,” kata Arif.
Hal yang sama juga disampaikan oleh salah satu karyawan Kimia Farma Soreang, bahwa pasokan oksigen sudah kosong selama hampir 2 minggu terakhir ini.
Sebelum terjadi kelangkaan, Kimia Farma Soreang menjual oksigen seharga Rp 40,000 untuk tabung kecil.
Hanif Dahlan selaku Ketua Posko Oksigen Jabar telah mengkonfirmasi bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan KSP mengenai kelangkaan oksigen cair di Kabupaten Bandung dan sekitarnya.
Hanif mengungkapkan bahwa Posko Oksigen Jabar akan mengupayakan percepatan pengadaan oksigen cair dengan memprioritaskan ketersediaan oksigen di rumah sakit yang menangani pasien Covid-19.
Selain melihat ketersediaan oksigen, KSP juga memantau pasokan vaksin serta obat terapi Covid-19 untuk masyarakat.
Namun, berdasarkan hasil pantauan, ketersediaan multivitamin dan obat-obatan di Kabupaten Bandung masih cenderung aman dan terkendali.
Selain itu, ketersediaan vaksin masih dianggap mencukupi walaupun pasokannya sudah mulai menipis.
Pantauan KSP di Kabupaten Bandung ini merupakan bagian dari serangkaian proses verifikasi lapangan dalam periode 7 hari yang digagas KSP,.dalam mengetahui situasi terkini di lapangan serta mencari solusi atas persoalan yang menghambat distribusi oksigen, obat dan vaksin COVID-19 kepada masyarakat. [HES]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .