KPK, Mau Ke Mana? .

Harun Masiku belum ketemu. Truk yang hilang dan diduga melarikan barang bukti, juga belum ketemu. Yang ditemukan dan ditangkap justru pegawainya sendiri. Pegawai ini diduga melakukan pemerasan. Itulah wajah KPK sekarang.

Inisialnya SR. ada juga yang menyebutnya SE. Pangkatnya AKP. Penyidik KPK. Dia diduga “memeras” Bupati Tanjungbalai M. Syahrial. Nilainya: Rp 1,5 miliar.

Sehari sebelumnya, ada berita, Wali Kota Cimahi nonaktif Ajay Muhammad Priatna mengaku dimintai uang Rp1 miliar oleh pihak yang mengaku dari KPK. Barterannya: lolos dari operasi tangkap tangan (OTT).

Permintaan uang ini terungkap dalam sidang kasus suap Rp 1,6 miliar, Senin, 19 April 2021. Ini terkait proyek pembangunan RSU Kasih Bunda. Terdakwanya, Ajay.

Kabar-kabar tak sedap ini tentu sangat menyakitkan. KPK tak lagi sekadar ompong, tapi patut diduga, digerogoti penyakit. Komplikasi.

Inilah yang diharapkan para koruptor. KPK lemah. Banyak beban. Wajahnya bopeng. Dengan demikian KPK sibuk sendiri sehingga fokusnya pecah. Akibatnya, kasus-kasus korupsi yang melibatkan banyak nama kemudian lenyap dibawa angin. Tak lagi diusut.

Coba ingat, berapa kasus yang menghebohkan KPK beberapa bulan terakhir. Kasus-kasus ini sangat lucu. Juga menyedihkan. Ada kasus pe g awai KPK yang menggelapkan barang bukti emas. Beratnya 1,9 kg. Ditugaskan menjaga, dia malah mencuri. Pagar makan tanaman.

Lalu ada dugaan info penggeledahan yang diduga bocor. Akibatnya, penyidik KPK gigit jari. Datang ke TKP, sudah kosong. Tak dapat apa-apa karena barang bukti sudah raib di bawa truk. Ini menyangkut kasus pajak di Kalimantan.

Bukan hanya truk yang hilang. Kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang melibatkan Sjamsul Nursalim, juga “hilang”. Kasusnya dihentikan, di-SP3 oleh KPK.

Beberapa nama lainnya, yang sempat beredar, juga diduga “hilang”. Mereka terseret dalam beberapa kasus korupsi. Nama-nama ini tidak dibawa lari menggunakan truk. Tapi, sepertinya, diduga hilang begitu saja.

Publik kemudian menuding KPK. Dewan Pengawas KPK yang diisi nama-nama hebat, sepertinya tak berkutik. Inilah yang diharapkan para koruptor.

Di tengah itu semua, terkadang publik dihibur oleh KPK. Ada beberapa capaian yang mengagetkan. Ini membuat publik tersenyum. Itu harus diakui.

Tapi tetap saja ada pertanyaan: mau kemana KPK sekarang? Mencari truk? Cari Harun Masiku? Atau mencari apa?

Patut diduga, KPK sedang mencari jati dirinya. Semoga bisa segera ditemukan. (*)

]]> .
Harun Masiku belum ketemu. Truk yang hilang dan diduga melarikan barang bukti, juga belum ketemu. Yang ditemukan dan ditangkap justru pegawainya sendiri. Pegawai ini diduga melakukan pemerasan. Itulah wajah KPK sekarang.

Inisialnya SR. ada juga yang menyebutnya SE. Pangkatnya AKP. Penyidik KPK. Dia diduga “memeras” Bupati Tanjungbalai M. Syahrial. Nilainya: Rp 1,5 miliar.

Sehari sebelumnya, ada berita, Wali Kota Cimahi nonaktif Ajay Muhammad Priatna mengaku dimintai uang Rp1 miliar oleh pihak yang mengaku dari KPK. Barterannya: lolos dari operasi tangkap tangan (OTT).

Permintaan uang ini terungkap dalam sidang kasus suap Rp 1,6 miliar, Senin, 19 April 2021. Ini terkait proyek pembangunan RSU Kasih Bunda. Terdakwanya, Ajay.

Kabar-kabar tak sedap ini tentu sangat menyakitkan. KPK tak lagi sekadar ompong, tapi patut diduga, digerogoti penyakit. Komplikasi.

Inilah yang diharapkan para koruptor. KPK lemah. Banyak beban. Wajahnya bopeng. Dengan demikian KPK sibuk sendiri sehingga fokusnya pecah. Akibatnya, kasus-kasus korupsi yang melibatkan banyak nama kemudian lenyap dibawa angin. Tak lagi diusut.

Coba ingat, berapa kasus yang menghebohkan KPK beberapa bulan terakhir. Kasus-kasus ini sangat lucu. Juga menyedihkan. Ada kasus pe g awai KPK yang menggelapkan barang bukti emas. Beratnya 1,9 kg. Ditugaskan menjaga, dia malah mencuri. Pagar makan tanaman.

Lalu ada dugaan info penggeledahan yang diduga bocor. Akibatnya, penyidik KPK gigit jari. Datang ke TKP, sudah kosong. Tak dapat apa-apa karena barang bukti sudah raib di bawa truk. Ini menyangkut kasus pajak di Kalimantan.

Bukan hanya truk yang hilang. Kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang melibatkan Sjamsul Nursalim, juga “hilang”. Kasusnya dihentikan, di-SP3 oleh KPK.

Beberapa nama lainnya, yang sempat beredar, juga diduga “hilang”. Mereka terseret dalam beberapa kasus korupsi. Nama-nama ini tidak dibawa lari menggunakan truk. Tapi, sepertinya, diduga hilang begitu saja.

Publik kemudian menuding KPK. Dewan Pengawas KPK yang diisi nama-nama hebat, sepertinya tak berkutik. Inilah yang diharapkan para koruptor.

Di tengah itu semua, terkadang publik dihibur oleh KPK. Ada beberapa capaian yang mengagetkan. Ini membuat publik tersenyum. Itu harus diakui.

Tapi tetap saja ada pertanyaan: mau kemana KPK sekarang? Mencari truk? Cari Harun Masiku? Atau mencari apa?

Patut diduga, KPK sedang mencari jati dirinya. Semoga bisa segera ditemukan. (*)
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories