Kowani Ajak Perempuan Indonesia Tingkatkan Literasi

Kowani mendorong supaya perempuan Indonesia meningkatkan literasi yang masih rendah. Hal ini untuk perbaikan derajat kedudukan.

Ketua Umum Kowani, Giwo Rubianto Wiyogo mengatakan, hal ini sebagai upaya wanita ikut  memperjuangkan kemerdekaan, mempertahankan serta mengisinya dengan pembangunan. Apalagi di masa pandemi Covid-19 saat ini.

“Di Indonesia tingkat literasi perempuan masih sangat rendah di masa pandemi ini, tak ada pilihan, perempuan harus menjadi lebih cerdas, kreatif, inovatif, adoptif dan adaptif dalam menjalankan kewajiban sebagai ibu bangsa,” kata Giwo saat memberikan sambutan dalam rangka memperingati Hari Kartini, Perpustakaan Nasional RI menyelenggarakan FGD #3 Penelitian Sejarah dengan mengangkat tema Perempuan Indonesia Berkiprah di Berbagai Bidang dari Masa ke Masa, Kamis (22/4).

Giwo menegaskan, menghadapi tantangan jaman, perempuan harus lebih cerdas dan berdaya. Menurutnya, literasi kini menjadi kunci penting dalam pembangunan sumber daya manusia agar tercipta kualitas manusia Indonesia yang unggul dan berdaya saing. 

“Tanpa literasi yang memadai, dipastikan sumber daya manusia Indonesia akan sulit berkompetisi di persaingan global dunia,” kata Giwo.

Giwo menjelaskan, sosok ibu dalam berbagai kesempatan, diartikan sebagai madrasah pertama bagi pertumbuhan intelektual anak. Ibu juga yang kali pertama mengenalkan aksara pada anak. 

Perempuan memegang peranan utama dalam menumbuhkembangkan budaya literasi, khususnya dalam lingkungan keluarga. Maka, penting bagi para kaum ibu membudayakan kebiasaan membaca di rumah.

“Jika anak terbiasa membaca, maka secara otomatis akan menjadikan buku sebagai referensi. Jika anak terbiasa menulis sejak dini, maka mereka akan menuliskan pemikirannya lewat tulisan,” kata Giwo.

Dirinya juga mengapresiasi langkah Perpusatakaan Nasional yang menggelar FGD ini dengan tujuan mengekspos konten sejarah serta pengetahuan yang tersimpan dalam koleksi langka Perpustakaan Nasional dapat diketahui serta dimanfaatkan seoptimal mungkin oleh sebanyak banyaknya masyarakat.

“Apresiasi Perpustakaan Nasional mengadakan FGD ini sangat bermanfaat dan yang jelas dapat meningkatkan pemberdayaan perempuan indonesia di masa mendatang,” kata Giwo. [DIT]

]]> Kowani mendorong supaya perempuan Indonesia meningkatkan literasi yang masih rendah. Hal ini untuk perbaikan derajat kedudukan.

Ketua Umum Kowani, Giwo Rubianto Wiyogo mengatakan, hal ini sebagai upaya wanita ikut  memperjuangkan kemerdekaan, mempertahankan serta mengisinya dengan pembangunan. Apalagi di masa pandemi Covid-19 saat ini.

“Di Indonesia tingkat literasi perempuan masih sangat rendah di masa pandemi ini, tak ada pilihan, perempuan harus menjadi lebih cerdas, kreatif, inovatif, adoptif dan adaptif dalam menjalankan kewajiban sebagai ibu bangsa,” kata Giwo saat memberikan sambutan dalam rangka memperingati Hari Kartini, Perpustakaan Nasional RI menyelenggarakan FGD #3 Penelitian Sejarah dengan mengangkat tema Perempuan Indonesia Berkiprah di Berbagai Bidang dari Masa ke Masa, Kamis (22/4).

Giwo menegaskan, menghadapi tantangan jaman, perempuan harus lebih cerdas dan berdaya. Menurutnya, literasi kini menjadi kunci penting dalam pembangunan sumber daya manusia agar tercipta kualitas manusia Indonesia yang unggul dan berdaya saing. 

“Tanpa literasi yang memadai, dipastikan sumber daya manusia Indonesia akan sulit berkompetisi di persaingan global dunia,” kata Giwo.

Giwo menjelaskan, sosok ibu dalam berbagai kesempatan, diartikan sebagai madrasah pertama bagi pertumbuhan intelektual anak. Ibu juga yang kali pertama mengenalkan aksara pada anak. 

Perempuan memegang peranan utama dalam menumbuhkembangkan budaya literasi, khususnya dalam lingkungan keluarga. Maka, penting bagi para kaum ibu membudayakan kebiasaan membaca di rumah.

“Jika anak terbiasa membaca, maka secara otomatis akan menjadikan buku sebagai referensi. Jika anak terbiasa menulis sejak dini, maka mereka akan menuliskan pemikirannya lewat tulisan,” kata Giwo.

Dirinya juga mengapresiasi langkah Perpusatakaan Nasional yang menggelar FGD ini dengan tujuan mengekspos konten sejarah serta pengetahuan yang tersimpan dalam koleksi langka Perpustakaan Nasional dapat diketahui serta dimanfaatkan seoptimal mungkin oleh sebanyak banyaknya masyarakat.

“Apresiasi Perpustakaan Nasional mengadakan FGD ini sangat bermanfaat dan yang jelas dapat meningkatkan pemberdayaan perempuan indonesia di masa mendatang,” kata Giwo. [DIT]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories