Ketua Umum Muhammadiyah: Tak Mudik Lebaran Tahun Ini Wujud Kesalehan Diri

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Haedar Nashir mendukung kebijakan pemerintah yang melarang mudik Lebaran tahun ini. Haedar pun turut mengimbau agar masyarakat tidak melakukan mudik sebagai bentuk tanggung jawab moral dan kesalehan diri.

“Karena belum memungkinkan dan sesuai dengan kebijakan pemerintah, sebaiknya warga bangsa tidak perlu mudik di tahun ini. Apalagi bila mudik itu kemudian kita menjadi tidak disiplin dan menambah rantai penularan Covid-19,” pesannya, seperti dikutip muhammadiyah.or.id, Senin (12/4).

Haedar menegaskan, tidak mudik adalah sikap tanggung jawab sosial, tanggung jawab moral dan wujud dari kesalehan diri dalam memahami agama.

“Kita harus berempati kepada tenaga-tenaga kesehatan yang masih berjuang di rumah sakit dan para relawan dalam menghadapi Covid-19 ini. Juga kita perlu berempati dan bersimpati kepada keluarga-keluarga yang telah ditinggal oleh orang-orang tercinta, di negeri tercinta ini maupun di mancanegara. Semuanya itu adalah bentuk kebaikan kita terhadap kehidupan sesama,” jelas Haedar.

Karena itu, lanjutnya, tidak perlu mudik. Masyarakat jangan sampai memaksakan diri untuk tetap mudik, yang justru nanti menambah rantai penularan. 

“Itu semuanya (tidak mudik) merupakan wujud dari ikhtiar kita yang harus optimal disertai dengan kesadaran antar warga bangsa kita. Kita selalu berdoa agar pandemi ini segera berakhir, tetapi ikhtiar tetap kita lakukan secara kolektif dan penuh pertanggungjawaban,” pungkasnya. [USU]

]]> Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Haedar Nashir mendukung kebijakan pemerintah yang melarang mudik Lebaran tahun ini. Haedar pun turut mengimbau agar masyarakat tidak melakukan mudik sebagai bentuk tanggung jawab moral dan kesalehan diri.

“Karena belum memungkinkan dan sesuai dengan kebijakan pemerintah, sebaiknya warga bangsa tidak perlu mudik di tahun ini. Apalagi bila mudik itu kemudian kita menjadi tidak disiplin dan menambah rantai penularan Covid-19,” pesannya, seperti dikutip muhammadiyah.or.id, Senin (12/4).

Haedar menegaskan, tidak mudik adalah sikap tanggung jawab sosial, tanggung jawab moral dan wujud dari kesalehan diri dalam memahami agama.

“Kita harus berempati kepada tenaga-tenaga kesehatan yang masih berjuang di rumah sakit dan para relawan dalam menghadapi Covid-19 ini. Juga kita perlu berempati dan bersimpati kepada keluarga-keluarga yang telah ditinggal oleh orang-orang tercinta, di negeri tercinta ini maupun di mancanegara. Semuanya itu adalah bentuk kebaikan kita terhadap kehidupan sesama,” jelas Haedar.

Karena itu, lanjutnya, tidak perlu mudik. Masyarakat jangan sampai memaksakan diri untuk tetap mudik, yang justru nanti menambah rantai penularan. 

“Itu semuanya (tidak mudik) merupakan wujud dari ikhtiar kita yang harus optimal disertai dengan kesadaran antar warga bangsa kita. Kita selalu berdoa agar pandemi ini segera berakhir, tetapi ikhtiar tetap kita lakukan secara kolektif dan penuh pertanggungjawaban,” pungkasnya. [USU]
]]>.
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories