Kemensos Respon Cepat Kasus Anak Ditinggal Orangtua Karena Covid
Kementerian Sosial memberikan atensi luas dalam penanganan dampak pandemi Covid-19. Tidak hanya dengan meluncurkan program bantuan sosial untuk kelompok miskin.
Menteri Sosial Tri Rismaharini meminta jajarannya memberikan perhatian kepada kelompok rentan, termasuk anak di masa pandemi, terlebih beberapa kasus keterpisahan anak, baik karena orangtua isolasi mandiri, dan dirawat karena terpapar covid-19, atau orangtua meninggal.
Risma meminta pengasuhan anak ketika orangtua terpapar Covid atau meninggal dunia menjadi perhatian jajaran Kemensos, dan harapkan semua unsur dapat berperan.
Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Eka Kanya Santi memaparkan, Kemensos sudah menyusun protokol pengasuhan anak terdampak Covid-19 yang bekerja sama dengan lembaga lain maupun pemda.
“Intinya kita hendak memastikan ketika ada orangtua dirawat di RS, maka RS bertanya apakah ada anak di rumah dan siapa yang mengasuh, untuk kemudian dilaporkan ke dinsos dan diurus,” kata Kanya di Jakarta, Rabu (4/8).
Terbaru, Kemensos juga memberikan perhatian kepada Vino (10) yang menjadi yatim piatu karena ibu dan bapaknya meninggal terpapar Covid-19. Hidup sebatang kara, Vino dijemput Mbah Yatin atau biasa dipanggil Kakung oleh Vino, yakni kakek Vino dari keluarga almarhumah ibunya.
Diantar langsung rombongan Dinas Sosial Kabupaten Kutai Barat menuju Bandara Aji Muhammad Sulaiman Balikpapan, Mbah Yatin bersama Vino dan Sakti Peksos Januri berangkat menuju Bandara Juanda Surabaya.
Selanjutnya mereka dijemput oleh staf Dinas Sosial Kabupaten Sragen untuk kembali ke rumahnya di Desa Gringging, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
Kemensos melalui Tim Respon Darurat Balai Budi Luhur Banjarbaru yang terdiri dari Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial memberikan dukungan psikososial, motivasi dan penguatan kepada Vino dan Mbah Yatin. Selanjutnya Vino akan tinggal bersama keluarga besarnya di Kabupaten Sragen Jawa Tengah dan melanjutkan sekolah.
Kemensos juga melakukan respon kasus terhadap BSS (18), disabilitas intelektual di Kabupaten Labuhanbatu Selatan. BSS tidak memiliki tempat tinggal setelah kedua orangtuanya meninggal karena Covid-19.
BSS lebih banyak dikurung sehingga dinas sosial setempat, aparat desa, dan warga setempat tidak mengetahui keberadaannya.
Kepala Balai Medan Lyana Siregar menugaskan Kepala Subbag Tata Usaha Budi Prayitno dan 2 (dua) Pekerja Sosial Maidinse Hutasoit dan Ilzami untuk datang ke lokasi melakukan respon kasus.
Sejak 1 Agustus 2021, BBS ditempatkan di asrama putra. Selama di dalam balai, BSS akan mendapat pendampingan dan pelatihan terutama berkaitan dengan kegiatan aktivitas kehidupan sehari-hari.
“Harapannya, BSS cukup mandiri untuk melakukan berbagai aktivitas kehidupan sehari-hari sendiri yang sederhana,” ujar Lyana. [DIR]
]]> Kementerian Sosial memberikan atensi luas dalam penanganan dampak pandemi Covid-19. Tidak hanya dengan meluncurkan program bantuan sosial untuk kelompok miskin.
Menteri Sosial Tri Rismaharini meminta jajarannya memberikan perhatian kepada kelompok rentan, termasuk anak di masa pandemi, terlebih beberapa kasus keterpisahan anak, baik karena orangtua isolasi mandiri, dan dirawat karena terpapar covid-19, atau orangtua meninggal.
Risma meminta pengasuhan anak ketika orangtua terpapar Covid atau meninggal dunia menjadi perhatian jajaran Kemensos, dan harapkan semua unsur dapat berperan.
Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Eka Kanya Santi memaparkan, Kemensos sudah menyusun protokol pengasuhan anak terdampak Covid-19 yang bekerja sama dengan lembaga lain maupun pemda.
“Intinya kita hendak memastikan ketika ada orangtua dirawat di RS, maka RS bertanya apakah ada anak di rumah dan siapa yang mengasuh, untuk kemudian dilaporkan ke dinsos dan diurus,” kata Kanya di Jakarta, Rabu (4/8).
Terbaru, Kemensos juga memberikan perhatian kepada Vino (10) yang menjadi yatim piatu karena ibu dan bapaknya meninggal terpapar Covid-19. Hidup sebatang kara, Vino dijemput Mbah Yatin atau biasa dipanggil Kakung oleh Vino, yakni kakek Vino dari keluarga almarhumah ibunya.
Diantar langsung rombongan Dinas Sosial Kabupaten Kutai Barat menuju Bandara Aji Muhammad Sulaiman Balikpapan, Mbah Yatin bersama Vino dan Sakti Peksos Januri berangkat menuju Bandara Juanda Surabaya.
Selanjutnya mereka dijemput oleh staf Dinas Sosial Kabupaten Sragen untuk kembali ke rumahnya di Desa Gringging, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
Kemensos melalui Tim Respon Darurat Balai Budi Luhur Banjarbaru yang terdiri dari Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial memberikan dukungan psikososial, motivasi dan penguatan kepada Vino dan Mbah Yatin. Selanjutnya Vino akan tinggal bersama keluarga besarnya di Kabupaten Sragen Jawa Tengah dan melanjutkan sekolah.
Kemensos juga melakukan respon kasus terhadap BSS (18), disabilitas intelektual di Kabupaten Labuhanbatu Selatan. BSS tidak memiliki tempat tinggal setelah kedua orangtuanya meninggal karena Covid-19.
BSS lebih banyak dikurung sehingga dinas sosial setempat, aparat desa, dan warga setempat tidak mengetahui keberadaannya.
Kepala Balai Medan Lyana Siregar menugaskan Kepala Subbag Tata Usaha Budi Prayitno dan 2 (dua) Pekerja Sosial Maidinse Hutasoit dan Ilzami untuk datang ke lokasi melakukan respon kasus.
Sejak 1 Agustus 2021, BBS ditempatkan di asrama putra. Selama di dalam balai, BSS akan mendapat pendampingan dan pelatihan terutama berkaitan dengan kegiatan aktivitas kehidupan sehari-hari.
“Harapannya, BSS cukup mandiri untuk melakukan berbagai aktivitas kehidupan sehari-hari sendiri yang sederhana,” ujar Lyana. [DIR]
]]>.
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .