Kasus Omicron Melonjak, Rupiah Turun Tipis
Menutup akhir pekan ini, nilai tukar rupiah melemah 0,01 persen ke evel Rp 14.327 per dolar AS dibanding perdagangan kemarin di level Rp 14.325 per dolar AS.
Mayoritas mata uang di Asia justru menguat terhadap dolar AS. Ringgit Malaysia naik 0,03 persen, dolar Singapura menguat 0,04 persen, won Korea Selatan naik 0,02 persen, baht Thailand menguat 0,01 persen, yuan China naik 0,06 persen.
Indeks dolar AS terhadap mata uang utama lainnya turun 0,3 persen ke level 95,802. Sementara nilai tukar rupiah terhadap euro menguat 0,49 persen ke level Rp 16.315, terhadap poundsterling Inggris juga naik 0,64 persen ke level Rp 19.525, dan terhadap dolar Australia menguat 0,42 persen ke level Rp 10.328.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan, pasar masih khawatir lonjakan kasus Covid-19 akan menghambat proses pemulihan ekonomi.
“Kasus Omicron yang terus naik melampaui puncak gelombang ke-2 tahun lalu menambah kekhawatiran pasar. Terutama terhadap pemulihan ekonomi dalam negeri dan dapat menekan rupiah,” ujarnya di Jakarta, Jumat (18/2).
Selain itu, ketegangan Rusia dan Ukraina turut menekan aset berisiko, seperti rupiah dan saham. Pasar khawatir serangan militer Ukraina ke pendukung Rusia akan memicu serangan balik dari Rusia ke Ukraina.
Ia memproyeksi sepanjang hari ini mata uang Garuda kemungkinan bisa melemah lagi ke kisaran Rp 14.360 per dolar AS dengan potensi support di Rp 14.300 per dolar AS. [DWI]
]]> Menutup akhir pekan ini, nilai tukar rupiah melemah 0,01 persen ke evel Rp 14.327 per dolar AS dibanding perdagangan kemarin di level Rp 14.325 per dolar AS.
Mayoritas mata uang di Asia justru menguat terhadap dolar AS. Ringgit Malaysia naik 0,03 persen, dolar Singapura menguat 0,04 persen, won Korea Selatan naik 0,02 persen, baht Thailand menguat 0,01 persen, yuan China naik 0,06 persen.
Indeks dolar AS terhadap mata uang utama lainnya turun 0,3 persen ke level 95,802. Sementara nilai tukar rupiah terhadap euro menguat 0,49 persen ke level Rp 16.315, terhadap poundsterling Inggris juga naik 0,64 persen ke level Rp 19.525, dan terhadap dolar Australia menguat 0,42 persen ke level Rp 10.328.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan, pasar masih khawatir lonjakan kasus Covid-19 akan menghambat proses pemulihan ekonomi.
“Kasus Omicron yang terus naik melampaui puncak gelombang ke-2 tahun lalu menambah kekhawatiran pasar. Terutama terhadap pemulihan ekonomi dalam negeri dan dapat menekan rupiah,” ujarnya di Jakarta, Jumat (18/2).
Selain itu, ketegangan Rusia dan Ukraina turut menekan aset berisiko, seperti rupiah dan saham. Pasar khawatir serangan militer Ukraina ke pendukung Rusia akan memicu serangan balik dari Rusia ke Ukraina.
Ia memproyeksi sepanjang hari ini mata uang Garuda kemungkinan bisa melemah lagi ke kisaran Rp 14.360 per dolar AS dengan potensi support di Rp 14.300 per dolar AS. [DWI]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .