
Kasus Covid Seperti Pingpong, Sekolah Dibuka Setelah Guru-guru Divaksin
Bulan Maret nanti, sejumlah negara tetangga sudah mulai membuka sekolah tatap muka lagi. Bagaimana di Indonesia? Bisakah tengah tahun ini kegiatan belajar offline dimulai?
Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Letjen Doni Monardo mengatakan, sekolah kemungkinan dibuka, jika vaksinasi sudah dilakukan menyeluruh, kepada guru dan siswa.
“Kami mengharapkan, vaksinasi kepada guru cepat dan tuntas, sehingga pelaksanaan sekolah tatap muka bisa segera dimulai,” katanya.
Nah, persoalannya, kapan vaksinasi ini tuntas, Satgas belum tahu persis. Vaksinasi ada urutan pelaksanaan dan skala prioritasnya. Untuk guru-guru, di sejumlah tempat sudah dimulai.
Namun Doni mengingatkan, kasus Covid itu sifatnya seperti pingpong. Ada provinsi atau daerah yang kurvanya menurun dan bisa dikendalikan, tapi wilayah tetangganya malah naik.
Misalnya, di Kalimantan Selatan. Enam bulan pertama, wilayah ini mendapat perhatian khusus, karena data menunjukkan ada kasus yang cukup tinggi di daerah tersebut.
“Kami sampai harus berkunjung ke Banjarmasin waktu itu,” kata Doni.
Salah satu penyebabnya, mereka yang meninggal di sana akibat ikut Tabligh Akbar di Gowa, Sulawesi Selatan lalu, membawa virus ke wilayahnya, saat pulang ke Kalsel.
Kematian akibat ini, di Kalsel mencapai 68 orang. “Tetapi, per hari ini kasus di Kalsel sudah terkendali,” ujarnya.
Nah, terbalik kondisinya dengan Kalimantan Timur. Saat ini yang meninggal sudah lebih dari 1.000 orang di wilayah ini. Bahkan, termasuk zona merah, setelah Jatim, Jateng, DKI dan Jawa Barat.
“Jadi, ini sering saya katakan, kasus Covid seperti pingpong. Satu daerah terkendali, tetapi virusnya malah pindah ke daerah tetangga, lalu banyak menginfeksi di sana,” papar Doni.
Meski demikian, bersyukur sampai hari ini, belum ditemukan strain atau varian baru dari mutasi Covid-19.
“Belum ada laboratorium yang melaporkan ada mutasi Covid-19 di Indonesia,” katanya.
Dan untuk menghindari itu, laboratorium di bawah kendali Kemenkes, bekerja keras melakukan pemeriksaan banyak sampel. Khususnya mengecek dan memeriksa warga yang masuk ke Indonesia dari luar negeri. Saat ini, yang terinfeksi Covid dari perjalanan luar negeri hampir 4 ribuan orang.
Menurut Prof Wiku Adisasmito, epidemiolog yang ikut hadir dalam diskusi virtual, sore ini, ada 392 spesimen telah diperiksa Lembaga Biomolekular Eijkman dan belum ditemukan strain baru Covid-19 di Indonesia.
“Yang ditakutkan adalah strain mutasi dari Inggris, Afrika Selatan dan Brazil. Tapi, ketiganya tidak atau belum ditemukan di Indonesia,” tambah Prof Wiku. [Ratnasusilo]
]]> Bulan Maret nanti, sejumlah negara tetangga sudah mulai membuka sekolah tatap muka lagi. Bagaimana di Indonesia? Bisakah tengah tahun ini kegiatan belajar offline dimulai?
Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Letjen Doni Monardo mengatakan, sekolah kemungkinan dibuka, jika vaksinasi sudah dilakukan menyeluruh, kepada guru dan siswa.
“Kami mengharapkan, vaksinasi kepada guru cepat dan tuntas, sehingga pelaksanaan sekolah tatap muka bisa segera dimulai,” katanya.
Nah, persoalannya, kapan vaksinasi ini tuntas, Satgas belum tahu persis. Vaksinasi ada urutan pelaksanaan dan skala prioritasnya. Untuk guru-guru, di sejumlah tempat sudah dimulai.
Namun Doni mengingatkan, kasus Covid itu sifatnya seperti pingpong. Ada provinsi atau daerah yang kurvanya menurun dan bisa dikendalikan, tapi wilayah tetangganya malah naik.
Misalnya, di Kalimantan Selatan. Enam bulan pertama, wilayah ini mendapat perhatian khusus, karena data menunjukkan ada kasus yang cukup tinggi di daerah tersebut.
“Kami sampai harus berkunjung ke Banjarmasin waktu itu,” kata Doni.
Salah satu penyebabnya, mereka yang meninggal di sana akibat ikut Tabligh Akbar di Gowa, Sulawesi Selatan lalu, membawa virus ke wilayahnya, saat pulang ke Kalsel.
Kematian akibat ini, di Kalsel mencapai 68 orang. “Tetapi, per hari ini kasus di Kalsel sudah terkendali,” ujarnya.
Nah, terbalik kondisinya dengan Kalimantan Timur. Saat ini yang meninggal sudah lebih dari 1.000 orang di wilayah ini. Bahkan, termasuk zona merah, setelah Jatim, Jateng, DKI dan Jawa Barat.
“Jadi, ini sering saya katakan, kasus Covid seperti pingpong. Satu daerah terkendali, tetapi virusnya malah pindah ke daerah tetangga, lalu banyak menginfeksi di sana,” papar Doni.
Meski demikian, bersyukur sampai hari ini, belum ditemukan strain atau varian baru dari mutasi Covid-19.
“Belum ada laboratorium yang melaporkan ada mutasi Covid-19 di Indonesia,” katanya.
Dan untuk menghindari itu, laboratorium di bawah kendali Kemenkes, bekerja keras melakukan pemeriksaan banyak sampel. Khususnya mengecek dan memeriksa warga yang masuk ke Indonesia dari luar negeri. Saat ini, yang terinfeksi Covid dari perjalanan luar negeri hampir 4 ribuan orang.
Menurut Prof Wiku Adisasmito, epidemiolog yang ikut hadir dalam diskusi virtual, sore ini, ada 392 spesimen telah diperiksa Lembaga Biomolekular Eijkman dan belum ditemukan strain baru Covid-19 di Indonesia.
“Yang ditakutkan adalah strain mutasi dari Inggris, Afrika Selatan dan Brazil. Tapi, ketiganya tidak atau belum ditemukan di Indonesia,” tambah Prof Wiku. [Ratnasusilo]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .