Kasus Aktif Corona Menurun, Kematian Dokter Menurun, Ekonomi Kelihatan Siuman Ada Yang Ikut Tepuk Tangan, Ada Yang Masih Tepok Jidat

Sudah dua bulan ini, berita Corona sudah tidak bikin kita waswas lagi. Kasus aktif harian terus menurun dari hari ke hari. Begitupun kasus kematian dokter juga sudah menurun drastis di banding 2 bulan lalu. Yang tidak kalah penting, ekonomi kita kelihatannya mulai siuman. Atas capain ini, tidak salah kalau banyak yang tepuk tangan, meskipun ada juga yang masih tepuk jidat.

Dalam seminggu terakhir, jumlah penambahan kasus Corona selalu lebih rendah dari yang sembuh. Senin (15/3), penambahan kasus hanya 5.589, sedangkan yang sembuh mencapai 6.830. Minggu (14/3) kasus baru 4.714, yang sembuh 5.647. Sedangkan hari Sabtu (13/3), Jumat (12/3) dan Kamis (11/3), kasus yang positif juga lebih kecil dibanding angka kesembuhan.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengklaim, melandainya kasus aktif harian sudah terjadi selama 2 bulan terakhir. Angka kematian juga sudah bisa ditekan, dan keterisian tempat tidur di rumah sakit mulai banyak yang kosong. “Angka ini konsisten dengan angka yang terjadi di dunia. Jadi di seluruh dunia juga mengalami penurunan yang cukup tajam,” ungkapnya, dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR, kemarin.

Eks Wakil Menteri BUMN ini mengatakan, ada empat strategi yang dilakukan pemerintah untuk terus menekan angka penyebaran Corona. Pertama, penguatan sistem kesehatan publik, strategi deteksi, strategi terapeutik, dan vaksinasi. Instrumen ini yang digunakan pemerintah sejak Februari lalu, untuk mengurangi laju penularan.

Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Letjen Doni Monardo mengamini pernyataan Menkes. Kata dia, kasus aktif di dalam negeri hanya 9,72 persen, sedangkan dunia, masih di angka 17,34 persen. Yang sembuh juga melonjak drastis, mencapai 87,7 persen. Sayangnya, angka kematian di sini lebih tinggi dari global, selisihnya 0,49 persen.

Yang tidak kalah penting, kata Doni, angka kematian dokter dan tenaga kesehatan (nakes) ikut turun, seiring penurunan kasus aktif. Catatannya, kematian dokter dan nakes pada Desember 2020 mencapai 55 dan 132. Bertambah pada Januari 2021, menjadi 58 dan 167. Namun Februari 2021, angka kematian dokter turun jadi 22 dan 61 nakes.

Turunnya angka positif Corona disambut gembira oleh warga dunia maya. “Alhamdulillah! Pada hari ini, meskipun terdapat penambahan kasus positif, namun, kasus aktif sudah semakin berkurang. Adapun persentase kesembuhan total hari ini sebesar 87,58 %. Semoga pandemi Covid-19 ini cepat berakhir di bumi Allah Ta’ala ini. Insya Allah. Aamiin Yaa Allah,” ujar akun @wendraekaputra2. “Udah nggak sabar hidup normal,” balas akun @inyong_w. “Semoga cepat berlalu pandemi ini,” harap akun @Didikwarsianto1.

Dengan mulai melandainya penyebaran aktif Corona, ekonomi di tanah air yang selama ini terpuruk karena pandemi, juga mulai siuman. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perkembangan ekspor dan impor bulan Februari lalu, menjadi tanda pemulihan ekonomi.

Rinciannya, ekspor mencapai 15,27 miliar dolar AS atau tumbuh 8,56 persen secara tahunan (yoy). Impornya, hanya 13,33 miliar dolar AS atau tumbuh 14,86 persen yoy. “Ini menunjukkan, geliat berbagai sektor dan investasi negeri mulai bergerak,” ujar Kepala BPS, Suhariyanto.

Geliat perekonomian juga terlihat dari peningkatan impor barang modal dan barang baku pada Februari. Hal ini sejalan dengan kinerja Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Januari yang berada di level ekspansi atau indeks di atas 50.

 

“Pokoknya saya setuju, bahwa performa ekspor impor Februari 2021 ini menggembirakan. Plus, kinerja menciptakan surplus 2,00 miliar dolar AS,” tegas Suhariyanto.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani berharap pagebluk ini dijadikan momentum akselerasi. Apalagi, saat ini perekonomian berangsur pulih hingga hampir mencapai 0 persen. “Kita berharap akselerasi terjadi, dan kita akan gunakan shock ini dengan menggunakan momentum reform,” bebernya.

Direktur Riset Core Indonesia, Piter Abdullah mengakui, sejumlah indikator di atas menunjukkan tren perbaikan. Seperti PMI dan penjualan ritel, termasuk penjualan kendaraan bermotor. Hanya saja, Piter menganggap itu semua baru arahnya saja yang membaik, levelnya masih negatif, yang berarti jauh di bawah normal.

“Data ini menyiratkan program pemulihan ekonomi masih on the track. Kunci pemulihan ekonomi memang ada pada pandemi. Ekonomi akan segera bangkit ketika pandemi berakhir, dengan syarat masyarakat dan pelaku ekonomi masih bisa bertahan selama pandemi berlangsung,” ulasnya.

Namun, di tengah kabar baik itu, masih ada kabar yang banyak bikin orang kecewa hingga tepok jidat. Salah satunya terkait program vaksinasi yang sudah berjalan 1 bulan lebih ini. Banyak warga yang kecewa, hingga saat ini belum dapat jatah vaksin meskipun masuk dalam kategori prioritas. Tapi, ternyata masih banyak juga warga yang masih nolak vaksin.

Kekesalan makin bertambah, ketika mengetahui justru koruptor yang lagi ditahan KPK malah lebih dulu mendapat vaksin ketimbang rakyat miskin. Begitu juga dengan anggota DPR dan keluarganya yang juga sudah divaksin duluan.

Satu lagi yang bikin was-was, yakni soal kabar kalau vaksin Corona buatan Sinovac Biotech akan kadaluwarsa pada 25 Maret 2021. Sebelumnya, dalam kemasan Sinovac tercatat vaksin Covid-19 ini akan kadaluwarsa tahun 2023, namun dipercepat menjadi 25 Maret 2021 atau hanya berlaku selama enam bulan.

Info ini bahkan diamini Pelaksana Tugas Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu yang mendapat konfirmasi dari BPOM dan Bio Farma.

Sejumlah warga dunia maya turut menyampaikan kekecewaannya karena belum dapat jatah vaksin. “Kita Buzzer NKRI gratis malah belum divaksin, eh yang selama ini nyerang pemerintah malah sudah divaksin,” protes akun @d4marwulan.

“Angel nih sama orang-orang yang diprioritaskan dapet vaksin, dibantu dinas dapat jatah eh malah pada gak berangkat dengan alesan takut disuntiklah, belum ada sosialisasi lah, takut dampak lah… Tau gitu buat jatah yang pengen divaksin tapi belum dapat jatah,” sindir akun @primahapsari83. “Semoga tahapan vaksinasi tuk masyarakat umum bisa segera dilaksanakan,” kata akun @adria_susann. [MEN]

]]> Sudah dua bulan ini, berita Corona sudah tidak bikin kita waswas lagi. Kasus aktif harian terus menurun dari hari ke hari. Begitupun kasus kematian dokter juga sudah menurun drastis di banding 2 bulan lalu. Yang tidak kalah penting, ekonomi kita kelihatannya mulai siuman. Atas capain ini, tidak salah kalau banyak yang tepuk tangan, meskipun ada juga yang masih tepuk jidat.

Dalam seminggu terakhir, jumlah penambahan kasus Corona selalu lebih rendah dari yang sembuh. Senin (15/3), penambahan kasus hanya 5.589, sedangkan yang sembuh mencapai 6.830. Minggu (14/3) kasus baru 4.714, yang sembuh 5.647. Sedangkan hari Sabtu (13/3), Jumat (12/3) dan Kamis (11/3), kasus yang positif juga lebih kecil dibanding angka kesembuhan.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengklaim, melandainya kasus aktif harian sudah terjadi selama 2 bulan terakhir. Angka kematian juga sudah bisa ditekan, dan keterisian tempat tidur di rumah sakit mulai banyak yang kosong. “Angka ini konsisten dengan angka yang terjadi di dunia. Jadi di seluruh dunia juga mengalami penurunan yang cukup tajam,” ungkapnya, dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR, kemarin.

Eks Wakil Menteri BUMN ini mengatakan, ada empat strategi yang dilakukan pemerintah untuk terus menekan angka penyebaran Corona. Pertama, penguatan sistem kesehatan publik, strategi deteksi, strategi terapeutik, dan vaksinasi. Instrumen ini yang digunakan pemerintah sejak Februari lalu, untuk mengurangi laju penularan.

Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Letjen Doni Monardo mengamini pernyataan Menkes. Kata dia, kasus aktif di dalam negeri hanya 9,72 persen, sedangkan dunia, masih di angka 17,34 persen. Yang sembuh juga melonjak drastis, mencapai 87,7 persen. Sayangnya, angka kematian di sini lebih tinggi dari global, selisihnya 0,49 persen.

Yang tidak kalah penting, kata Doni, angka kematian dokter dan tenaga kesehatan (nakes) ikut turun, seiring penurunan kasus aktif. Catatannya, kematian dokter dan nakes pada Desember 2020 mencapai 55 dan 132. Bertambah pada Januari 2021, menjadi 58 dan 167. Namun Februari 2021, angka kematian dokter turun jadi 22 dan 61 nakes.

Turunnya angka positif Corona disambut gembira oleh warga dunia maya. “Alhamdulillah! Pada hari ini, meskipun terdapat penambahan kasus positif, namun, kasus aktif sudah semakin berkurang. Adapun persentase kesembuhan total hari ini sebesar 87,58 %. Semoga pandemi Covid-19 ini cepat berakhir di bumi Allah Ta’ala ini. Insya Allah. Aamiin Yaa Allah,” ujar akun @wendraekaputra2. “Udah nggak sabar hidup normal,” balas akun @inyong_w. “Semoga cepat berlalu pandemi ini,” harap akun @Didikwarsianto1.

Dengan mulai melandainya penyebaran aktif Corona, ekonomi di tanah air yang selama ini terpuruk karena pandemi, juga mulai siuman. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perkembangan ekspor dan impor bulan Februari lalu, menjadi tanda pemulihan ekonomi.

Rinciannya, ekspor mencapai 15,27 miliar dolar AS atau tumbuh 8,56 persen secara tahunan (yoy). Impornya, hanya 13,33 miliar dolar AS atau tumbuh 14,86 persen yoy. “Ini menunjukkan, geliat berbagai sektor dan investasi negeri mulai bergerak,” ujar Kepala BPS, Suhariyanto.

Geliat perekonomian juga terlihat dari peningkatan impor barang modal dan barang baku pada Februari. Hal ini sejalan dengan kinerja Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Januari yang berada di level ekspansi atau indeks di atas 50.

 

“Pokoknya saya setuju, bahwa performa ekspor impor Februari 2021 ini menggembirakan. Plus, kinerja menciptakan surplus 2,00 miliar dolar AS,” tegas Suhariyanto.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani berharap pagebluk ini dijadikan momentum akselerasi. Apalagi, saat ini perekonomian berangsur pulih hingga hampir mencapai 0 persen. “Kita berharap akselerasi terjadi, dan kita akan gunakan shock ini dengan menggunakan momentum reform,” bebernya.

Direktur Riset Core Indonesia, Piter Abdullah mengakui, sejumlah indikator di atas menunjukkan tren perbaikan. Seperti PMI dan penjualan ritel, termasuk penjualan kendaraan bermotor. Hanya saja, Piter menganggap itu semua baru arahnya saja yang membaik, levelnya masih negatif, yang berarti jauh di bawah normal.

“Data ini menyiratkan program pemulihan ekonomi masih on the track. Kunci pemulihan ekonomi memang ada pada pandemi. Ekonomi akan segera bangkit ketika pandemi berakhir, dengan syarat masyarakat dan pelaku ekonomi masih bisa bertahan selama pandemi berlangsung,” ulasnya.

Namun, di tengah kabar baik itu, masih ada kabar yang banyak bikin orang kecewa hingga tepok jidat. Salah satunya terkait program vaksinasi yang sudah berjalan 1 bulan lebih ini. Banyak warga yang kecewa, hingga saat ini belum dapat jatah vaksin meskipun masuk dalam kategori prioritas. Tapi, ternyata masih banyak juga warga yang masih nolak vaksin.

Kekesalan makin bertambah, ketika mengetahui justru koruptor yang lagi ditahan KPK malah lebih dulu mendapat vaksin ketimbang rakyat miskin. Begitu juga dengan anggota DPR dan keluarganya yang juga sudah divaksin duluan.

Satu lagi yang bikin was-was, yakni soal kabar kalau vaksin Corona buatan Sinovac Biotech akan kadaluwarsa pada 25 Maret 2021. Sebelumnya, dalam kemasan Sinovac tercatat vaksin Covid-19 ini akan kadaluwarsa tahun 2023, namun dipercepat menjadi 25 Maret 2021 atau hanya berlaku selama enam bulan.

Info ini bahkan diamini Pelaksana Tugas Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu yang mendapat konfirmasi dari BPOM dan Bio Farma.

Sejumlah warga dunia maya turut menyampaikan kekecewaannya karena belum dapat jatah vaksin. “Kita Buzzer NKRI gratis malah belum divaksin, eh yang selama ini nyerang pemerintah malah sudah divaksin,” protes akun @d4marwulan.

“Angel nih sama orang-orang yang diprioritaskan dapet vaksin, dibantu dinas dapat jatah eh malah pada gak berangkat dengan alesan takut disuntiklah, belum ada sosialisasi lah, takut dampak lah… Tau gitu buat jatah yang pengen divaksin tapi belum dapat jatah,” sindir akun @primahapsari83. “Semoga tahapan vaksinasi tuk masyarakat umum bisa segera dilaksanakan,” kata akun @adria_susann. [MEN]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories