Kantor DPP Digeruduk, Demokrat Anggap Sebagai Dialektika Demokrasi .

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra memberi penjelasan mengenai peristiwa penggerudukan Kantor DPP Partai Demokrat oleh sejumlah orang yang mengaku mahasiswa pada Senin malam (15/3). Herzaky menganggap, peristiwa itu sebagai bagian dari dialektika demokrasi.

Dia menerangkan, sejak gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD) diungkapkan 1 Februari lalu, pihaknya menerima banyak dukungan dari berbagai elemen masyarakat. Dukungan itu diekspresikan dalam berbagai cara, baik melalui media massa, media sosial, maupun unjuk dukungan.

“Agar kegelisahan mereka bisa terekspresikan dengan baik dan tertib, Partai Demokrat membuka Mimbar Demokrasi di Taman Proklamasi di dalam kompleks Kantor DPP, Jalan Proklamasi Nomor 41, Jakarta Pusat, dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan,” terangnya, dalam keterangan yang diterima RM.id, Selasa (16/3).

Menurut Herzaky, Mimbar Demokrasi ini kemudian menyebar, seiring dengan eskalasi persoalan. Mimbar Demokrasi semakin populer dan menarik makin banyak orang. “Kami berupaya sebaik-baiknya agar Mimbar Demokrasi ini bisa digunakan dengan baik untuk mengekspresikan pendapat, dengan argumentasi yang sehat, sebagai bagian dari edukasi publik,” ungkapnya.

Partai Demokrat, lanjutnya, memperlakukan setiap orang yang datang dengan prasangka yang baik. Dari yang datang, ada beberapa mahasiswa yang meminta kesempatan berorasi atas nama Persatuan Aktivis Lintas Kampus. “Kami memberikan kesempatan yang sama kepada mereka laiknya pihak-pihak lain,” imbuhnya.

Para mahasiswa ini, sambung Herzaky, kemudian memberikan identitas sebagai mahasiswa dan aktivis dari kampus tertentu dalam pendataannya. “Mohon maaf kalau kemudian ternyata ada di antara mereka, yang belakangan baru diketahui memang mahasiswa dan memegang jabatan tertentu, tapi bukan perwakilan dari lembaga mahasiswa di kampusnya,” ucapnya.

Dia berjanji akan berupaya lebih baik lagi untuk mencegah hal seperti itu berulang. Yaitu dengan mengecek identitas elemen masyarakat yang datang lebih detail lagi, dengan tetap menjunjung prasangka baik dan kebebasan berekspresi.

“Untuk dinamika yang ditimbulkan belasan mahasiswa di depan Kantor DPP PD ketika malam hari, kami sudah berusaha mengundang mereka ke dalam. Sesuai dengan sikap kami yang terbuka pada berbagai kalangan yang datang untuk menyampaikan pendapat,” terangnya.

Dia menyadari bahwa ada pihak yang tak setuju pada langkah yang dilakukan Partai Demokrat. Seperti yang melakukan demo malam kemarin. Pihaknya menerima hal itu sebagai bagian dari dialektika dalam demokrasi.

“Bagaimanapun, menjadi perjuangan kita bersama, untuk menyelamatkan demokrasi di Indonesia. Perjalanan ini memang bakal penuh dengan pelajaran, tetapi takkan menyurutkan langkah kita untuk maju. Demi demokrasi yang lebih baik,” tutupnya. [USU]

]]> .
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra memberi penjelasan mengenai peristiwa penggerudukan Kantor DPP Partai Demokrat oleh sejumlah orang yang mengaku mahasiswa pada Senin malam (15/3). Herzaky menganggap, peristiwa itu sebagai bagian dari dialektika demokrasi.

Dia menerangkan, sejak gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD) diungkapkan 1 Februari lalu, pihaknya menerima banyak dukungan dari berbagai elemen masyarakat. Dukungan itu diekspresikan dalam berbagai cara, baik melalui media massa, media sosial, maupun unjuk dukungan.

“Agar kegelisahan mereka bisa terekspresikan dengan baik dan tertib, Partai Demokrat membuka Mimbar Demokrasi di Taman Proklamasi di dalam kompleks Kantor DPP, Jalan Proklamasi Nomor 41, Jakarta Pusat, dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan,” terangnya, dalam keterangan yang diterima RM.id, Selasa (16/3).

Menurut Herzaky, Mimbar Demokrasi ini kemudian menyebar, seiring dengan eskalasi persoalan. Mimbar Demokrasi semakin populer dan menarik makin banyak orang. “Kami berupaya sebaik-baiknya agar Mimbar Demokrasi ini bisa digunakan dengan baik untuk mengekspresikan pendapat, dengan argumentasi yang sehat, sebagai bagian dari edukasi publik,” ungkapnya.

Partai Demokrat, lanjutnya, memperlakukan setiap orang yang datang dengan prasangka yang baik. Dari yang datang, ada beberapa mahasiswa yang meminta kesempatan berorasi atas nama Persatuan Aktivis Lintas Kampus. “Kami memberikan kesempatan yang sama kepada mereka laiknya pihak-pihak lain,” imbuhnya.

Para mahasiswa ini, sambung Herzaky, kemudian memberikan identitas sebagai mahasiswa dan aktivis dari kampus tertentu dalam pendataannya. “Mohon maaf kalau kemudian ternyata ada di antara mereka, yang belakangan baru diketahui memang mahasiswa dan memegang jabatan tertentu, tapi bukan perwakilan dari lembaga mahasiswa di kampusnya,” ucapnya.

Dia berjanji akan berupaya lebih baik lagi untuk mencegah hal seperti itu berulang. Yaitu dengan mengecek identitas elemen masyarakat yang datang lebih detail lagi, dengan tetap menjunjung prasangka baik dan kebebasan berekspresi.

“Untuk dinamika yang ditimbulkan belasan mahasiswa di depan Kantor DPP PD ketika malam hari, kami sudah berusaha mengundang mereka ke dalam. Sesuai dengan sikap kami yang terbuka pada berbagai kalangan yang datang untuk menyampaikan pendapat,” terangnya.

Dia menyadari bahwa ada pihak yang tak setuju pada langkah yang dilakukan Partai Demokrat. Seperti yang melakukan demo malam kemarin. Pihaknya menerima hal itu sebagai bagian dari dialektika dalam demokrasi.

“Bagaimanapun, menjadi perjuangan kita bersama, untuk menyelamatkan demokrasi di Indonesia. Perjalanan ini memang bakal penuh dengan pelajaran, tetapi takkan menyurutkan langkah kita untuk maju. Demi demokrasi yang lebih baik,” tutupnya. [USU]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories