
Kalau Mudik Nggak Dilarang Si Corona Bisa Ikutan Pulkam Lho!
Pemerintah belum memutuskan, apakah membolehkan atau melarang mudik warga pada Lebaran tahun ini. Tapi kalau tak dilarang, dikhawatirkan virus Corona bakal dibawa para pemudik ke desa-desa.
Kekhawatiran itu diungkapkan Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Wamendes PDTT), Budi Arie Setiadi. Dia menyebut, para pemudik dari kota, bisa saja membawa virus Corona ke desa. Karena itu, Kemendes PDTT akan melakukan kajian intensif untuk menyikapi arus mudik 2021 ini.
“Jangan sampai pandemi Covid-19 ini justru masuk ke desa. Kemendes PDTT harus bersikap dengan adanya kebijakan ini,” ujarnya, saat menutup Rapat Sinkronisasi Kegiatan Kementerian/Lembaga Kemendes PDTT 2021.
Arie mengingatkan, jika tidak ada upaya bersama mencegah penyebaran Covid-19, pandemi bisa terus memanjang hingga 2022. “Harus terus melaksanakan protokol kesehatan agar pandemi ini segera berlalu,” imbaunya. Arie juga menyarankan seluruh warga desa harus divaksinasi Covid-19.
Secara terpisah, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Letjen Doni Monardo mengatakan, pemerintah masih akan mendiskusikan kebijakan mengenai mudik saat Lebaran mendatang. “Jadi bersabar dulu,” pintanya.
Meski begitu, Doni mengingatkan, setiap ada libur panjang dan peningkatan mobilitas masyarakat, kasus baru selalu melonjak tajam. Ini terjadi dalam beberapa momen libur panjang pada tahun lalu.
Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, Brigjen TNI (Purnawirawan) Alexander K Ginting menegaskan, dilarang atau tidaknya mudik, keselamatan rakyat tetap nomor satu. “Dalam rangka menjaga keselamatan dan kesehatan masyarakat, apapun taruhannya, keselamatan masyarakat menjadi prioritas kami,” ujar Alexander dalam diskusi virtual, kemarin.
Dalam waktu dekat ini, Satgas Covid-19 memastikan masih akan melakukan koordinasi lagi terkait keputusan mudik. Dia pun meminta masyarakat untuk bersikap bijak. Alex mengingatkan, sejauh ini peningkatan kasus selalu dipicu oleh momen libur panjang.
Dari data Satgas Covid-19 kejadian di periode sebelumnya, empat kali liburan secara berturut-turut dalam waktu dua minggu terjadi kenaikan kasus antara 70 persen hingga 90 persen. Hal ini dia ingatkan tidak boleh terulang.
“Kendati masyarakat merindukan mudik, Satgas Covid-19 tetap memperhatikan bahwa keamanan dan keselamatan masyarakat adalah segala-galanya,” tegasnya.
Alexander juga mengingatkan, pihaknya bersama pemerintah terus memperhatikan pemulihan kesehatan, tapi tanpa mengabaikan pemulihan ekonomi. Begitu juga pemulihan ekonomi harus memperhatikan pemulihan kesehatan. “Karena itu, tentu pelonggaran mobilisasi ini harus jadi catatan bersama,” terangnya. [JAR]
]]> Pemerintah belum memutuskan, apakah membolehkan atau melarang mudik warga pada Lebaran tahun ini. Tapi kalau tak dilarang, dikhawatirkan virus Corona bakal dibawa para pemudik ke desa-desa.
Kekhawatiran itu diungkapkan Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Wamendes PDTT), Budi Arie Setiadi. Dia menyebut, para pemudik dari kota, bisa saja membawa virus Corona ke desa. Karena itu, Kemendes PDTT akan melakukan kajian intensif untuk menyikapi arus mudik 2021 ini.
“Jangan sampai pandemi Covid-19 ini justru masuk ke desa. Kemendes PDTT harus bersikap dengan adanya kebijakan ini,” ujarnya, saat menutup Rapat Sinkronisasi Kegiatan Kementerian/Lembaga Kemendes PDTT 2021.
Arie mengingatkan, jika tidak ada upaya bersama mencegah penyebaran Covid-19, pandemi bisa terus memanjang hingga 2022. “Harus terus melaksanakan protokol kesehatan agar pandemi ini segera berlalu,” imbaunya. Arie juga menyarankan seluruh warga desa harus divaksinasi Covid-19.
Secara terpisah, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Letjen Doni Monardo mengatakan, pemerintah masih akan mendiskusikan kebijakan mengenai mudik saat Lebaran mendatang. “Jadi bersabar dulu,” pintanya.
Meski begitu, Doni mengingatkan, setiap ada libur panjang dan peningkatan mobilitas masyarakat, kasus baru selalu melonjak tajam. Ini terjadi dalam beberapa momen libur panjang pada tahun lalu.
Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, Brigjen TNI (Purnawirawan) Alexander K Ginting menegaskan, dilarang atau tidaknya mudik, keselamatan rakyat tetap nomor satu. “Dalam rangka menjaga keselamatan dan kesehatan masyarakat, apapun taruhannya, keselamatan masyarakat menjadi prioritas kami,” ujar Alexander dalam diskusi virtual, kemarin.
Dalam waktu dekat ini, Satgas Covid-19 memastikan masih akan melakukan koordinasi lagi terkait keputusan mudik. Dia pun meminta masyarakat untuk bersikap bijak. Alex mengingatkan, sejauh ini peningkatan kasus selalu dipicu oleh momen libur panjang.
Dari data Satgas Covid-19 kejadian di periode sebelumnya, empat kali liburan secara berturut-turut dalam waktu dua minggu terjadi kenaikan kasus antara 70 persen hingga 90 persen. Hal ini dia ingatkan tidak boleh terulang.
“Kendati masyarakat merindukan mudik, Satgas Covid-19 tetap memperhatikan bahwa keamanan dan keselamatan masyarakat adalah segala-galanya,” tegasnya.
Alexander juga mengingatkan, pihaknya bersama pemerintah terus memperhatikan pemulihan kesehatan, tapi tanpa mengabaikan pemulihan ekonomi. Begitu juga pemulihan ekonomi harus memperhatikan pemulihan kesehatan. “Karena itu, tentu pelonggaran mobilisasi ini harus jadi catatan bersama,” terangnya. [JAR]
]]>.
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .