Kalau Cuma Lantik Nadiem & Bahlil Jokowi Main Aman

Isu reshuffle jilid II berakhir antiklimaks. Kocok ulang posisi di kabinet dikabarkan tak akan melebar ke mana-mana. Reshuffle hanya untuk posisi Menteri Investasi dan Menteri Dikbud dan Ristek. Nama yang akan dilantik juga hanya orang-orang lama. Kalau hal ini kejadian, maka diprediksi Presiden Jokowi memilih main aman saja.

Reshuffle jilid II kabarnya akan digelar hari ini. Informasi yang beredar kemarin menyebutkan, Jokowi akan melantik Bahlil Lahadilia sebagai Menteri Investasi dan Nadiem Makarim sebagai Menteri Dikbud dan Ristek. Di saat yang sama, Jokowi juga akan melantik Laksana Tri Handoko sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman, tidak menampik kabar rencana pelantikan ini. Namun, dia tidak mau mengiyakan, dengan alasan tidak boleh mendahului pengumuman yang dilakukan Jokowi.

“Saya tidak boleh mendahului Presiden. Kita tunggu saja. Tunggu aja lah ya,” kata Fadjroel, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Menurut Fadjroel, dalam reshuffle, Jokowi akan mengumumkan sendiri ke publik. Tidak melalui jubir dan pihak lain. Hal ini juga dilakukan dalam reshuffle-reshuffle sebelumnya. “Seperti reshuffle kabinet pada 22 Desember 2020 di beranda Istana Merdeka,” lanjutnya.

Yang ia tahu, hanya soal perubahan nomenklatur kementerian yang sudah disahkan DPR, berdasarkan Surat Presiden No.R14/PRES/03/2021 perihal Pertimbangan Pengubahan Kementerian. Selebihnya, soal kapan dan siapa yang akan direshuffle, kata Fadjroel hanya Presiden dan Tuhan yang tahu. “Itu kalau bahasa rakyatnya,” kilah Fadjroel.

Pihak parpol koalisi tak masalah dengan reshuffle minimalis yang dilakukan Jokowi ini. Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurul Arifin meyakini, yang dilakukan Jokowi adalah yang terbaik. Dia pun mengucapkan selamat kepada dua menteri yang akan dilantik Jokowi hari ini. “Selamat bekerja,” ucap Nurul, dalam obrolan dengan Rakyat Merdeka, tadi malam.

Partai Nasdem juga tidak keberatan dengan keputusan Presiden Jokowi menggelar reshuffle terbatas hanya di dua kementerian. Tidak menyasar menteri-menteri lain. “Sudah tepat,” kata Ketua DPP Bidang Media dan Komunikasi Publik Partai Nasdem Charles Meikyansah, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Demikian juga Partai Bulan Bintang (PBB). Sekjen PBB Afriyansyah Ferry Noer menyatakan, pihaknya manut dengan apapun keputusan Jokowi terkait reshuffle. Sebab, reshuffle merupakan hak prerogatif Presiden.

Sebelumnya, isu reshuffle ini sempat mendidih. Apalagi, banyak yang mendorong agar reshuffle juga menyasar ke menteri-menteri lain yang dianggap berkinerja kurang dan suka bikin gaduh. Namun, Jokowi memutuskan lain. Jokowi hanya akan mengisi posisi dalam perubahan nomenklatur kementerian yang sudah disetujui DPR.

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menyebut, reshuffle ini menunjukkan Jokowi sedang main aman. Jokowi sedang tidak ingin menambah “musuh”. Sebab, jika reshuffle besar-besar, ada potensi beberapa pihak kecewa dan sakit hati. “Sepertinya Jokowi ingin main aman,” kata Ujang dalam perbincangan dengan Rakyat Merdeka, tadi malam. 

Jika reshuffle dilakukan meluas, lanjut Ujang, bisa membuat jatah menteri dari partai tertentu berkurang. Hal ini juga itu bisa mengancam kestabilan koalisi. “Sama saja mengusik kepentingan partai dan profesional yang jadi menteri,” pungkasnya. [SAR]

]]> Isu reshuffle jilid II berakhir antiklimaks. Kocok ulang posisi di kabinet dikabarkan tak akan melebar ke mana-mana. Reshuffle hanya untuk posisi Menteri Investasi dan Menteri Dikbud dan Ristek. Nama yang akan dilantik juga hanya orang-orang lama. Kalau hal ini kejadian, maka diprediksi Presiden Jokowi memilih main aman saja.

Reshuffle jilid II kabarnya akan digelar hari ini. Informasi yang beredar kemarin menyebutkan, Jokowi akan melantik Bahlil Lahadilia sebagai Menteri Investasi dan Nadiem Makarim sebagai Menteri Dikbud dan Ristek. Di saat yang sama, Jokowi juga akan melantik Laksana Tri Handoko sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman, tidak menampik kabar rencana pelantikan ini. Namun, dia tidak mau mengiyakan, dengan alasan tidak boleh mendahului pengumuman yang dilakukan Jokowi.

“Saya tidak boleh mendahului Presiden. Kita tunggu saja. Tunggu aja lah ya,” kata Fadjroel, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Menurut Fadjroel, dalam reshuffle, Jokowi akan mengumumkan sendiri ke publik. Tidak melalui jubir dan pihak lain. Hal ini juga dilakukan dalam reshuffle-reshuffle sebelumnya. “Seperti reshuffle kabinet pada 22 Desember 2020 di beranda Istana Merdeka,” lanjutnya.

Yang ia tahu, hanya soal perubahan nomenklatur kementerian yang sudah disahkan DPR, berdasarkan Surat Presiden No.R14/PRES/03/2021 perihal Pertimbangan Pengubahan Kementerian. Selebihnya, soal kapan dan siapa yang akan direshuffle, kata Fadjroel hanya Presiden dan Tuhan yang tahu. “Itu kalau bahasa rakyatnya,” kilah Fadjroel.

Pihak parpol koalisi tak masalah dengan reshuffle minimalis yang dilakukan Jokowi ini. Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurul Arifin meyakini, yang dilakukan Jokowi adalah yang terbaik. Dia pun mengucapkan selamat kepada dua menteri yang akan dilantik Jokowi hari ini. “Selamat bekerja,” ucap Nurul, dalam obrolan dengan Rakyat Merdeka, tadi malam.

Partai Nasdem juga tidak keberatan dengan keputusan Presiden Jokowi menggelar reshuffle terbatas hanya di dua kementerian. Tidak menyasar menteri-menteri lain. “Sudah tepat,” kata Ketua DPP Bidang Media dan Komunikasi Publik Partai Nasdem Charles Meikyansah, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Demikian juga Partai Bulan Bintang (PBB). Sekjen PBB Afriyansyah Ferry Noer menyatakan, pihaknya manut dengan apapun keputusan Jokowi terkait reshuffle. Sebab, reshuffle merupakan hak prerogatif Presiden.

Sebelumnya, isu reshuffle ini sempat mendidih. Apalagi, banyak yang mendorong agar reshuffle juga menyasar ke menteri-menteri lain yang dianggap berkinerja kurang dan suka bikin gaduh. Namun, Jokowi memutuskan lain. Jokowi hanya akan mengisi posisi dalam perubahan nomenklatur kementerian yang sudah disetujui DPR.

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menyebut, reshuffle ini menunjukkan Jokowi sedang main aman. Jokowi sedang tidak ingin menambah “musuh”. Sebab, jika reshuffle besar-besar, ada potensi beberapa pihak kecewa dan sakit hati. “Sepertinya Jokowi ingin main aman,” kata Ujang dalam perbincangan dengan Rakyat Merdeka, tadi malam. 

Jika reshuffle dilakukan meluas, lanjut Ujang, bisa membuat jatah menteri dari partai tertentu berkurang. Hal ini juga itu bisa mengancam kestabilan koalisi. “Sama saja mengusik kepentingan partai dan profesional yang jadi menteri,” pungkasnya. [SAR]
]]>.
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories