Kaesang Ditanya Begini Jokowi-Prabowo Gantengan Mana

Dua kali bertarung di Pilpres, Presiden Jokowi dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto selalu dibanding-bandingkan oleh para pendukungnya. Mulai dari gaya kepemimpinan, pidato hingga bentuk fisik. Soal fisik ini, Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi, mendapat pertanyaan serupa. “Ganteng mana antara Pak Jokowi dan Pak Prabowo?”

Pertanyaan pada Kaesang ini disampaikan komedian dan juga host, Marshel Widianto dalam podcast miliknya. Dalam acara yang disiarkan di YouTube Marshel Widianto itu, Kaesang diundang sebagai bintang tamunya. Meskipun video itu baru sebentar diunggah ke YouTube, ternyata konten yang diberi judul “MIB39-Kaesang Panik Dibercandain Marshel!” itu sudah ditonton lebih dari 516 ribu.

Karena acara komedi, obrolan Marshel dengan jurangan Sang Pisang itu, lebih banyak candanya. Pertanyaan yang dilontarkan kepada adik Gibran Rakabuming itu, juga tidak banyak yang serius-serius.

Acara itu juga tidak dikemas dalam format wawancara serius, tapi lebih kepada obrolan. Mereka ngobrol di sebuah gerobak berisikan dagangannya Kaesang dalam sebuah ruangan berwarna hijau.

“Kepikiran banget gak Mas Kaesang, ketika bapak (melambung). Ketika bapak jadi Presiden?” tanya Marshel di,awal obrolan. “Ya nggak lah. Tetap jadi anaknya bapak. Yang jadi Presiden kan bapak. Bukan aku,” jawab Kaesang.

Obrolan yang penuh tawa itu, makin seru saat Marshel bertanya pada Kaesang soal Prabowo, rival Jokowi dalam 2 kali Pilpres. “Menurut Mas Kaesang, Pak Prabowo ganteng gak?” tanya Marshel.

Mendengar pertanyaan ini, Kaesang diam sesaat. Dia tidak mau berterus terang soal penilaiannya pada Prabowo. “Kalau ganteng. Biasanya saya gak pernah ngomong cowok ganteng atau gak. Tapi flawless (tanpa cela atau rapi) lah. Kan skin care, kan,” seloroh Kaesang.

Meskipun yang ditanya soal Prabowo, Kaesang justru mengkaitkan dengan sosok Jokowi. “Tapi lebih dibanding bapak saya,” kata Kaesang, sambil tertawa.

Kok bisa? “Orang bapak saya nggak pernah perawatan. Nggak ada sabun muka. Cuci muka juga cuma air tok,” sambung Kaesang, polos.

Jawaban Kaesang itu membuat Marshel tertawa sampai tidak percaya. “Ini beneran Pak Jokowi nggak pake sabun muka?” tanya Marshel lagi. “Ini seriusan. Bapak itu gak pernah ada cuci muka. Gak ada. Serius,” kata Kaesang, lagi.

“Emang mas gak pernah ngingetin, pak cuci muka,” sahut Marshel. “Kan gak mungkin nih, tiba-tiba misalnya bapak ke Indomart atau apa ambil Biore. Gak mungkin,” jawab Kaesang. “Tapi Paspampresnya yang ngambil?” timpal Marshel. “Ya gak juga sih. Yang penting sabunan ajalah,” kata Kaesang.

Dalam kesempatan itu, komedian berambut kriting gimbal itu mengalihkan pembicaraan pada pribadi Kaesang. “Kenapa Mas Kaesang senang berbisnis, tidak terjun ke dunia politik?” tanyanya. “Tidak ya. Tidak itu lebih tidak akan. Tertarik iya. Tertarik dengan dunia politik iya. Kalau dibilang belum terjun, ya sebenarnya gak juga. Tapi pernah berpikir, enakan bisnis. Tapi tertarik dengan dunia politik,” jawab Kaesang, malu-malu.

 

“Kalau nanti terjun ke dunia politik, apa cita-citanya juga mau jadi presien?” tanya Marshel. “Ya cita-cita pasti yang paling tinggi lah. Karena kalau politik seru aja. Ya itu, tiba-tiba dilaporin. Kalau saya sih gak apa-apa. Kadang-kadang hal seperti itu kan suka menghambat. Kalau saya kerja pribadi gak menghambat. Mungkin kaya Mas Gibran sebagai pejabat mungkin, saya gak tau terganggu atau gak, kan banyak wartawan. Tapi kayanya beliau biasa-biasa aja,” tuturnya.

“Preman-preman juga ya, sampai terjun-terjun pak. Itu menurut mas pencitraan atau bener-bener?” cecar Marshel. “Hadeeh. Ampun Bapak Gibran. Mas Wali,” ucap Kaesang, sambil mengekspresikan permohonan maaf. “Kalo ada yang mau dicut (dipotong) bilang aja?”kata Marshel, menawarkan. “Gak apa-apa. Menurutku gak apa-apa. Apa yang disembunyiin,” timpal Kaesang.

Lalu, apa maksud Kaesang bilang Prabowo lebih baik daripada Jokowi, soal tampilan? Pakar komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengatakan, jawaban itu merupakan ciri khas Kaesang yang gemar bercanda.

“Menurut saya, jawaban ini gak bisa ditanggepin serius juga. Apalagi, dia bilang bapaknya gak pernah cuci muka. Menuru saya, jawaban biasa lah. Jawaban bercandaan Kaesang. Polosnya Kaesang,” ulas pria yang akrab disapa Hensat ini, saat dihubungi tadi malam.

Soal bisnis dan politik, Hensat memandang pria kelahiran Solo 28 tahun silam itu, tengah menikmati bisnisnya. Sehingga, kecil kemungkinan terjun ke dunia politik dalam waktu dekat. “Tapi kalau ditanya kapan waktu yang paling tepat, masuk ke politik ya sekarang. Pada saat bapaknya berkuasa. Semuanya lebih mudah saat ini,” katanya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah memandang Kaesang tengah menegaskan kultur polos keluarganya. Jawaban semacam itu senada dengan kebiasan Jokowi, termasuk Gibran.

Tidak ada tendensi apapun, meski bisa saja karakter polos ini ditujukan untuk menjaga simpati publik. “Tidak sampai pada upaya mencitrakan orangtuanya yang Presiden. Tetapi sebagai pengulangan karakter jika mereka memang dari kalangan rakyat, meskipun secara politik dan ekonomi jelas sekali elitisnya,” urai Dedi.

Lagipula, sejauh ini belum ada replikasi popularitas politik Jokowi ke putra-putranya. Kata Dedi, hal ini bisa ditafsiri setelah Jokowi tidak menjabat, selesai juga pengaruh keluarganya. Mengingat, tokoh sentralnya ada di mantan wali kota Solo itu.

Senada dengan Hensat, Dedi menyarankan, jika memang Kaesang tertarik ke dunia politik, saat ini waktu yang tepat. “Sebelum Jokowi pensiun. Sehingga, bisa memanfaatkan kapitalisasi pengaruh Jokowi. Jika menunggu Jokowi tidak berkuasa, akan sulit menemukan peluang,” pungkasnya. [MEN]

]]> Dua kali bertarung di Pilpres, Presiden Jokowi dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto selalu dibanding-bandingkan oleh para pendukungnya. Mulai dari gaya kepemimpinan, pidato hingga bentuk fisik. Soal fisik ini, Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi, mendapat pertanyaan serupa. “Ganteng mana antara Pak Jokowi dan Pak Prabowo?”

Pertanyaan pada Kaesang ini disampaikan komedian dan juga host, Marshel Widianto dalam podcast miliknya. Dalam acara yang disiarkan di YouTube Marshel Widianto itu, Kaesang diundang sebagai bintang tamunya. Meskipun video itu baru sebentar diunggah ke YouTube, ternyata konten yang diberi judul “MIB39-Kaesang Panik Dibercandain Marshel!” itu sudah ditonton lebih dari 516 ribu.

Karena acara komedi, obrolan Marshel dengan jurangan Sang Pisang itu, lebih banyak candanya. Pertanyaan yang dilontarkan kepada adik Gibran Rakabuming itu, juga tidak banyak yang serius-serius.

Acara itu juga tidak dikemas dalam format wawancara serius, tapi lebih kepada obrolan. Mereka ngobrol di sebuah gerobak berisikan dagangannya Kaesang dalam sebuah ruangan berwarna hijau.

“Kepikiran banget gak Mas Kaesang, ketika bapak (melambung). Ketika bapak jadi Presiden?” tanya Marshel di,awal obrolan. “Ya nggak lah. Tetap jadi anaknya bapak. Yang jadi Presiden kan bapak. Bukan aku,” jawab Kaesang.

Obrolan yang penuh tawa itu, makin seru saat Marshel bertanya pada Kaesang soal Prabowo, rival Jokowi dalam 2 kali Pilpres. “Menurut Mas Kaesang, Pak Prabowo ganteng gak?” tanya Marshel.

Mendengar pertanyaan ini, Kaesang diam sesaat. Dia tidak mau berterus terang soal penilaiannya pada Prabowo. “Kalau ganteng. Biasanya saya gak pernah ngomong cowok ganteng atau gak. Tapi flawless (tanpa cela atau rapi) lah. Kan skin care, kan,” seloroh Kaesang.

Meskipun yang ditanya soal Prabowo, Kaesang justru mengkaitkan dengan sosok Jokowi. “Tapi lebih dibanding bapak saya,” kata Kaesang, sambil tertawa.

Kok bisa? “Orang bapak saya nggak pernah perawatan. Nggak ada sabun muka. Cuci muka juga cuma air tok,” sambung Kaesang, polos.

Jawaban Kaesang itu membuat Marshel tertawa sampai tidak percaya. “Ini beneran Pak Jokowi nggak pake sabun muka?” tanya Marshel lagi. “Ini seriusan. Bapak itu gak pernah ada cuci muka. Gak ada. Serius,” kata Kaesang, lagi.

“Emang mas gak pernah ngingetin, pak cuci muka,” sahut Marshel. “Kan gak mungkin nih, tiba-tiba misalnya bapak ke Indomart atau apa ambil Biore. Gak mungkin,” jawab Kaesang. “Tapi Paspampresnya yang ngambil?” timpal Marshel. “Ya gak juga sih. Yang penting sabunan ajalah,” kata Kaesang.

Dalam kesempatan itu, komedian berambut kriting gimbal itu mengalihkan pembicaraan pada pribadi Kaesang. “Kenapa Mas Kaesang senang berbisnis, tidak terjun ke dunia politik?” tanyanya. “Tidak ya. Tidak itu lebih tidak akan. Tertarik iya. Tertarik dengan dunia politik iya. Kalau dibilang belum terjun, ya sebenarnya gak juga. Tapi pernah berpikir, enakan bisnis. Tapi tertarik dengan dunia politik,” jawab Kaesang, malu-malu.

 

“Kalau nanti terjun ke dunia politik, apa cita-citanya juga mau jadi presien?” tanya Marshel. “Ya cita-cita pasti yang paling tinggi lah. Karena kalau politik seru aja. Ya itu, tiba-tiba dilaporin. Kalau saya sih gak apa-apa. Kadang-kadang hal seperti itu kan suka menghambat. Kalau saya kerja pribadi gak menghambat. Mungkin kaya Mas Gibran sebagai pejabat mungkin, saya gak tau terganggu atau gak, kan banyak wartawan. Tapi kayanya beliau biasa-biasa aja,” tuturnya.

“Preman-preman juga ya, sampai terjun-terjun pak. Itu menurut mas pencitraan atau bener-bener?” cecar Marshel. “Hadeeh. Ampun Bapak Gibran. Mas Wali,” ucap Kaesang, sambil mengekspresikan permohonan maaf. “Kalo ada yang mau dicut (dipotong) bilang aja?”kata Marshel, menawarkan. “Gak apa-apa. Menurutku gak apa-apa. Apa yang disembunyiin,” timpal Kaesang.

Lalu, apa maksud Kaesang bilang Prabowo lebih baik daripada Jokowi, soal tampilan? Pakar komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengatakan, jawaban itu merupakan ciri khas Kaesang yang gemar bercanda.

“Menurut saya, jawaban ini gak bisa ditanggepin serius juga. Apalagi, dia bilang bapaknya gak pernah cuci muka. Menuru saya, jawaban biasa lah. Jawaban bercandaan Kaesang. Polosnya Kaesang,” ulas pria yang akrab disapa Hensat ini, saat dihubungi tadi malam.

Soal bisnis dan politik, Hensat memandang pria kelahiran Solo 28 tahun silam itu, tengah menikmati bisnisnya. Sehingga, kecil kemungkinan terjun ke dunia politik dalam waktu dekat. “Tapi kalau ditanya kapan waktu yang paling tepat, masuk ke politik ya sekarang. Pada saat bapaknya berkuasa. Semuanya lebih mudah saat ini,” katanya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah memandang Kaesang tengah menegaskan kultur polos keluarganya. Jawaban semacam itu senada dengan kebiasan Jokowi, termasuk Gibran.

Tidak ada tendensi apapun, meski bisa saja karakter polos ini ditujukan untuk menjaga simpati publik. “Tidak sampai pada upaya mencitrakan orangtuanya yang Presiden. Tetapi sebagai pengulangan karakter jika mereka memang dari kalangan rakyat, meskipun secara politik dan ekonomi jelas sekali elitisnya,” urai Dedi.

Lagipula, sejauh ini belum ada replikasi popularitas politik Jokowi ke putra-putranya. Kata Dedi, hal ini bisa ditafsiri setelah Jokowi tidak menjabat, selesai juga pengaruh keluarganya. Mengingat, tokoh sentralnya ada di mantan wali kota Solo itu.

Senada dengan Hensat, Dedi menyarankan, jika memang Kaesang tertarik ke dunia politik, saat ini waktu yang tepat. “Sebelum Jokowi pensiun. Sehingga, bisa memanfaatkan kapitalisasi pengaruh Jokowi. Jika menunggu Jokowi tidak berkuasa, akan sulit menemukan peluang,” pungkasnya. [MEN]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories