Jinakkan Corona Luhut Ngaku Tak Berhasil, Minta Maaf Lah Ke Rakyat .
Sejak pertengahan September 2020, Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, ikut turun tangan dalam penanganan Corona. Namun, sampai sekarang kasus Corona tetap belum bisa ditaklukkan. Dengan jantan, Luhut mengaku belum berhasil. Warganet pun nyahut, kalau belum berhasil, minta maaf dong, jenderal…
Luhut ditunjuk Presiden Jokowi menjadi Wakil Ketua Komite Kebijakan Pengendalian Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional pada 14 September 2020. Tugasnya menurunkan penularan Corona di sembilan provinsi. Namun, kinerja Luhut hanya terlihat di dua pekan pertama. Setelah itu, kasus Corona terus meroket.
Karena merasa kewalahan mengatasi Corona, Luhut pun mengundang sejumlah pakar untuk dimintai pendapat dalam pertemuan virtual, kemarin. Turut diundang nama-nama epidemiologi yang kerap mengkritisi kebijakan Pemerintah. Seperti epidemiolog Universitas Indonesia, Pandu Riono dan epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman.
Selain Pandu dan Dicky, hadir juga Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo, Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Hariadi Wibisono, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, Perwakilan Tim Sinergi Mahadata UI Iwan Ariawan, Ketua Perhimpunan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng Faqih, dan perwakilan perhimpunan dokter lainnya.
Pandu mengaku baru kali ini diajak diskusi oleh Luhut. Luhut menyapa Pandu dan Dicky dengan sebutan nama. “Karena kami bukan organisasi dan bukan partai juga,” sebutnya.
Sebelum peserta presentasi, Luhut menceritakan kondisi terkini penanganan pandemi. Pandu tercengang ketika Luhut mengakui ketidakberhasilan dalam memutus rantai penyebaran Corona. “Katanya, selama 10 bulan ini belum berhasil. Saya bilang, baru ini saya mendengar pengakuan Pak Luhut. ‘Nggak ada cara-cara mudah mengatasi pandemi, kita negara besar,” ucap Pandu, menirukan perkataan Luhut.
Dalam acara itu, Luhut mengungkap alasan Indonesia belum berhasil menangani Corona karena penduduknya banyak. Pandu tidak setuju dengan alasan ini. Sebab, India, yang jumlah penduduknya jauh lebih banyak dari Indonesia, bisa menurunkan penularan Corona. “India lebih besar,” ucapnya.
Kuncinya, kata dia, testing yang benar dan cepat. Untuk itu, Pandu memberi beberapa masukan. Pertama, melibatkan masyarakat dari berbagai pihak. “Masyarakat itu garda terdepan penanganan pandemi. Ngajak masyarakat bukan berarti ngajak kementerian-kementerian, tapi di akar rumput,” terang jebolan University of California Los Angeles, Amerika Serikat, itu.
Kedua, peran Kemenkes harus lebih menonjol. Jangan gampang putus asa. Apalagi labil dalam memutuskan kebijakan. Menurutnya, dalam setahun ini, taring Kemenkes tumpul. “Apa karena menterinya (yang dulu) nggak kompeten,” jelas pemegang gelar doktor UI itu.
Yang paling penting, lanjutnya, menekan kasus Corona bukan sekadar memperbanyak atau meningkatkan kapasitas rumah sakit. “Mau rumah sakit ditingkatkan kayak apa pun, kita akan kewalahan kalau kasusnya meningkat,” tuturnya.
Hingga saat ini, kurva kasus Corona di Indonesia belum terlihat melandai. Kemarin, masih terjadi penambahan kasus baru sebanyak 11.434 orang. Sehingga, total keseluruhannya menjadi 1.123.105. Sementara, pasien sembuh sebanyak 917.306, dan meninggal 31.001 kasus.
Pengakuan Luhut tadi diaminkan netizen. “Luhut itu tidak mampu atasi Corona,” tulis @harihoree1.
Beberapa warganet lain meminta Luhut legowo meminta maaf. “Pernahkah beliau meminta maaf selama jadi menteri?” cuit @crndeso. “Padahal gampang banget minta maaf,” sahut @ndreprass. [UMM]
]]> .
Sejak pertengahan September 2020, Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, ikut turun tangan dalam penanganan Corona. Namun, sampai sekarang kasus Corona tetap belum bisa ditaklukkan. Dengan jantan, Luhut mengaku belum berhasil. Warganet pun nyahut, kalau belum berhasil, minta maaf dong, jenderal…
Luhut ditunjuk Presiden Jokowi menjadi Wakil Ketua Komite Kebijakan Pengendalian Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional pada 14 September 2020. Tugasnya menurunkan penularan Corona di sembilan provinsi. Namun, kinerja Luhut hanya terlihat di dua pekan pertama. Setelah itu, kasus Corona terus meroket.
Karena merasa kewalahan mengatasi Corona, Luhut pun mengundang sejumlah pakar untuk dimintai pendapat dalam pertemuan virtual, kemarin. Turut diundang nama-nama epidemiologi yang kerap mengkritisi kebijakan Pemerintah. Seperti epidemiolog Universitas Indonesia, Pandu Riono dan epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman.
Selain Pandu dan Dicky, hadir juga Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo, Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Hariadi Wibisono, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, Perwakilan Tim Sinergi Mahadata UI Iwan Ariawan, Ketua Perhimpunan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng Faqih, dan perwakilan perhimpunan dokter lainnya.
Pandu mengaku baru kali ini diajak diskusi oleh Luhut. Luhut menyapa Pandu dan Dicky dengan sebutan nama. “Karena kami bukan organisasi dan bukan partai juga,” sebutnya.
Sebelum peserta presentasi, Luhut menceritakan kondisi terkini penanganan pandemi. Pandu tercengang ketika Luhut mengakui ketidakberhasilan dalam memutus rantai penyebaran Corona. “Katanya, selama 10 bulan ini belum berhasil. Saya bilang, baru ini saya mendengar pengakuan Pak Luhut. ‘Nggak ada cara-cara mudah mengatasi pandemi, kita negara besar,” ucap Pandu, menirukan perkataan Luhut.
Dalam acara itu, Luhut mengungkap alasan Indonesia belum berhasil menangani Corona karena penduduknya banyak. Pandu tidak setuju dengan alasan ini. Sebab, India, yang jumlah penduduknya jauh lebih banyak dari Indonesia, bisa menurunkan penularan Corona. “India lebih besar,” ucapnya.
Kuncinya, kata dia, testing yang benar dan cepat. Untuk itu, Pandu memberi beberapa masukan. Pertama, melibatkan masyarakat dari berbagai pihak. “Masyarakat itu garda terdepan penanganan pandemi. Ngajak masyarakat bukan berarti ngajak kementerian-kementerian, tapi di akar rumput,” terang jebolan University of California Los Angeles, Amerika Serikat, itu.
Kedua, peran Kemenkes harus lebih menonjol. Jangan gampang putus asa. Apalagi labil dalam memutuskan kebijakan. Menurutnya, dalam setahun ini, taring Kemenkes tumpul. “Apa karena menterinya (yang dulu) nggak kompeten,” jelas pemegang gelar doktor UI itu.
Yang paling penting, lanjutnya, menekan kasus Corona bukan sekadar memperbanyak atau meningkatkan kapasitas rumah sakit. “Mau rumah sakit ditingkatkan kayak apa pun, kita akan kewalahan kalau kasusnya meningkat,” tuturnya.
Hingga saat ini, kurva kasus Corona di Indonesia belum terlihat melandai. Kemarin, masih terjadi penambahan kasus baru sebanyak 11.434 orang. Sehingga, total keseluruhannya menjadi 1.123.105. Sementara, pasien sembuh sebanyak 917.306, dan meninggal 31.001 kasus.
Pengakuan Luhut tadi diaminkan netizen. “Luhut itu tidak mampu atasi Corona,” tulis @harihoree1.
Beberapa warganet lain meminta Luhut legowo meminta maaf. “Pernahkah beliau meminta maaf selama jadi menteri?” cuit @crndeso. “Padahal gampang banget minta maaf,” sahut @ndreprass. [UMM]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .