Jamin Keselamatan Masyarakat Program Vaksinasi Tak Gunakan Vaksin Basi

Pemerintah menjamin tidak akan memberikan vaksinasi kedaluwarsa. Kondisi vaksin akan terus dipantau demi menja­min kesehatan masyarakat.

Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pemerintah berupaya maksimal melakukan percepatan vaksinasi, demi mengejar masa kedaluwarsa vaksin.

“Kita tidak akan memberikan vaksin yang masa simpan­nya kedaluwarsa atau sudah habis kemudian diberikan. Ini sudah melalui kajian, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menetapkan masa simpan 6 bulan. Kalau sudah melalui masa simpan kita tidak akan gunakan lagi,” tegasnya dalam konferensi pers daring, kemarin.

Menurut Nadia, vaksin Sinovac batch Isebanyak 1,2 juta yang akan kedaluwarsa pada 25 Maret 2021 dan 1,8 juta dosis Sinovac yang akan basi pada Mei 2021, sudah digunakan se­mua untuk tenaga kesehatan dan petugas pelayanan publik.

Vaksin-vaksin tersebut datang ke Indonesia pada Desember 2020 dan Januari 2021. “Semuanya saat ini sudah tak ada lagi di faskes,” imbuhnya.

Nadia menegaskan, keamanan dan kemanjuran vaksin yang akan diterima masyarakat merupakan tujuan utama.

Sementara, untuk vaksin AstraZeneca batch Iyang masih tersedia 1,1 juta dosis, Nadia optimis akan segera habis sebe­lum kedaluwarsa pada Mei mendatang.

“Dengan kecepatan saat ini, misalnya 300 ribu dosis per hari, maka seharusnya bisa kita selesaikan dalam empat hari,” imbuhnya.

Sementara, sebanyak 1.113.600 dosis vaksin AstraZeneca yang tiba di Indonesia 8 Maret lalu, rencana awalnya akan digunakan untuk sasaran vaksinasi tahap kedua, yakni petugas pelayanan publik dan warga lanjut usia di Indonesia.

Ke depannya, dalam batch Ihingga Juni nanti, Indonesia akan kedatangan total 11.740.800 AstraZeneca dalam bentuk vak­sin jadi.

Meski demikian, Nadia me­nyatakan, saat ini, Kemenkes masih mengkaji ulang sasaran vaksinasi yang menggunakan vaksin AstraZeneca. Upaya ini dilakukan setelah beberapa negara Eropa melaporkan adanya dugaan efek samping pem­bekuan darah akibat penyuntikan vaksin tersebut. [DIR]

]]> Pemerintah menjamin tidak akan memberikan vaksinasi kedaluwarsa. Kondisi vaksin akan terus dipantau demi menja­min kesehatan masyarakat.

Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pemerintah berupaya maksimal melakukan percepatan vaksinasi, demi mengejar masa kedaluwarsa vaksin.

“Kita tidak akan memberikan vaksin yang masa simpan­nya kedaluwarsa atau sudah habis kemudian diberikan. Ini sudah melalui kajian, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menetapkan masa simpan 6 bulan. Kalau sudah melalui masa simpan kita tidak akan gunakan lagi,” tegasnya dalam konferensi pers daring, kemarin.

Menurut Nadia, vaksin Sinovac batch Isebanyak 1,2 juta yang akan kedaluwarsa pada 25 Maret 2021 dan 1,8 juta dosis Sinovac yang akan basi pada Mei 2021, sudah digunakan se­mua untuk tenaga kesehatan dan petugas pelayanan publik.

Vaksin-vaksin tersebut datang ke Indonesia pada Desember 2020 dan Januari 2021. “Semuanya saat ini sudah tak ada lagi di faskes,” imbuhnya.

Nadia menegaskan, keamanan dan kemanjuran vaksin yang akan diterima masyarakat merupakan tujuan utama.

Sementara, untuk vaksin AstraZeneca batch Iyang masih tersedia 1,1 juta dosis, Nadia optimis akan segera habis sebe­lum kedaluwarsa pada Mei mendatang.

“Dengan kecepatan saat ini, misalnya 300 ribu dosis per hari, maka seharusnya bisa kita selesaikan dalam empat hari,” imbuhnya.

Sementara, sebanyak 1.113.600 dosis vaksin AstraZeneca yang tiba di Indonesia 8 Maret lalu, rencana awalnya akan digunakan untuk sasaran vaksinasi tahap kedua, yakni petugas pelayanan publik dan warga lanjut usia di Indonesia.

Ke depannya, dalam batch Ihingga Juni nanti, Indonesia akan kedatangan total 11.740.800 AstraZeneca dalam bentuk vak­sin jadi.

Meski demikian, Nadia me­nyatakan, saat ini, Kemenkes masih mengkaji ulang sasaran vaksinasi yang menggunakan vaksin AstraZeneca. Upaya ini dilakukan setelah beberapa negara Eropa melaporkan adanya dugaan efek samping pem­bekuan darah akibat penyuntikan vaksin tersebut. [DIR]
]]>.
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories