
Jajaki Kerja Sama Dengan Amazon Web Services Dirjen Bina Adwil Kemendagri: Transformasi Digital Layanan Publik Butuh Tahapan
Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan (Ditjen Bina Adwil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mendukung komitmen Pemerintah untuk melakukan akselerasi transformasi digital.
Sebagai pembina Organisasi Pemerintahan Daerah (OPD) di bidang pembinaan administrasi kewilayahan dalam peningkatan tata kelola penyelenggaraan kewilayahan dan peningkatan kualitas penyelenggaraan trantibumlinmas, Ditjen Bina Adwil memiliki peran strategis dalam mewujudkan transformasi digital di seluruh jenjang pemerintahan daerah.
Untuk itu, Ditjen Bina Adwil menjajaki kerja sama dengan Amazon Web Services (AWS). AWS ialah salah satu penyedia infrastruktur Cloud Computing yang memiliki komitmen tinggi untuk berinovasi dan mengoptimalkan pemanfaatan bermacam-macam sumber daya serta teknologi untuk komputasi kinerja tinggi, big data, artificial intelligence (AI), machine learning (ML), dan Internet of Things (IoT).
Melalui kerja sama tersebut, AWS diharapkan dapat menyajikan kumpulan solusi dan layanan terlengkap, serta siap membantu dari ide yang kecil hingga kekuatan besar untuk mengubah sistem, mendorong edukasi dan peningkatan kualitas SDM.
Serta, mengembangkan potensi untuk membantu layanan publik meraih kemajuan di era digital, melalui layanan Cloud Computing.
Namun, menurut Direktur Jenderal Bina Adwil Kemendagri Safrizal, setiap perubahan membutuhkan komitmen tinggi dalam prosesnya.
“Selama 30 tahun Saya mengabdi di pemerintahan, dengan apa yang saya pelajari dalam ilmu sosial, perubahan itu butuh staging (tahapan). Jika civil society belum sampai pada tahap yang siap menerima, perubahan malah dapat menimbulkan chaos,” kata Safrizal saat menerima perwakilan AWS, di kantornya pada Rabu (20/4) lalu.
Dia menyampaikan, transformasi digital dalam pelayanan publik merupakan sebuah keniscayaan. Bukan hanya sebatas melakukan digitalisasi data, tetapi juga merupakan pengembangan dari sistem teknologi informasi (TI) yang kaku menjadi lingkungan TI yang dirancang untuk mampu beradaptasi terhadap cepatnya perubahaan kebutuhan layanan publik.
Transformasi digital juga membutuhkan inovasi, perubahan kebijakan, pengadaan, SDM, dan budaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan peluang yang timbul dari kemunculan teknologi baru.
Organisasi layanan publik perlu membangun lingkungan TI yang mencakup hingga seluruh bidang inovasi digital, serta memampukan organisasi dalam meningkatkan kualitas layanan dan melakukan inovasi dengan cepat.
Bagi organisasi layanan publik, kesuksesan transformasi digital dapat dilihat dari kemampuan mengubah birokrasi yang kaku menjadi organisasi yang dapat beroperasi dengan sigap, efisien, dan efektif dalam menghadirkan layanan publik.
Perubahan ini dapat dilakukan dengan dukungan lingkungan TI yang dirancang menjadi lebih fleksibel dan inovatif, serta mampu membangun satu sumber data yang terintegrasi guna menunjang pengambilan keputusan strategis yang tepat berdasarkan data. [BCG]
]]> Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan (Ditjen Bina Adwil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mendukung komitmen Pemerintah untuk melakukan akselerasi transformasi digital.
Sebagai pembina Organisasi Pemerintahan Daerah (OPD) di bidang pembinaan administrasi kewilayahan dalam peningkatan tata kelola penyelenggaraan kewilayahan dan peningkatan kualitas penyelenggaraan trantibumlinmas, Ditjen Bina Adwil memiliki peran strategis dalam mewujudkan transformasi digital di seluruh jenjang pemerintahan daerah.
Untuk itu, Ditjen Bina Adwil menjajaki kerja sama dengan Amazon Web Services (AWS). AWS ialah salah satu penyedia infrastruktur Cloud Computing yang memiliki komitmen tinggi untuk berinovasi dan mengoptimalkan pemanfaatan bermacam-macam sumber daya serta teknologi untuk komputasi kinerja tinggi, big data, artificial intelligence (AI), machine learning (ML), dan Internet of Things (IoT).
Melalui kerja sama tersebut, AWS diharapkan dapat menyajikan kumpulan solusi dan layanan terlengkap, serta siap membantu dari ide yang kecil hingga kekuatan besar untuk mengubah sistem, mendorong edukasi dan peningkatan kualitas SDM.
Serta, mengembangkan potensi untuk membantu layanan publik meraih kemajuan di era digital, melalui layanan Cloud Computing.
Namun, menurut Direktur Jenderal Bina Adwil Kemendagri Safrizal, setiap perubahan membutuhkan komitmen tinggi dalam prosesnya.
“Selama 30 tahun Saya mengabdi di pemerintahan, dengan apa yang saya pelajari dalam ilmu sosial, perubahan itu butuh staging (tahapan). Jika civil society belum sampai pada tahap yang siap menerima, perubahan malah dapat menimbulkan chaos,” kata Safrizal saat menerima perwakilan AWS, di kantornya pada Rabu (20/4) lalu.
Dia menyampaikan, transformasi digital dalam pelayanan publik merupakan sebuah keniscayaan. Bukan hanya sebatas melakukan digitalisasi data, tetapi juga merupakan pengembangan dari sistem teknologi informasi (TI) yang kaku menjadi lingkungan TI yang dirancang untuk mampu beradaptasi terhadap cepatnya perubahaan kebutuhan layanan publik.
Transformasi digital juga membutuhkan inovasi, perubahan kebijakan, pengadaan, SDM, dan budaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan peluang yang timbul dari kemunculan teknologi baru.
Organisasi layanan publik perlu membangun lingkungan TI yang mencakup hingga seluruh bidang inovasi digital, serta memampukan organisasi dalam meningkatkan kualitas layanan dan melakukan inovasi dengan cepat.
Bagi organisasi layanan publik, kesuksesan transformasi digital dapat dilihat dari kemampuan mengubah birokrasi yang kaku menjadi organisasi yang dapat beroperasi dengan sigap, efisien, dan efektif dalam menghadirkan layanan publik.
Perubahan ini dapat dilakukan dengan dukungan lingkungan TI yang dirancang menjadi lebih fleksibel dan inovatif, serta mampu membangun satu sumber data yang terintegrasi guna menunjang pengambilan keputusan strategis yang tepat berdasarkan data. [BCG]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .