
Isu Reshuffle, Nama-Nama Sosok Muda Bermunculan
Akhir-akhir ini, berbagai kritik publik mengarah ke kinerja dan aktivitas kementerian dan lembaga di sekitar kepresidenan, yang dinilai kurang menunjukkan kapasitas di mata publik.
Padahal, Pengajar Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya, Airlangga Pribadi mengatakan, situasi pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi ini membutuhkan kementerian yang cekatan, responsif, dan inovatif dalam menjalankan berbagai program.
“Saya melihat ada beberapa menteri yang kurang menunjukkan kepemimpinan dan kualitas dalam menghadapi situasi krisis sosial dan ekonomi saat ini,” ujar Airlangga, Kamis (15/4).
Beberapa menteri itu adalah Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Koperasi (Menkop) Teten Masduki, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali, Menteri/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.
Selain itu, Airlangga juga menambahkan bahwa staf kepresidenan belum menunjukkan prestasi dan capaian yang cukup jelas dalam bekerja. Pimpinan KSP Moeldoko, malah terlibat manuver politik di luar tugas utama.
Menurutnya keterlibatan pimpinan KSP Moeldoko dalam polemik kepemimpinan Partai Demokrat memberikan citra negatif bagi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Airlangga juga mengusulkan posisi wakil menteri di berbagai kementerian segera diisi dengan sosok yang memiliki kecakapan dalam komunikasi politik yang baik agar dapat membantu menteri dalam menjembatani antara pemerintah dan masyarakat.
“Posisi wakil menteri yang selama ini masih kosong agar diaktifkan atau diisi dengan sosok yang memiliki kemampuan substansi dan komunikasi politik yang baik dengan masyarakat. Situasi seperti ini membutuhkan pemimpin yang inovatif yang memiliki kemampuan sebagai jembatan politik antara negara dan masyarakat,” bebernya.
Saat ini, kata dia, adalah waktu yang tepat untuk memberikan ruang kepada sosok muda yang penuh semangat, memiliki integritas, dan mumpuni untuk memperkuat tim kepresidenan.
Beberapa nama sosok muda seperti Wishnutama dan Hanif Dhakiri, yang pernah jadi menteri, dinilainya cocok untuk mewarnai wajah kabinet atau mendampingi Presiden dalam mengawal program prioritas.
Nama lain, Yenny Wahid, sosok muda dengan intelektual tinggi yang juga punya basis massa kuat. “Ada Dimas Oky Nugroho, yang pernah berada di kantor staf kepresidenan. Saya yakin mampu membaca arah kebijakan prioritas. Apalagi dia saat ini sebagai staf ahli Menko Perekonomian,” tutur Airlangga.
Sementara sosok muda yang cocok mewakili keterlibatan perempuan dalam politik, dinilai Airlangga adalah Najwa Shihab.
“Saya pikir anak muda namun harus cukup matang dan energik, serta dapat memahami agenda prioritas pemerintah, serta mampu mengadvokasi isu-isu demokrasi, pemberdayaan sosial ekonomi dan komunikasi politik terhadap rakyat,” tandasnya. [NOV]
]]> Akhir-akhir ini, berbagai kritik publik mengarah ke kinerja dan aktivitas kementerian dan lembaga di sekitar kepresidenan, yang dinilai kurang menunjukkan kapasitas di mata publik.
Padahal, Pengajar Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya, Airlangga Pribadi mengatakan, situasi pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi ini membutuhkan kementerian yang cekatan, responsif, dan inovatif dalam menjalankan berbagai program.
“Saya melihat ada beberapa menteri yang kurang menunjukkan kepemimpinan dan kualitas dalam menghadapi situasi krisis sosial dan ekonomi saat ini,” ujar Airlangga, Kamis (15/4).
Beberapa menteri itu adalah Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Koperasi (Menkop) Teten Masduki, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali, Menteri/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.
Selain itu, Airlangga juga menambahkan bahwa staf kepresidenan belum menunjukkan prestasi dan capaian yang cukup jelas dalam bekerja. Pimpinan KSP Moeldoko, malah terlibat manuver politik di luar tugas utama.
Menurutnya keterlibatan pimpinan KSP Moeldoko dalam polemik kepemimpinan Partai Demokrat memberikan citra negatif bagi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Airlangga juga mengusulkan posisi wakil menteri di berbagai kementerian segera diisi dengan sosok yang memiliki kecakapan dalam komunikasi politik yang baik agar dapat membantu menteri dalam menjembatani antara pemerintah dan masyarakat.
“Posisi wakil menteri yang selama ini masih kosong agar diaktifkan atau diisi dengan sosok yang memiliki kemampuan substansi dan komunikasi politik yang baik dengan masyarakat. Situasi seperti ini membutuhkan pemimpin yang inovatif yang memiliki kemampuan sebagai jembatan politik antara negara dan masyarakat,” bebernya.
Saat ini, kata dia, adalah waktu yang tepat untuk memberikan ruang kepada sosok muda yang penuh semangat, memiliki integritas, dan mumpuni untuk memperkuat tim kepresidenan.
Beberapa nama sosok muda seperti Wishnutama dan Hanif Dhakiri, yang pernah jadi menteri, dinilainya cocok untuk mewarnai wajah kabinet atau mendampingi Presiden dalam mengawal program prioritas.
Nama lain, Yenny Wahid, sosok muda dengan intelektual tinggi yang juga punya basis massa kuat. “Ada Dimas Oky Nugroho, yang pernah berada di kantor staf kepresidenan. Saya yakin mampu membaca arah kebijakan prioritas. Apalagi dia saat ini sebagai staf ahli Menko Perekonomian,” tutur Airlangga.
Sementara sosok muda yang cocok mewakili keterlibatan perempuan dalam politik, dinilai Airlangga adalah Najwa Shihab.
“Saya pikir anak muda namun harus cukup matang dan energik, serta dapat memahami agenda prioritas pemerintah, serta mampu mengadvokasi isu-isu demokrasi, pemberdayaan sosial ekonomi dan komunikasi politik terhadap rakyat,” tandasnya. [NOV]
]]>.
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .