Imlek, Hasto Nyapu Rumah Dan Masak Nasi Dengan Cara Khusus

Perayaan Imlek bertajuk “Imlekan Bareng Banteng” yang digelar PDIP, merupakan wujud nyata keseriusan partai yang identik dengan warna merah, dalam merawat kebhinekaan.

Hal ini disampaikan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto, dalam acara Perayaan Imlek virtual yang ditayangkan via kanal YouTube PDI Perjuangan, Jumat (12/2).

“Inilah PDI Perjuangan sebagai rumah kebangsaan Indonesia Raya, kami selalu diajarkan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri, bagaimana kita harus selalu menggelorakan semangat kebangsaan semangat Indonesia untuk semua,” kata Hasto.

Dengan perayaan Imlek ini, kita bisa melihat bagaimana etnis China membangun Indonesia dengan cara gotong royong.

Hasto menegaskan, kebudayaan telah membentuk jati diri Indonesia sebagai bangsa. Dia mencontohkan, pebulutangkis Rudi Hartono yang berdarah China, telah menjadi idolanya sejak kecil.

Hasto meyakini, semangat Rudi saat itu adalah bagaimana Merah Putih berkibar. Tak ada bicara soal warna kulit atau genetik dirinya.

Hal itu pulalah yang menjadi landasan PDIP.dalam politik. Untuk Pilkada hingga pemilihan legislatif, yang dilihat adalah kualitas kepemimpinan, ideologi Pancasila, leadership, manajemen, hingga kemampuan mengatasi masalah.

“Kalau tadi kita lihat ada Pak Rudianto Tjen, ada Pak Darmadi, ada Pak Charles Honoris, semuanya bergabung karena satu identitas sebagai satu warga negara Indonesia. Bukan asalnya dari mana, itu prinsip PDI Perjuangan,” tegas Hasto dalam siaran persnya.

Dalam perayaan Imlek tahun ini, Hasto menjalankan ritual khusus untuk merayakan Imlek. Yakni menyapu rumah hingga menanak nasi dengan cara khusus.

Ritual itu dilakukan Hasto, setelah berbincang dengan banyak temannya dari etnis China soal perayaan Imlek. Dan ternyata ada sejumlah tradisi yang memiliki makna tersendiri.

“Ternyata ada prosesi untuk jangan menyapu rumah dari belakang ke depan rumah, tetapi dari depan ke belakang. Ya saya ikutin itu, saya jalanin. Supaya rejekinya nggak hilang,” kata Hasto.

“Kemudian memasak di rice cooker, kita isi dengan nasi sampai penuh. Itu mencerminkan agar bangsa Indonesia bisa sejahtera, rakyatnya cukup sandang pangan. Simbol-simbol kesejahteraan itu simbol dari imlek,” papar Hasto.

Tak hanya itu, soal baju baru ia juga memakai hal yang sama. Jaket merah yang dipakainya hari ini, baru dipakai saat perayaan Imlekan Bareng Banteng.

“Inilah kemudian yang mengangkat bahwa Imlek kita rayakan, seperti halnya Hari Lahir NU juga dirayakan oleh PDI Perjuangan,” kata Hasto. [HES]

]]> Perayaan Imlek bertajuk “Imlekan Bareng Banteng” yang digelar PDIP, merupakan wujud nyata keseriusan partai yang identik dengan warna merah, dalam merawat kebhinekaan.

Hal ini disampaikan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto, dalam acara Perayaan Imlek virtual yang ditayangkan via kanal YouTube PDI Perjuangan, Jumat (12/2).

“Inilah PDI Perjuangan sebagai rumah kebangsaan Indonesia Raya, kami selalu diajarkan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri, bagaimana kita harus selalu menggelorakan semangat kebangsaan semangat Indonesia untuk semua,” kata Hasto.

Dengan perayaan Imlek ini, kita bisa melihat bagaimana etnis China membangun Indonesia dengan cara gotong royong.

Hasto menegaskan, kebudayaan telah membentuk jati diri Indonesia sebagai bangsa. Dia mencontohkan, pebulutangkis Rudi Hartono yang berdarah China, telah menjadi idolanya sejak kecil.

Hasto meyakini, semangat Rudi saat itu adalah bagaimana Merah Putih berkibar. Tak ada bicara soal warna kulit atau genetik dirinya.

Hal itu pulalah yang menjadi landasan PDIP.dalam politik. Untuk Pilkada hingga pemilihan legislatif, yang dilihat adalah kualitas kepemimpinan, ideologi Pancasila, leadership, manajemen, hingga kemampuan mengatasi masalah.

“Kalau tadi kita lihat ada Pak Rudianto Tjen, ada Pak Darmadi, ada Pak Charles Honoris, semuanya bergabung karena satu identitas sebagai satu warga negara Indonesia. Bukan asalnya dari mana, itu prinsip PDI Perjuangan,” tegas Hasto dalam siaran persnya.

Dalam perayaan Imlek tahun ini, Hasto menjalankan ritual khusus untuk merayakan Imlek. Yakni menyapu rumah hingga menanak nasi dengan cara khusus.

Ritual itu dilakukan Hasto, setelah berbincang dengan banyak temannya dari etnis China soal perayaan Imlek. Dan ternyata ada sejumlah tradisi yang memiliki makna tersendiri.

“Ternyata ada prosesi untuk jangan menyapu rumah dari belakang ke depan rumah, tetapi dari depan ke belakang. Ya saya ikutin itu, saya jalanin. Supaya rejekinya nggak hilang,” kata Hasto.

“Kemudian memasak di rice cooker, kita isi dengan nasi sampai penuh. Itu mencerminkan agar bangsa Indonesia bisa sejahtera, rakyatnya cukup sandang pangan. Simbol-simbol kesejahteraan itu simbol dari imlek,” papar Hasto.

Tak hanya itu, soal baju baru ia juga memakai hal yang sama. Jaket merah yang dipakainya hari ini, baru dipakai saat perayaan Imlekan Bareng Banteng.

“Inilah kemudian yang mengangkat bahwa Imlek kita rayakan, seperti halnya Hari Lahir NU juga dirayakan oleh PDI Perjuangan,” kata Hasto. [HES]
]]>.
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories