Hindari Mutasi Corona WNI Jangan Pulang Dulu Ke Indonesia .

Melihat tingginya kasus Covid-19 di tingkat global, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengimbau Warga Negara Indonesia (WNI) dari luar negeri menunda kepulangan ke Indonesia apabila tidak mendesak.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan, sejumlah negara tengah mengalami tren kenaikan kasus Corona. Saat ini, ter­dapat lima negara dengan kasus aktif tertinggi dunia.

Kelima negara itu ada­lah Amerika Serikat yang memiliki 6.812.645 kasus aktif, India 2.882.513, dan Brazil sebanyak 1.099.201 kasus. Disusul Prancis 995.421 kasus dan Turki 506.899 kasus aktif.

Globalisasi, membuat negara-negara saling terkait satu sama lain. Akibatnya penularan virus pun tidak mengenal batas teritorial negara. Buktinya, mutasi Covid-19 ditemukan di negara lain, termasuk di Indonesia.

“Tidak bisa dipung­kiri bahwa naiknya kasus global, maka potensi penu­laran kasus antarnegara juga ikut meningkat,” ujar Wiku, kemarin.

Tantangan juga datang dari dalam negeri dalam periode Ramadan dan Idul Fitri yang sangat terkait dengan tradisi mudik atau bepergian yang berpotensi meningkatkan penularan antardaerah.

Karena itu, pada skala na­sional dilakukan peniadaan mudik dari 6-17 Mei 2021 dan penetapan masa ber­laku hasil tes Covid-19 pada sebelum dan sesudah periode peniadaan mudik dipersingkat.

“Pada skala internasional, (pemerintah menyiapkan) imbauan kepada WNI untuk menunda kepulangan yang tidak mendesak, serta penetapan prosedur skrining dan karantina sesuai peraturan yang ada,” tegas Wiku.

Satgas akan terus me­waspadai tantangan dari luar maupun dalam negeri yang berpotensi mening­katkan penularan dan kasus Covid-19.

Meski begitu, penanganan pandemi tak akan sukses tanpa kerja sama yang baik dari semua pihak. Wiku pun meminta masyarakat bahu membahu dan mem­berikan sumbangsih untuk mempertahankan kondisi pandemi di Indonesia yang cenderung stabil, juga me­nekan kasus aktif dan ke­matian.

“Setiap langkah strategis yang kita ambil dalam masa pandemi akan men­jadi modal kuat bangsa, untuk sedikit demi sedikit kembali produktif termasuk memulihkan ekonomi na­sional,” tandasnya.

Terpisah, Guru Besar Paru FKUI Tjandra Yoga Aditama mengingatkan pemerintah agar memperketat penga­wasan masuknya warga negara asing (WNA) ke Indonesia. Untuk mencegah penyebaran varian baru mu­tasi Covid-19, setiap orang asing harus di tes Polymerase Chain Reaction (PCR).

 

“Bila ada pelawat dari luar negeri memang se­baiknya dilakukan pemeriksaan PCR ulangan setibanya di Indonesia,” kata Tjandra, kemarin.

Apabila hasilnya negatif, dia tetap harus menjalani karantina sesuai masa inkubasi yang dimulai ketika seseorang terinfeksi virus, hingga akhirnya muncul gejala yakni dua pekan.

Tetapi, bila hasil pemeriksaan positif, maka pasien perlu ditangani, diisolasi dan diperiksa whole ge­nome sequencing-nya.

Terkait mutasi Covid-19 terutama yang menyebab­kan naiknya kasus penyakit di India beberapa waktu lalu, Tjandra menyebut ada dua kelompok besar jenis.

Pertama, jenis Variant of Concern (VOC) yang sudah dikenal luas, yaitu B117 yang pertama kali terdeteksi di Inggris pada 20 September 2020 dan kini sudah ada di 130 negara di dunia termasuk Indonesia.

Kemudian, B1351 yang pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan pada awal Agustus 2020 dan sekarang sudah ada di lebih dari 80 negara.

Menurut laporan, mutasi ini mungkin mempengaruhi efikasi vaksin, termasuk AstraZeneca yang diguna­kan di Indonesia.

Terakhir, P1 atau B11281 yang awalnya dilaporkan di Brazil dan Jepang yang ke­mudian sudah menyebar ke sekitar 50 negara di dunia.

“Ketiga jenis VOC ini tentu mungkin jadi salah satu penyebab kenaikan ka­sus di India,” ungkapnya.

Jenis mutasi kedua, yang kemudian banyak dibahas adalah mutan yang bermula dilaporkan dari India, bah­kan disebut double mutant dan belakangan malah juga ada triple mutant.

Beberapa hal tentang mutasi ganda atau mutasi double, yaitu B1617 yang dilaporkan berasal dari dari India dan kini sudah menye­bar ke lebih dari 20 negara, termasuk ke Inggris.

Tjandra menjelaskan, dari sekitar 11 perubahan, ada dua mutasi yang di­anggap paling banyak ber­pengaruh pada perjalanan penyakit Covid-19, yaitu E484Q. [DIR]

]]> .
Melihat tingginya kasus Covid-19 di tingkat global, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengimbau Warga Negara Indonesia (WNI) dari luar negeri menunda kepulangan ke Indonesia apabila tidak mendesak.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan, sejumlah negara tengah mengalami tren kenaikan kasus Corona. Saat ini, ter­dapat lima negara dengan kasus aktif tertinggi dunia.

Kelima negara itu ada­lah Amerika Serikat yang memiliki 6.812.645 kasus aktif, India 2.882.513, dan Brazil sebanyak 1.099.201 kasus. Disusul Prancis 995.421 kasus dan Turki 506.899 kasus aktif.

Globalisasi, membuat negara-negara saling terkait satu sama lain. Akibatnya penularan virus pun tidak mengenal batas teritorial negara. Buktinya, mutasi Covid-19 ditemukan di negara lain, termasuk di Indonesia.

“Tidak bisa dipung­kiri bahwa naiknya kasus global, maka potensi penu­laran kasus antarnegara juga ikut meningkat,” ujar Wiku, kemarin.

Tantangan juga datang dari dalam negeri dalam periode Ramadan dan Idul Fitri yang sangat terkait dengan tradisi mudik atau bepergian yang berpotensi meningkatkan penularan antardaerah.

Karena itu, pada skala na­sional dilakukan peniadaan mudik dari 6-17 Mei 2021 dan penetapan masa ber­laku hasil tes Covid-19 pada sebelum dan sesudah periode peniadaan mudik dipersingkat.

“Pada skala internasional, (pemerintah menyiapkan) imbauan kepada WNI untuk menunda kepulangan yang tidak mendesak, serta penetapan prosedur skrining dan karantina sesuai peraturan yang ada,” tegas Wiku.

Satgas akan terus me­waspadai tantangan dari luar maupun dalam negeri yang berpotensi mening­katkan penularan dan kasus Covid-19.

Meski begitu, penanganan pandemi tak akan sukses tanpa kerja sama yang baik dari semua pihak. Wiku pun meminta masyarakat bahu membahu dan mem­berikan sumbangsih untuk mempertahankan kondisi pandemi di Indonesia yang cenderung stabil, juga me­nekan kasus aktif dan ke­matian.

“Setiap langkah strategis yang kita ambil dalam masa pandemi akan men­jadi modal kuat bangsa, untuk sedikit demi sedikit kembali produktif termasuk memulihkan ekonomi na­sional,” tandasnya.

Terpisah, Guru Besar Paru FKUI Tjandra Yoga Aditama mengingatkan pemerintah agar memperketat penga­wasan masuknya warga negara asing (WNA) ke Indonesia. Untuk mencegah penyebaran varian baru mu­tasi Covid-19, setiap orang asing harus di tes Polymerase Chain Reaction (PCR).

 

“Bila ada pelawat dari luar negeri memang se­baiknya dilakukan pemeriksaan PCR ulangan setibanya di Indonesia,” kata Tjandra, kemarin.

Apabila hasilnya negatif, dia tetap harus menjalani karantina sesuai masa inkubasi yang dimulai ketika seseorang terinfeksi virus, hingga akhirnya muncul gejala yakni dua pekan.

Tetapi, bila hasil pemeriksaan positif, maka pasien perlu ditangani, diisolasi dan diperiksa whole ge­nome sequencing-nya.

Terkait mutasi Covid-19 terutama yang menyebab­kan naiknya kasus penyakit di India beberapa waktu lalu, Tjandra menyebut ada dua kelompok besar jenis.

Pertama, jenis Variant of Concern (VOC) yang sudah dikenal luas, yaitu B117 yang pertama kali terdeteksi di Inggris pada 20 September 2020 dan kini sudah ada di 130 negara di dunia termasuk Indonesia.

Kemudian, B1351 yang pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan pada awal Agustus 2020 dan sekarang sudah ada di lebih dari 80 negara.

Menurut laporan, mutasi ini mungkin mempengaruhi efikasi vaksin, termasuk AstraZeneca yang diguna­kan di Indonesia.

Terakhir, P1 atau B11281 yang awalnya dilaporkan di Brazil dan Jepang yang ke­mudian sudah menyebar ke sekitar 50 negara di dunia.

“Ketiga jenis VOC ini tentu mungkin jadi salah satu penyebab kenaikan ka­sus di India,” ungkapnya.

Jenis mutasi kedua, yang kemudian banyak dibahas adalah mutan yang bermula dilaporkan dari India, bah­kan disebut double mutant dan belakangan malah juga ada triple mutant.

Beberapa hal tentang mutasi ganda atau mutasi double, yaitu B1617 yang dilaporkan berasal dari dari India dan kini sudah menye­bar ke lebih dari 20 negara, termasuk ke Inggris.

Tjandra menjelaskan, dari sekitar 11 perubahan, ada dua mutasi yang di­anggap paling banyak ber­pengaruh pada perjalanan penyakit Covid-19, yaitu E484Q. [DIR]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories

Generated by Feedzy