Helikopter Bantuan Rusak, Karhutla Di Riau Sulit Dipadamkan

Helikopter bantuan pemerintah mengalami gangguan. Akibatnya, pemadaman kabakaran hutan dan lahan (karhutla) dari udara di Riau, terganggu.

Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Jim Gofur membenarkan adanya kerusakan pada helikopter. 

Ia mengatakan, kerusakan terjadi pada alat pengangkut air yang dipasang terpisah di helikopter. Akibatnya, heli tidak bisa membantu aktivitas pemadaman dari udara sejak 2 Maret, lalu. “Iya ada masalah pada bucket,  karena itu sistemnya kan bongkar pasang. Jadi ketika mau digunakan bermasalah,” kata Jim, dikutip Suaracom. Kamis (4/3).

Saat ini, Pemerintah Provinsi Riau sudah menetapkan status Siaga Darurat Karhutla, sejak 15 Februari hingga 31 Oktober 2021.

Jim mengatakan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengirim Heli jenis Bell 412 untuk membantu operasi Satgas Udara. 

Heli ini digunakan untuk patroli dan pemadaman dengan water bombing di Kabupaten Bengkalis dan Rokan Hilir. Namun, sejak 2 Maret, heli mengalami masalah alat. Sehingga tidak bisa membantu pemadaman yang dibutuhkan di kawasan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil, di Kabupaten Bengkalis.

“Semoga hari ini sudah bisa ditangani dana api bisa dipadamkan,” katanya.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono menambahkan, pihaknya  butuh bantuan helikopter untuk proses pemadaman kebakaran di kawasan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu, yang masih sulit dikendalikan karena sulitnya mencapai sumber air.

“Kemarin kita sudah meminta bantuan heli KLHK untuk ‘water bombing’ tapi ada masalah pada alat kantong airnya,” katanya.

Ia mengatakan, kondisi di lapangan sangat kering dan luas kebakaran di kawasan itu diperkirakan sudah lebih dari 100 hektare. [MFA]

 

]]> Helikopter bantuan pemerintah mengalami gangguan. Akibatnya, pemadaman kabakaran hutan dan lahan (karhutla) dari udara di Riau, terganggu.

Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Jim Gofur membenarkan adanya kerusakan pada helikopter. 

Ia mengatakan, kerusakan terjadi pada alat pengangkut air yang dipasang terpisah di helikopter. Akibatnya, heli tidak bisa membantu aktivitas pemadaman dari udara sejak 2 Maret, lalu. “Iya ada masalah pada bucket,  karena itu sistemnya kan bongkar pasang. Jadi ketika mau digunakan bermasalah,” kata Jim, dikutip Suaracom. Kamis (4/3).

Saat ini, Pemerintah Provinsi Riau sudah menetapkan status Siaga Darurat Karhutla, sejak 15 Februari hingga 31 Oktober 2021.

Jim mengatakan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengirim Heli jenis Bell 412 untuk membantu operasi Satgas Udara. 

Heli ini digunakan untuk patroli dan pemadaman dengan water bombing di Kabupaten Bengkalis dan Rokan Hilir. Namun, sejak 2 Maret, heli mengalami masalah alat. Sehingga tidak bisa membantu pemadaman yang dibutuhkan di kawasan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil, di Kabupaten Bengkalis.

“Semoga hari ini sudah bisa ditangani dana api bisa dipadamkan,” katanya.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono menambahkan, pihaknya  butuh bantuan helikopter untuk proses pemadaman kebakaran di kawasan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu, yang masih sulit dikendalikan karena sulitnya mencapai sumber air.

“Kemarin kita sudah meminta bantuan heli KLHK untuk ‘water bombing’ tapi ada masalah pada alat kantong airnya,” katanya.

Ia mengatakan, kondisi di lapangan sangat kering dan luas kebakaran di kawasan itu diperkirakan sudah lebih dari 100 hektare. [MFA]

 
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories