
Gandeng Polri dan TNI Menkes Ibaratkan Penanganan Covid Sebagai Perang Dunia III
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, mengibaratkan upaya melawan Covid-19 sebagai Perang Dunia III. Hal itu disampaikan Budi saat memberikan sambutan dalam apel kesiapan Bhabinkamtibmas dan tenaga kesehatan sebagai tracer (pelacak) dan vaksinator Covid-19 di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (11/2).
“Perang dunia I dan II telah membunuh jutaan manusia, saat ini bisa dikatakan Perang Dunia III dengan Sars-Cov-2, dan kita membutuhkan sistem persenjataan dan pertahanan yang berbeda,” ujar Budi.
Karena itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bakal menggunakan strategi perang yang melibatkan personel Polri dan TNI untuk memenangkan perang terhadap virus yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, China, itu.
“Target operasi dari perang menghadapi pandemi ini satu, bagaimana kami bisa mengurangi laju penularan,” tutur eks direktur utama PT Inalum itu.
Budi membeberkan, ada dua strategi yang akan dilakukan dalam perang melawan virus Corona ini. Pertama, strategi surveillance atau intelijen untuk melacak pergerakan musuh dengan menggunakan program testing dan tracing. “Jadi intelnya bukan cari musuh manusia, intelnya cari musuh virus,” ucap Budi.
Untuk menjalankan strategi pertama ini, dibutuhkan 30 tracer per 100 ribu penduduk yang tersebar di lokasi desa. Jadi total, dibutuhkan 80 ribu tracer di seluruh desa. Yang memiliki personel sebanyak itu, hanya TNI dan Polri.
Setelah “musuh” ditemukan, strategi berikutnya adalah membunuhnya dengan vaksinasi. “Bunuhnya nggak pakai pistol, tapi bunuhnya pakai jarum suntik,” jelas mantan direktur utama Bank Mandiri ini.
Vaksinasi menargetkan 181 juta rakyat Indonesia dengan jumlah total 362 juta dosis suntikan dalam satu tahun. Untuk memenuhi target ini, Kemenkes harus menyuntikkan satu juta dosis dalam sehari.
Budi menyatakan, kementeriannya tidak akan kuat bekerja sendirian. Karena itu, dia menggandeng Polri dan TNI. “Semoga kerja sama antara TNI-Polri dan Kemenkes bisa mengalahkan musuh dan memenangkan perang melawan Sars-Cov-2,” harap Budi.
Polri dan TNI sendiri akan menerjunkan sekitar 40 ribu personel gabungan untuk membantu melakukan tracing atau pemantauan lokasi virus dan menyuntikkan vaksin Covid-19 ke masyarakat. [OKT]
]]> Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, mengibaratkan upaya melawan Covid-19 sebagai Perang Dunia III. Hal itu disampaikan Budi saat memberikan sambutan dalam apel kesiapan Bhabinkamtibmas dan tenaga kesehatan sebagai tracer (pelacak) dan vaksinator Covid-19 di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (11/2).
“Perang dunia I dan II telah membunuh jutaan manusia, saat ini bisa dikatakan Perang Dunia III dengan Sars-Cov-2, dan kita membutuhkan sistem persenjataan dan pertahanan yang berbeda,” ujar Budi.
Karena itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bakal menggunakan strategi perang yang melibatkan personel Polri dan TNI untuk memenangkan perang terhadap virus yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, China, itu.
“Target operasi dari perang menghadapi pandemi ini satu, bagaimana kami bisa mengurangi laju penularan,” tutur eks direktur utama PT Inalum itu.
Budi membeberkan, ada dua strategi yang akan dilakukan dalam perang melawan virus Corona ini. Pertama, strategi surveillance atau intelijen untuk melacak pergerakan musuh dengan menggunakan program testing dan tracing. “Jadi intelnya bukan cari musuh manusia, intelnya cari musuh virus,” ucap Budi.
Untuk menjalankan strategi pertama ini, dibutuhkan 30 tracer per 100 ribu penduduk yang tersebar di lokasi desa. Jadi total, dibutuhkan 80 ribu tracer di seluruh desa. Yang memiliki personel sebanyak itu, hanya TNI dan Polri.
Setelah “musuh” ditemukan, strategi berikutnya adalah membunuhnya dengan vaksinasi. “Bunuhnya nggak pakai pistol, tapi bunuhnya pakai jarum suntik,” jelas mantan direktur utama Bank Mandiri ini.
Vaksinasi menargetkan 181 juta rakyat Indonesia dengan jumlah total 362 juta dosis suntikan dalam satu tahun. Untuk memenuhi target ini, Kemenkes harus menyuntikkan satu juta dosis dalam sehari.
Budi menyatakan, kementeriannya tidak akan kuat bekerja sendirian. Karena itu, dia menggandeng Polri dan TNI. “Semoga kerja sama antara TNI-Polri dan Kemenkes bisa mengalahkan musuh dan memenangkan perang melawan Sars-Cov-2,” harap Budi.
Polri dan TNI sendiri akan menerjunkan sekitar 40 ribu personel gabungan untuk membantu melakukan tracing atau pemantauan lokasi virus dan menyuntikkan vaksin Covid-19 ke masyarakat. [OKT]
]]>.
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .