Gaes… Hindari Iritasi Akibat Masker Dan Hand Sanitizer Ya

Pemakaian masker dan hand sanitizer sangat dianjur­kan untuk melindungi diri dari paparan virus Covid-19. Tetapi, pemakaian keduanya juga bisa memunculkan berbagai masalah bagi kulit sensitif.

Pakar Dermatologi, dr Lilik Norawati mengingatkan, per­lindungan diri dari paparan virus Covid-19 memang penting. Tapi perlindungan kulit juga jangan dilupakan. Sebagai barrier (penghalang) masuknya benda asing, termasuk virus, kulit harus dijaga kesehatan dan kelembapannya. Selama pan­demi Covid-19, masalah kulit sensitif banyak dikeluhkan.

“Ini terjadi akibat penggunaan masker dalam jangka waktu lama,” ujar Lilik dalam webinar Pencegahan Penyakit Pada Masa Pandemi yang digelar akhir pe­kan, kemarin.

Penggunaan masker dapat mengakibatkan memicu jerawat pada orang yang mempunyai bakat jerawat (terutama terjadi di daerah yang tertutup masker), luka-luka akibat tekanan, dan dermatitis kontak.

Faktor pencetus masalah ku­lit akibat penggunaan masker antara lain lingkungan yang panas, lembap, dan oklusi aki­bat tekanan masker dapat me­nyebabkan kekambuhan atau memperparah jerawat.

Selain itu, tekanan pada bagian hidung dapat menyebabkan luka, tali ikat masker dapat menyebabkan dermatitis kontak, dan bahan kain masker yang menempel ketat dapat menyebab­kan iritasi.

Efek jangka panjang masalah-masalah kulit tersebut akan menimbulkan bercak-bercak hitam akibat iritasi atau luka, atau jaringan parut akibat jera­wat. Jika penggunaan masker mulai memicu rasa gatal, maka jangan sembarangan menangani gejala iritasi. Menggaruk muka, misalnya.

“Itu adalah respon terhadap rangsangan yang harusnya di­hindarkan,” imbaunya.

Selain kulit wajah, kulit tangan juga dapat mengalami iritasi. Kalau ini, penyebabnya adalah penggunaan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol. Ini dapat menyebabkan dermatitis atau eksim berkepan­jangan.

Akibatnya, kulit tangan akan mudah pecah-pecah, mencip­takan jalan masuk bagi mikro organisme seperti bakteri, virus, jamur, yang selanjutnya dapat menimbulkan masalah baru pada kulit. Bila kulit tangan menga­lami infeksi atau eksim, tentunya akan mengganggu fungsi tangan, sehingga akan mengganggu kegiatan sehari-hari.

“Penggunaan hand sanitizer berlebihan atau terlalu sering dalam jangka waktu lama bisa memberikan pengaruh terhadap kulit,” tutur Lilik.

Untuk menghindari iritasi, dia menyarankan menggunakan pelembab yang mengandung pseudo ceramide. Walaupun sebetulnya dalam kulit sudah ada ceramide, tapi tetap butuh perlindungan. [JAR]

]]> Pemakaian masker dan hand sanitizer sangat dianjur­kan untuk melindungi diri dari paparan virus Covid-19. Tetapi, pemakaian keduanya juga bisa memunculkan berbagai masalah bagi kulit sensitif.

Pakar Dermatologi, dr Lilik Norawati mengingatkan, per­lindungan diri dari paparan virus Covid-19 memang penting. Tapi perlindungan kulit juga jangan dilupakan. Sebagai barrier (penghalang) masuknya benda asing, termasuk virus, kulit harus dijaga kesehatan dan kelembapannya. Selama pan­demi Covid-19, masalah kulit sensitif banyak dikeluhkan.

“Ini terjadi akibat penggunaan masker dalam jangka waktu lama,” ujar Lilik dalam webinar Pencegahan Penyakit Pada Masa Pandemi yang digelar akhir pe­kan, kemarin.

Penggunaan masker dapat mengakibatkan memicu jerawat pada orang yang mempunyai bakat jerawat (terutama terjadi di daerah yang tertutup masker), luka-luka akibat tekanan, dan dermatitis kontak.

Faktor pencetus masalah ku­lit akibat penggunaan masker antara lain lingkungan yang panas, lembap, dan oklusi aki­bat tekanan masker dapat me­nyebabkan kekambuhan atau memperparah jerawat.

Selain itu, tekanan pada bagian hidung dapat menyebabkan luka, tali ikat masker dapat menyebabkan dermatitis kontak, dan bahan kain masker yang menempel ketat dapat menyebab­kan iritasi.

Efek jangka panjang masalah-masalah kulit tersebut akan menimbulkan bercak-bercak hitam akibat iritasi atau luka, atau jaringan parut akibat jera­wat. Jika penggunaan masker mulai memicu rasa gatal, maka jangan sembarangan menangani gejala iritasi. Menggaruk muka, misalnya.

“Itu adalah respon terhadap rangsangan yang harusnya di­hindarkan,” imbaunya.

Selain kulit wajah, kulit tangan juga dapat mengalami iritasi. Kalau ini, penyebabnya adalah penggunaan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol. Ini dapat menyebabkan dermatitis atau eksim berkepan­jangan.

Akibatnya, kulit tangan akan mudah pecah-pecah, mencip­takan jalan masuk bagi mikro organisme seperti bakteri, virus, jamur, yang selanjutnya dapat menimbulkan masalah baru pada kulit. Bila kulit tangan menga­lami infeksi atau eksim, tentunya akan mengganggu fungsi tangan, sehingga akan mengganggu kegiatan sehari-hari.

“Penggunaan hand sanitizer berlebihan atau terlalu sering dalam jangka waktu lama bisa memberikan pengaruh terhadap kulit,” tutur Lilik.

Untuk menghindari iritasi, dia menyarankan menggunakan pelembab yang mengandung pseudo ceramide. Walaupun sebetulnya dalam kulit sudah ada ceramide, tapi tetap butuh perlindungan. [JAR]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories