
Eventori-Kominfo Bagikan 1.000 Paket Solidaritas Untuk Pelaku Industri Hiburan
Pandemi Covid-19 membawa dampak luar biasa bagi semua sendi kehidupan, termasuk bagi pelaku industri hiburan dan event Tanah Air. Banyak kegiatan yang dibatalkan atau konsep acara yang harus diubah untuk menyesuaikan situasi.
Untuk mengatasi hal ini, para pelaku industri hiburan harus mencari solusi untuk tetap adaptif dengan kondisi yang ada. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi digital.
“Pemerintah mempercayai bahwa ke depan, teknologi digital akan semakin mengakomodasi daya kreatif dan inovatif masyarakat Indonesia, termasuk mendorong industri hiburan dan event untuk terus berkembang. Untuk mendukungnya, kami mencanangkan program Akselerasi Transformasi Digital Nasional yang ditujukan untuk meningkatan optimalisasi teknologi demi menguatkan perekonomian Indonesia,” kata Menkominfo Johnny G Plate dalam buka puasa bersama dan penyerahan bantuan solidaritas pelaku industri hiburan yang dilaksanakan Eventori, di Jakarta, Rabu (28/4).
Salah satu program transformasi tersebut ialah pengembangan sumber daya manusia (SDM)/talenta digital yang dilakukan melalui pendekatan komprehensif guna mencakup tiga tingkat kecakapan, baik level dasar, menengah, maupun lanjutan. Di level kecakapan yang paling mendasar, dicanangkan program #MakinCakapDigital yang ditargetkan meliterasi 12,5 juta orang pada 2021.
“Harapannya, dengan masyarakat yang #MakinCakapDigital, para warganet dapat semakin bijak beraktivitas di dunia maya, tidak menyebarkan kebencian dan dapat menyaring informasi-informasi yang tidak tepat, juga memanfaatkan teknologi digital secara lebih produktif,” terang Plate, yang menerima karya dari Agnez Mo.
Untuk berbagi kebahagiaan pada Ramadan ini, platform kolaborasi industri hiburan Indonesia Eventori membagikan 1.000 paket sembako untuk para pekerja industri hiburan di sejumlah kota di Tanah Air. Penyaluran bantuan tersebut bekerja sama dengan komunitas dan organisasi Ikatan Manajer Artis Indonesia (Imarindo) serta komunitas pelaku EO Backstagers Indonesia dan Stage Management Indonesia (STAMINA).
“Ini yang kedua kali kami laksanakan. Tahun lalu kami juga mengadakan pembagian bingkisan dengan tema ‘Solidaritas Anak Event’. Alhamdulillah, tahun ini kami dapat melaksanakan dalam jumlah yang lebih besar,” ujar CEO Eventori Rio Abdurrachman.
Selain kepada pelaku hiburan, Eventori juga membagikan bingkisan kepada sejumlah panti asuhan yatim piatu di Jabodetabek. Rio menjelaskan, di sektor industri pertunjukan dan EO, banyak pekerja lepas (freelance) yang sangat tergantung pada proyek sementara selama masa pandemi. Sebab, bisnis konser dan EO tiarap. Pengelolaan pertunjukan dan event ke daring juga membawa konsekuensi berkurangnya jumlah pekerja yang terlibat.
“Solidaritas ini sifatnya sementara saja. Yang kami harapkan, vaksinasi dapat terlaksana secara luas, sehingga banyak industri bangkit kembali, termasuk industri hiburan, sehingga banyak pekerja yang dapat kembali terlibat,” ujar Rio.
Ketua IMARINDO Nanda Persada menyambut baik aksi solidaritas yang digelar Eventori. Menurutnya, kolaborasi memang merupakan spirit di industri hiburan.
“Walau kadang-kadang kita bersaing secara bisnis, tapi semangat utama di industri hiburan ya kolaborasi. Kita biasa kok ‘lempar-lemparan’ pekerjaan cuma lewat WA atau telepon. Atau minta tolong pas ada satu bagian dari satu pekerjaan yang kita nggak bisa kerjain sendiri, kita oper ke teman-teman. Saya senang sekali bisa jadi bagian dari aksi solidaritas pelaku industri hiburan yang digalang Eventori,” kata Nanda.
Eventori berdiri pada 2 Februari 2020. Tujuan utamanya adalah membuka akses yang luas bagi talenta industri hiburan dari seluruh daerah untuk mendapatkan kesempatan tampil dan naik kelas. Saat ini, sudah 1.800 talenta dan vendor industri hiburan terdaftar di booking platform Eventori. Platform ini juga telah mengantarkan tiga penyanyi memasuki industri rekaman.
Novel Grafis Internasional Agnez Mo
Agnez Mo, co-founder Eventori, hadir di acara tersebut dan berbagi cerita tentang novel grafis atau komik yang diadaptasi dari video musiknya “Long As I Get Paid”. Video musik yang lekat dengan nuansa Nusantara itu diproduksi di Amerika Serikat pada 2017.
Komik berjudul “Don’t Wake Up” ini akan diterbitkan pada November tahun ini oleh Z2 Comics yang berkantor pusat di New York AS. Komik ini merupakan hasil kerja sama Agnez sebagai kreator dengan sejumlah seniman, Peter V Nguyen dan Andreas Labrada di bagian ilustrasi; Karla Pacheco yang menulis cerita komiknya; Camilla Zhang selaku editor; John McGuinness, Gabe Sapienza, N. Steven Harris sebagai print artist; dan Tyler Boss yang merancang sampul.
“Saya selalu menikmati storytelling. Apakah melalui lagu yang saya tulis maupun video musik yang saya sutradarai. Saya sangat excited dengan dunia baru novel grafis ini. Sangat menyenangkan memformulasikan fantasi yang awalnya dibuat untuk lagu saya dan menjelma menjadi nyata dalam wujud karakter komik. Saya sangat bangga dan nggak sabar ingin menyampaikannya kepada fans saya,” kata Agnez.
Menurut Agnez, salah satu yang membuat Z2 Comics tertarik membuat novel grafis adalah nuansa etnis Nusantara dari pakaian, hiasan kepala, hingga senjata berupa keris yang ditampilkan di video musik tersebut. Pada akhir acara, Agnez menyerahkan satu buah sampul novel grafis yang telah ditandatangani kepada Plate. [WUR]
]]> Pandemi Covid-19 membawa dampak luar biasa bagi semua sendi kehidupan, termasuk bagi pelaku industri hiburan dan event Tanah Air. Banyak kegiatan yang dibatalkan atau konsep acara yang harus diubah untuk menyesuaikan situasi.
Untuk mengatasi hal ini, para pelaku industri hiburan harus mencari solusi untuk tetap adaptif dengan kondisi yang ada. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi digital.
“Pemerintah mempercayai bahwa ke depan, teknologi digital akan semakin mengakomodasi daya kreatif dan inovatif masyarakat Indonesia, termasuk mendorong industri hiburan dan event untuk terus berkembang. Untuk mendukungnya, kami mencanangkan program Akselerasi Transformasi Digital Nasional yang ditujukan untuk meningkatan optimalisasi teknologi demi menguatkan perekonomian Indonesia,” kata Menkominfo Johnny G Plate dalam buka puasa bersama dan penyerahan bantuan solidaritas pelaku industri hiburan yang dilaksanakan Eventori, di Jakarta, Rabu (28/4).
Salah satu program transformasi tersebut ialah pengembangan sumber daya manusia (SDM)/talenta digital yang dilakukan melalui pendekatan komprehensif guna mencakup tiga tingkat kecakapan, baik level dasar, menengah, maupun lanjutan. Di level kecakapan yang paling mendasar, dicanangkan program #MakinCakapDigital yang ditargetkan meliterasi 12,5 juta orang pada 2021.
“Harapannya, dengan masyarakat yang #MakinCakapDigital, para warganet dapat semakin bijak beraktivitas di dunia maya, tidak menyebarkan kebencian dan dapat menyaring informasi-informasi yang tidak tepat, juga memanfaatkan teknologi digital secara lebih produktif,” terang Plate, yang menerima karya dari Agnez Mo.
Untuk berbagi kebahagiaan pada Ramadan ini, platform kolaborasi industri hiburan Indonesia Eventori membagikan 1.000 paket sembako untuk para pekerja industri hiburan di sejumlah kota di Tanah Air. Penyaluran bantuan tersebut bekerja sama dengan komunitas dan organisasi Ikatan Manajer Artis Indonesia (Imarindo) serta komunitas pelaku EO Backstagers Indonesia dan Stage Management Indonesia (STAMINA).
“Ini yang kedua kali kami laksanakan. Tahun lalu kami juga mengadakan pembagian bingkisan dengan tema ‘Solidaritas Anak Event’. Alhamdulillah, tahun ini kami dapat melaksanakan dalam jumlah yang lebih besar,” ujar CEO Eventori Rio Abdurrachman.
Selain kepada pelaku hiburan, Eventori juga membagikan bingkisan kepada sejumlah panti asuhan yatim piatu di Jabodetabek. Rio menjelaskan, di sektor industri pertunjukan dan EO, banyak pekerja lepas (freelance) yang sangat tergantung pada proyek sementara selama masa pandemi. Sebab, bisnis konser dan EO tiarap. Pengelolaan pertunjukan dan event ke daring juga membawa konsekuensi berkurangnya jumlah pekerja yang terlibat.
“Solidaritas ini sifatnya sementara saja. Yang kami harapkan, vaksinasi dapat terlaksana secara luas, sehingga banyak industri bangkit kembali, termasuk industri hiburan, sehingga banyak pekerja yang dapat kembali terlibat,” ujar Rio.
Ketua IMARINDO Nanda Persada menyambut baik aksi solidaritas yang digelar Eventori. Menurutnya, kolaborasi memang merupakan spirit di industri hiburan.
“Walau kadang-kadang kita bersaing secara bisnis, tapi semangat utama di industri hiburan ya kolaborasi. Kita biasa kok ‘lempar-lemparan’ pekerjaan cuma lewat WA atau telepon. Atau minta tolong pas ada satu bagian dari satu pekerjaan yang kita nggak bisa kerjain sendiri, kita oper ke teman-teman. Saya senang sekali bisa jadi bagian dari aksi solidaritas pelaku industri hiburan yang digalang Eventori,” kata Nanda.
Eventori berdiri pada 2 Februari 2020. Tujuan utamanya adalah membuka akses yang luas bagi talenta industri hiburan dari seluruh daerah untuk mendapatkan kesempatan tampil dan naik kelas. Saat ini, sudah 1.800 talenta dan vendor industri hiburan terdaftar di booking platform Eventori. Platform ini juga telah mengantarkan tiga penyanyi memasuki industri rekaman.
Novel Grafis Internasional Agnez Mo
Agnez Mo, co-founder Eventori, hadir di acara tersebut dan berbagi cerita tentang novel grafis atau komik yang diadaptasi dari video musiknya “Long As I Get Paid”. Video musik yang lekat dengan nuansa Nusantara itu diproduksi di Amerika Serikat pada 2017.
Komik berjudul “Don’t Wake Up” ini akan diterbitkan pada November tahun ini oleh Z2 Comics yang berkantor pusat di New York AS. Komik ini merupakan hasil kerja sama Agnez sebagai kreator dengan sejumlah seniman, Peter V Nguyen dan Andreas Labrada di bagian ilustrasi; Karla Pacheco yang menulis cerita komiknya; Camilla Zhang selaku editor; John McGuinness, Gabe Sapienza, N. Steven Harris sebagai print artist; dan Tyler Boss yang merancang sampul.
“Saya selalu menikmati storytelling. Apakah melalui lagu yang saya tulis maupun video musik yang saya sutradarai. Saya sangat excited dengan dunia baru novel grafis ini. Sangat menyenangkan memformulasikan fantasi yang awalnya dibuat untuk lagu saya dan menjelma menjadi nyata dalam wujud karakter komik. Saya sangat bangga dan nggak sabar ingin menyampaikannya kepada fans saya,” kata Agnez.
Menurut Agnez, salah satu yang membuat Z2 Comics tertarik membuat novel grafis adalah nuansa etnis Nusantara dari pakaian, hiasan kepala, hingga senjata berupa keris yang ditampilkan di video musik tersebut. Pada akhir acara, Agnez menyerahkan satu buah sampul novel grafis yang telah ditandatangani kepada Plate. [WUR]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .