Ekonomi Tumbuh 5 Persen Pak Jokowi, Suharso Angkat Tangan Tuh… .

Target Presiden Jokowi pertumbuhan ekonomi tahun ini akan tumbuh sebesar 5 persen sulit diaminkan para pembantunya di kabinet. Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa misalnya, menyatakan sulit mencapai target tersebut. Paling mentok, ekonomi tahun ini tumbuh sampai 4,8 persen saja. Pak Jokowi, Suharso angkat tangan tuh.

Dalam berbagai kesempatan, Jokowi selalu bilang, tanda-tanda ekonomi mulai siluman sudah terlihat. Hal ini dampak dari program vaksinasi yang terus dikebut pemerintah dan kurva kasus aktif Corona yang terus melandai.

Keyakinan itu disampaikan kembali saat Jokowi menyampaikan pidato di acara pembukaan Kongres XX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Tahun 2021 secara virtual, kemarin. Ia ingin ekonomi tahun ini tumbuh positif meski masih dalam situasi pandemi Covid-19. Jokowi meminta jajarannya optimistis dan bekerja dengan terobosan-terobosan inovatif, tidak hanya bersifat normatif.

Namun, saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR, kemarin, Suharso memprediksi laju pertumbuhan ekonomi pada 2021 diprediksi tidak mencapai angka 5 persen. Kisaran pertumbuhan ekonomi, kata dia, ada di level 4,2 persen atau paling mentok 4,8 persen.

Ketum PPP ini mengatakan, ada dua skenario terkait prediksi pertumbuhan ekonomi yang dibuat Kementerian PPN/Bappenas. Pertama, pertumbuhan ekonomi diperkirakan di level 4,2 persen jika target sasaran penerima vaksin Covid-19 yang sebesar 39 persen dilakukan sampai September 2021.

“Itu optimismenya, tapi masih bisa di bawah 4,2 persen,” kata Suharso.

Jika 39 persen sasaran tersebut dapat divaksinasi lebih cepat pada Juli 2021, maka skenario kedua, pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 4,8 persen. “Apabila 39 persen dari 181,5 juta penduduk yang akan divaksin itu bisa dipercepat, maka setidaknya mobilitas itu mulai Juli akan menanjak,” tuturnya.

Untuk itu, Suharso berharap, jumlah penerima suntikkan vaksin Covid-19 bisa mencapai 1 juta orang per harinya. “Mudah-mudahan bisa tercapai Juli,” harap Suharso.

 

Hal senada juga disampaikan anggota Komisi XI DPR, Hendrawan Supratikno. Menurutnya, target pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen yang diminta Jokowi hanya sebagai pecutan bagi jajarannya untuk bekerja maksimal. Sebab, kalau targetnya rendah, jajarannya akan bekerja santai.

“Presiden ataupun Menteri Keuangan dan seterusnya, itu selalu membuat asumsi pertumbuhan ekonomi lebih tinggi. Supaya menjadi tantangan bagi kita semua untuk bekerja keras. Tidak enak-enakan ataupun loyo,” kata Hendrawan kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Menurutnya, banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Salah satunya, efektitivas vaksinasi yang dijalankan. Karena itu, semakin cepat dan banyak masyarakat yang divaksin, pertumbuhan ekonomi juga semakin tinggi.

“Kalau kondisinya seperti sekarang, pertumbuhan ekonomi hanya berkisar 4,2 persen, tapi kalau nanti herd imunity masyarakat bisa dicapai lebih cepat di bulan Juli, maka bisa 4,8 persen,” katanya.

Untuk itu, politisi PDIP ini setuju pemerintah harus mempercepat program vaksinasi yang sedang berjalan. Salah satu upaya untuk keluar dari pandemi ini, kata dia, melalui vaksinasi massal. “Tapikan kelihatannya sulit,” cetusnya.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Piter Abdullah mengatakan, target pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan Suharso bukan suatu kegagalan. Menurutnya, itu merupakan hal wajar dengan kondisi pandemi saat ini.

“Itu kejujuran pemerintah. Jujur dengan kondisi saat ini,” katanya, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Piter mengakui, pertumbuhan ekonomi akan sulit mencapai 5 persen di tengah pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia. Hal itu berkaitan dengan program vaksinasi. “Bahkan, kami melihatnya hanya sekitar 4 persen. Itu juga sudah sangat baik dalam kondisi saat ini,” katanya. [QAR]

]]> .
Target Presiden Jokowi pertumbuhan ekonomi tahun ini akan tumbuh sebesar 5 persen sulit diaminkan para pembantunya di kabinet. Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa misalnya, menyatakan sulit mencapai target tersebut. Paling mentok, ekonomi tahun ini tumbuh sampai 4,8 persen saja. Pak Jokowi, Suharso angkat tangan tuh.

Dalam berbagai kesempatan, Jokowi selalu bilang, tanda-tanda ekonomi mulai siluman sudah terlihat. Hal ini dampak dari program vaksinasi yang terus dikebut pemerintah dan kurva kasus aktif Corona yang terus melandai.

Keyakinan itu disampaikan kembali saat Jokowi menyampaikan pidato di acara pembukaan Kongres XX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Tahun 2021 secara virtual, kemarin. Ia ingin ekonomi tahun ini tumbuh positif meski masih dalam situasi pandemi Covid-19. Jokowi meminta jajarannya optimistis dan bekerja dengan terobosan-terobosan inovatif, tidak hanya bersifat normatif.

Namun, saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR, kemarin, Suharso memprediksi laju pertumbuhan ekonomi pada 2021 diprediksi tidak mencapai angka 5 persen. Kisaran pertumbuhan ekonomi, kata dia, ada di level 4,2 persen atau paling mentok 4,8 persen.

Ketum PPP ini mengatakan, ada dua skenario terkait prediksi pertumbuhan ekonomi yang dibuat Kementerian PPN/Bappenas. Pertama, pertumbuhan ekonomi diperkirakan di level 4,2 persen jika target sasaran penerima vaksin Covid-19 yang sebesar 39 persen dilakukan sampai September 2021.

“Itu optimismenya, tapi masih bisa di bawah 4,2 persen,” kata Suharso.

Jika 39 persen sasaran tersebut dapat divaksinasi lebih cepat pada Juli 2021, maka skenario kedua, pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 4,8 persen. “Apabila 39 persen dari 181,5 juta penduduk yang akan divaksin itu bisa dipercepat, maka setidaknya mobilitas itu mulai Juli akan menanjak,” tuturnya.

Untuk itu, Suharso berharap, jumlah penerima suntikkan vaksin Covid-19 bisa mencapai 1 juta orang per harinya. “Mudah-mudahan bisa tercapai Juli,” harap Suharso.

 

Hal senada juga disampaikan anggota Komisi XI DPR, Hendrawan Supratikno. Menurutnya, target pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen yang diminta Jokowi hanya sebagai pecutan bagi jajarannya untuk bekerja maksimal. Sebab, kalau targetnya rendah, jajarannya akan bekerja santai.

“Presiden ataupun Menteri Keuangan dan seterusnya, itu selalu membuat asumsi pertumbuhan ekonomi lebih tinggi. Supaya menjadi tantangan bagi kita semua untuk bekerja keras. Tidak enak-enakan ataupun loyo,” kata Hendrawan kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Menurutnya, banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Salah satunya, efektitivas vaksinasi yang dijalankan. Karena itu, semakin cepat dan banyak masyarakat yang divaksin, pertumbuhan ekonomi juga semakin tinggi.

“Kalau kondisinya seperti sekarang, pertumbuhan ekonomi hanya berkisar 4,2 persen, tapi kalau nanti herd imunity masyarakat bisa dicapai lebih cepat di bulan Juli, maka bisa 4,8 persen,” katanya.

Untuk itu, politisi PDIP ini setuju pemerintah harus mempercepat program vaksinasi yang sedang berjalan. Salah satu upaya untuk keluar dari pandemi ini, kata dia, melalui vaksinasi massal. “Tapikan kelihatannya sulit,” cetusnya.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Piter Abdullah mengatakan, target pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan Suharso bukan suatu kegagalan. Menurutnya, itu merupakan hal wajar dengan kondisi pandemi saat ini.

“Itu kejujuran pemerintah. Jujur dengan kondisi saat ini,” katanya, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Piter mengakui, pertumbuhan ekonomi akan sulit mencapai 5 persen di tengah pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia. Hal itu berkaitan dengan program vaksinasi. “Bahkan, kami melihatnya hanya sekitar 4 persen. Itu juga sudah sangat baik dalam kondisi saat ini,” katanya. [QAR]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories