Edhy Prabowo: Saya Tidak Mencuri Uang Negara, Sedikit Pun…

Eks Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, yang jadi tersangka kasus suap izin ekspor benih lobster mengklaim, dirinya tidak mencuri sepeser pun uang negara. Politisi Gerindra itu malah mengungkit jasa-jasanya di Asian Games 2019.

“Saya jadi menteri juga bukan karena tiba-tiba jadi menteri. Saya juga bawa atlet kita emas, 14 emas untuk Asian Games kemarin, kenapa itu tidak dihormati? Saya seolah-olah orang yang dibully, orang yang paling menyusahkan negara. Saya tidak mencuri uang negara, tidak sedikitpun,” tegas Edhy di Gedung KPK, Jl. Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Senin (22/2).

Edhy menegaskan, kebijakannya membuka keran ekspor benih lobster adalah untuk kepentingan masyarakat. Kebijakan itu diklaimnya merupakan keinginan masyarakat.

“Ini kan permintaan dari mereka yang sudah diajukan semua kelompok, pemerintah, DPR, ini saya tindaklanjuti. Kalau nggak percaya tanya saja masyarakat,” selorohnya.

Edhy juga tak lantas menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) soal ekspor benur itu. Dikaji dulu oleh tim akademis dan teknis selama 6 bulan, dengan melibatkan sejumlah pihak dan stakeholder.

Draf Permennya pun, dilaporkan ke Presiden Jokowi melalui Mensesneg dan Menseskab. “Semua terlibat. Dan kami laporkan juga dengan Menko, nggak sendirian,” tuturnya.

“Bukankah itu perintah presiden, extraordinary work, kerja, kerja, kerja. Ini yang kita lakukan dan saya ingin ini jalan,” imbuh Edhy.

Edhy menyatakan, dirinya tak tahu menahu soal manuver pejabat KKP di bawahnya yang menemui para eksportir benur. Politisi Gerindra itu mengklaim, dirinya selalu mengingatkan jajarannya agar berhati-hati dan waspada. Jangan mau disogok. “Kalau saya tahu pasti saya hentikan, saya larang,” imbuhnya.

Dia sendiri tak menampik, memang ada kesalahan dalam kebijakan itu. Tapi, hal itu mesti ditabrak demi kesejahteraan masyarakat. Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari ekspor benih lobster selama tiga bulan, disebut Edhy, mencapai Rp 40 miliar.

“Lobster ini ada peluang besar yang bisa menghidupi masyarakat dan faktanya pertumbuhan ekonomi di sektor perikanan malah positif di saat Covid ada,” beber Edhy. [OKT]

]]> Eks Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, yang jadi tersangka kasus suap izin ekspor benih lobster mengklaim, dirinya tidak mencuri sepeser pun uang negara. Politisi Gerindra itu malah mengungkit jasa-jasanya di Asian Games 2019.

“Saya jadi menteri juga bukan karena tiba-tiba jadi menteri. Saya juga bawa atlet kita emas, 14 emas untuk Asian Games kemarin, kenapa itu tidak dihormati? Saya seolah-olah orang yang dibully, orang yang paling menyusahkan negara. Saya tidak mencuri uang negara, tidak sedikitpun,” tegas Edhy di Gedung KPK, Jl. Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Senin (22/2).

Edhy menegaskan, kebijakannya membuka keran ekspor benih lobster adalah untuk kepentingan masyarakat. Kebijakan itu diklaimnya merupakan keinginan masyarakat.

“Ini kan permintaan dari mereka yang sudah diajukan semua kelompok, pemerintah, DPR, ini saya tindaklanjuti. Kalau nggak percaya tanya saja masyarakat,” selorohnya.

Edhy juga tak lantas menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) soal ekspor benur itu. Dikaji dulu oleh tim akademis dan teknis selama 6 bulan, dengan melibatkan sejumlah pihak dan stakeholder.

Draf Permennya pun, dilaporkan ke Presiden Jokowi melalui Mensesneg dan Menseskab. “Semua terlibat. Dan kami laporkan juga dengan Menko, nggak sendirian,” tuturnya.

“Bukankah itu perintah presiden, extraordinary work, kerja, kerja, kerja. Ini yang kita lakukan dan saya ingin ini jalan,” imbuh Edhy.

Edhy menyatakan, dirinya tak tahu menahu soal manuver pejabat KKP di bawahnya yang menemui para eksportir benur. Politisi Gerindra itu mengklaim, dirinya selalu mengingatkan jajarannya agar berhati-hati dan waspada. Jangan mau disogok. “Kalau saya tahu pasti saya hentikan, saya larang,” imbuhnya.

Dia sendiri tak menampik, memang ada kesalahan dalam kebijakan itu. Tapi, hal itu mesti ditabrak demi kesejahteraan masyarakat. Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari ekspor benih lobster selama tiga bulan, disebut Edhy, mencapai Rp 40 miliar.

“Lobster ini ada peluang besar yang bisa menghidupi masyarakat dan faktanya pertumbuhan ekonomi di sektor perikanan malah positif di saat Covid ada,” beber Edhy. [OKT]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories