Dubes Owen Jenkins: Kita Harus Membela Yang Benar .

Duta Besar (Dubes) Inggris untuk Indonesia Owen Jenkins menegaskan, perdamaian dan keamanan dalam komunitas global dapat diraih dengan mengangkat isu-isu secara jujur dan terbuka, serta saling berpegang pada hukum dan standar internasional.

Menurutnya, hal tersebut menunjukkan keyakinan terhadap multilateralisme dan kerja sama internasional, serta langkah lebih maju menuju dunia yang lebih baik.

“Dengan hati nurani, kita tidak bisa berdiam diri. Melihat hak asasi Muslim di Xinjiang dan oposisi di Belarus dilecehkan. Juga kekerasan yang menimpa para pengunjuk rasa damai dan lawan politik di Myanmar dan Rusia. Ini adalah kesalahan moral,” kata Dubes Jenkins dalam keterangan resmi Kedutaan Inggris untuk Indonesia yang diterima RM.id, Rabu (24/2).

Ia mengingatkan, dalam dunia yang saling terhubung saat ini, perilaku domestik internal berdampak pada orang dan negara di luar batas negara itu sendiri.

Segala bentuk pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang disengaja, sistematis, dan berskala besar; pembunuhan ekstra-yudisial oleh otoritas negara; penindasan terhadap hak mereka yang melakukan aksi protes secara damai – adalah tindakan yang melanggar batas.

“Dalam situasi ini, kita harus membela yang benar.” tegasnya. [HES]

]]> .
Duta Besar (Dubes) Inggris untuk Indonesia Owen Jenkins menegaskan, perdamaian dan keamanan dalam komunitas global dapat diraih dengan mengangkat isu-isu secara jujur dan terbuka, serta saling berpegang pada hukum dan standar internasional.

Menurutnya, hal tersebut menunjukkan keyakinan terhadap multilateralisme dan kerja sama internasional, serta langkah lebih maju menuju dunia yang lebih baik.

“Dengan hati nurani, kita tidak bisa berdiam diri. Melihat hak asasi Muslim di Xinjiang dan oposisi di Belarus dilecehkan. Juga kekerasan yang menimpa para pengunjuk rasa damai dan lawan politik di Myanmar dan Rusia. Ini adalah kesalahan moral,” kata Dubes Jenkins dalam keterangan resmi Kedutaan Inggris untuk Indonesia yang diterima RM.id, Rabu (24/2).

Ia mengingatkan, dalam dunia yang saling terhubung saat ini, perilaku domestik internal berdampak pada orang dan negara di luar batas negara itu sendiri.

Segala bentuk pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang disengaja, sistematis, dan berskala besar; pembunuhan ekstra-yudisial oleh otoritas negara; penindasan terhadap hak mereka yang melakukan aksi protes secara damai – adalah tindakan yang melanggar batas.

“Dalam situasi ini, kita harus membela yang benar.” tegasnya. [HES]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories