Dubes Heri Akhmadi Resmikan PKBM Pertama Di Negeri Sakura

Pusat Kegiatan Belajar Ma­syarakat (PKBM) Indonesia pertama di Jepang dibuka pada Minggu (4/4) lalu. Pusat ini dikenal dengan nama PKBM Nishio Darussalam. Lokasinya, ada di Nishio­city Aichi­ken, Nagoya. Duta Besar Indonesia untuk Jepang Heri akhmadi meresmi­kan PKBM tersebut, didampingi Kepala Bidang Penerangan, Sosial dan Budaya, Meinarti Fauzie dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Tokyo, Yusli Wardiatno.

“PKBM Indonesia yang per­tama di Jepang ini diharapkan dapat mendukung misi KBRI tokyo dalam memberikan per­lindungan dan pengayoman di bidang pendidikan bagi Warga Negara Indonesia (WNI) di Jepang,” kata Heri akhmadi da­lam keterangan pers, kemarin.

PKBM ini, ujarnya, akan menyelenggarakan kegiatan pelayanan pendidikan dasar dan menengah dan atau kursus­-kursus lainnya yang relevan dan dibutuhkan masyarakat sekitar.

Peserta PKBM akan memper­oleh tiga mata pelajaran utama, yaitu: agama dan budi pekerti; Pancasila dan kewarganegaraan, serta Bahasa Indonesia. Peserta PKBM juga dapat ikut serta dalam Program Kejar Paket A, B, dan C. KBRI tengah mengu­payakan agar ujian dapat dilaku­kan secara daring.

“Kami berharap putra dan putri WNI yang ada di Jepang tidak kehilangan jati diri seba­gai bangsa Indonesia,” terang Heri.

PKBM Nishio Darussalam di­harapkan dapat menjadi contoh untuk tumbuhnya PKBM lain di Negeri Sakura itu. KBRI tokyo, sambung Heri, berkomitmen un­tuk memperkuat perluasan dan pemerataan akses pendidikan, serta meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan dasar dan menengah bagi putra dan putri WNI di Jepang.

Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, ada enam negara yang memi­liki PKBM. Keenam PKBM itu terdapat di Arab Saudi, Brunei Darussalam, China, Malaysia, Singapura dan Jepang.

Selain PKBM, pada 24 Fe­bruari lalu, KBRI Tokyo juga te­lah menandatangani Kerja Sama Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) dengan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS). Pro­gram PJJ membuka akses pen­didikan bagi pekerja migran Indonesia yang jumlahnya men­capai 36.000. Sebagian besar masih berstatus pegawai magang (Kenshusei).

Berdasarkan data KBRI Tok­yo, total WNI di Jepang per Juni 2020 tercatat sejumlah 66.084 jiwa. Mereka tersebar di 47 prefektur, dengan konsentrasi tertinggi di Prefektur Aichi, se­banyak 6.991 orang. Selanjutnya tokyo (5.450), Ibaraki (4.226), Kanagawa (4.044), Osaka (3.739), Shizuoka (3.489) dan Saitama (3.433). [DAY]

]]> Pusat Kegiatan Belajar Ma­syarakat (PKBM) Indonesia pertama di Jepang dibuka pada Minggu (4/4) lalu. Pusat ini dikenal dengan nama PKBM Nishio Darussalam. Lokasinya, ada di Nishio­city Aichi­ken, Nagoya. Duta Besar Indonesia untuk Jepang Heri akhmadi meresmi­kan PKBM tersebut, didampingi Kepala Bidang Penerangan, Sosial dan Budaya, Meinarti Fauzie dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Tokyo, Yusli Wardiatno.

“PKBM Indonesia yang per­tama di Jepang ini diharapkan dapat mendukung misi KBRI tokyo dalam memberikan per­lindungan dan pengayoman di bidang pendidikan bagi Warga Negara Indonesia (WNI) di Jepang,” kata Heri akhmadi da­lam keterangan pers, kemarin.

PKBM ini, ujarnya, akan menyelenggarakan kegiatan pelayanan pendidikan dasar dan menengah dan atau kursus­-kursus lainnya yang relevan dan dibutuhkan masyarakat sekitar.

Peserta PKBM akan memper­oleh tiga mata pelajaran utama, yaitu: agama dan budi pekerti; Pancasila dan kewarganegaraan, serta Bahasa Indonesia. Peserta PKBM juga dapat ikut serta dalam Program Kejar Paket A, B, dan C. KBRI tengah mengu­payakan agar ujian dapat dilaku­kan secara daring.

“Kami berharap putra dan putri WNI yang ada di Jepang tidak kehilangan jati diri seba­gai bangsa Indonesia,” terang Heri.

PKBM Nishio Darussalam di­harapkan dapat menjadi contoh untuk tumbuhnya PKBM lain di Negeri Sakura itu. KBRI tokyo, sambung Heri, berkomitmen un­tuk memperkuat perluasan dan pemerataan akses pendidikan, serta meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan dasar dan menengah bagi putra dan putri WNI di Jepang.

Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, ada enam negara yang memi­liki PKBM. Keenam PKBM itu terdapat di Arab Saudi, Brunei Darussalam, China, Malaysia, Singapura dan Jepang.

Selain PKBM, pada 24 Fe­bruari lalu, KBRI Tokyo juga te­lah menandatangani Kerja Sama Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) dengan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS). Pro­gram PJJ membuka akses pen­didikan bagi pekerja migran Indonesia yang jumlahnya men­capai 36.000. Sebagian besar masih berstatus pegawai magang (Kenshusei).

Berdasarkan data KBRI Tok­yo, total WNI di Jepang per Juni 2020 tercatat sejumlah 66.084 jiwa. Mereka tersebar di 47 prefektur, dengan konsentrasi tertinggi di Prefektur Aichi, se­banyak 6.991 orang. Selanjutnya tokyo (5.450), Ibaraki (4.226), Kanagawa (4.044), Osaka (3.739), Shizuoka (3.489) dan Saitama (3.433). [DAY]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories