DPR Tolak Wacana Impor Beras

Komisi IV DPR menolak rencana pemerintah melakukan impor beras 1 juta ton yang dialokasikan melalui Perum Bulog. 

DPR beralasan, penolakan ini sesuai dengan tata kelola komoditas pangan nasional yang harus mengutamakan produksi dalam negeri.

“Komisi IV menentang rencana impor beras karena dapat merugikan petani,” ujar Wakil Ketua Komisi IV DPR Hasan Aminuddin, Senin (15/3).

Menurut Hasan, pemerintah harus berkomitmen melakukan pemenuhan pangan yang terjangkau melalui upaya peningkatan produksi komoditas pertanian. 

Oleh karena, dia meminta Perum Bulog meningkatkan sinkronisasi dan koordinasi dengan Kementerian dan Lembaga terkait, terutama dalam melakukan penyerapan.

“Kalo serapannya Bulog dilakukan maksimal, saya kira persoalan beras akan selesai,” tuturnya.

Sementara, Anggota Komisi IV DPR Daniel Johan menilai ketersediaan pangan untuk tahun ini cukup dan tidak perlu melakukan impor. 

Hal tersebut dilihat dari catatan Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat produksi beras pada 2020 sebesar 31,33 juta ton, mengalami kenaikan sekitar 21,46 ribu ton atau 0,07 persen dibandingkan 2019 sebesar 31,31 juta ton.

“Bulan Mei ini para petani se-Indonesia akan melakukan panen raya. Kami meminta keberpihakan kepada petani agar impor tidak dilakukan selama petani melakukan panen raya,” katanya.

Daniel berharap, seluruh pemangku kepentingan berkomitmen dalam mengutamakan produk dalam negeri agar masyarakat tidak dipersulit di masa sulit akibat dampak pandemi Covid-19 yang berkepanjangan. [KAL].

]]> Komisi IV DPR menolak rencana pemerintah melakukan impor beras 1 juta ton yang dialokasikan melalui Perum Bulog. 

DPR beralasan, penolakan ini sesuai dengan tata kelola komoditas pangan nasional yang harus mengutamakan produksi dalam negeri.

“Komisi IV menentang rencana impor beras karena dapat merugikan petani,” ujar Wakil Ketua Komisi IV DPR Hasan Aminuddin, Senin (15/3).

Menurut Hasan, pemerintah harus berkomitmen melakukan pemenuhan pangan yang terjangkau melalui upaya peningkatan produksi komoditas pertanian. 

Oleh karena, dia meminta Perum Bulog meningkatkan sinkronisasi dan koordinasi dengan Kementerian dan Lembaga terkait, terutama dalam melakukan penyerapan.

“Kalo serapannya Bulog dilakukan maksimal, saya kira persoalan beras akan selesai,” tuturnya.

Sementara, Anggota Komisi IV DPR Daniel Johan menilai ketersediaan pangan untuk tahun ini cukup dan tidak perlu melakukan impor. 

Hal tersebut dilihat dari catatan Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat produksi beras pada 2020 sebesar 31,33 juta ton, mengalami kenaikan sekitar 21,46 ribu ton atau 0,07 persen dibandingkan 2019 sebesar 31,31 juta ton.

“Bulan Mei ini para petani se-Indonesia akan melakukan panen raya. Kami meminta keberpihakan kepada petani agar impor tidak dilakukan selama petani melakukan panen raya,” katanya.

Daniel berharap, seluruh pemangku kepentingan berkomitmen dalam mengutamakan produk dalam negeri agar masyarakat tidak dipersulit di masa sulit akibat dampak pandemi Covid-19 yang berkepanjangan. [KAL].
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories