Disebut Jadi Pusatnya Corona Indonesia Disorot Dunia .

Lonjakan kasus Corona yang terjadi sejak awal Juli membuat Indonesia disorot dunia. Indonesia pun dicap sebagai episentrum alias pusarnya Corona.

Lonjakan kasus besar-besaran membuat Indonesia menggantikan India sebagai pusat Corona di dunia. Mengacu data yang dihimpun Worldometers.info, Sabtu (17/7), Indonesia berada satu tingkat di atas India perihal penambahan kasus baru harian virus asal China itu. Indonesia mencatat 51.952 kasus baru, sedangkan India mencatat 41.283 kasus baru.

Di hari yang sama, data media terkemuka asal Amerika Serikat, The New York Times, juga menyebut Indonesia menjadi episentrum baru Corona di dunia. Sebab, selama dua hari berturut-turut, jumlah kasus hariannya melampaui India dan Brasil dengan lebih dari 50.000.

The New York Times melaporkan, lonjakan kasus di Tanah Air merupakan bagian dari gelombang baru virus Corona varian Delta. Varian ini juga ikut melumpuhkan negara tetangga, seperti Malaysia, Vietnam, Myanmar, dan Thailand. Bedanya, varian Delta yang masuk ke Indonesia lebih masif, hingga menyebabkan angka kematian meroket tajam.

Varian Delta pertama kali teridentifikasi di India dan sempat mencapai lebih dari 414.000 kasus pada Mei. Tetapi, sejak saat itu, kasus Corona di negeri Bollywood itu, turun bertahap hingga menjadi sekitar 40.000-an kasus.

Di beberapa daerah di Indonesia, lonjakan kasus Corona membuat fasilitas layanan kesehatan melampaui batasnya. Beberapa rumah sakit sampai membuka tenda darurat, agar bisa menampung pasien yang terus berdatangan.

Akibat lonjakan kasus ini, sejumlah negara membatasi dan menutup perbatasan mereka bagi warga Indonesia. Antara lain Singapura, Uni Emirate Arab, Arab Saudi, Oman, Belanda, Hong Kong, Filipina, Jepang, Bahrain, dan Taiwan.

Filipina menjadi negara terakhir yang membubuhkan tinta merah bagi WNI dan pendatang asal Indonesia. Dilansir dari Reuters, Rabu (14/7), larangan WNI masuk Filipina disampaikan Juru Bicara Kepresidenan, Harry Roque. Larangan masuk berlaku bagi semua orang yang datang dari Indonesia.

 

Larangan masuk bagi para pendatang asal Indonesia berlaku mulai 16 hingga 31 Juli 2021. Menurutnya, orang yang baru-baru ini memiliki riwayat perjalanan ke Indonesia juga akan dilarang masuk ke Filipina. Hal itu dilakukan demi mencegah Corona varian Delta.

Pemerintah Hong Kong ikut melarang semua penumpang penerbangan dari kita masuk ke wilayahnya. Penutupan itu berlaku sejak Juni lalu. Hal itu diinformasikan Kementerian Luar Negeri Indonesia. Kemenlu menyatakan, berdasarkan informasi yang didapatkan, larangan itu diputuskan Pemerintah Hong Kong karena terdapat peningkatan jumlah kasus impor (imported cases) Corona dari Indonesia.

Pada 23 Juni 2021, Pemerintah Hong Kong telah mengumumkan mulai 25 Juni 2021 akan menetapkan status Indonesia menjadi negara kategori A1 (extremely high risk). Dengan kategori A1, semua penumpang penerbangan dari Indonesia tidak diperbolehkan memasuki Hong Kong.

Sementara, Arab Saudi telah melarang pendatang dari Indonesia masuk sejak Februari lalu. Sampai sekarang, aturan itu belum dicabut pemerintahan Raja Salman bin Abdul Azis. Saat itu, Saudi mengumumkan larangan penerbangan internasional dari Indonesia dan 19 negara lainnya, karena ada temuan varian Delta.

Belakangan, Saudi mencabut larangan masuk bagi pelancong dari 11 negara. Tapi, Indonesia tidak masuk dalam daftar negara yang dicabut dari daftar hitam imigrasi Saudi tersebut.

Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, Alexander Kaliaga Ginting, tidak menampik bahwa Corona di Indonesia sedang gila-gilanya. Faktanya, bisa dilihat dari positivity rate tertinggi, kasus terkonfirmasi harian tertinggi, kasus aktif di masyarakat tertinggi, angka kematian karena Corona juga tertinggi, dan melonjaknya tingkat penularan di komunitas dan keluarga karena varian baru.

Dengan poin-poin itu, apakah Indonesia sudah pantas disebut episentrum Corona? Alex menjawab diplomatis. “Tergantung hasil setiap parameter apakah juara satu atau tidak?” ucapnya, saat dikonfirmasi Rakyat Merdeka, kemarin. [UMM]

]]> .
Lonjakan kasus Corona yang terjadi sejak awal Juli membuat Indonesia disorot dunia. Indonesia pun dicap sebagai episentrum alias pusarnya Corona.
Lonjakan kasus besar-besaran membuat Indonesia menggantikan India sebagai pusat Corona di dunia. Mengacu data yang dihimpun Worldometers.info, Sabtu (17/7), Indonesia berada satu tingkat di atas India perihal penambahan kasus baru harian virus asal China itu. Indonesia mencatat 51.952 kasus baru, sedangkan India mencatat 41.283 kasus baru.
Di hari yang sama, data media terkemuka asal Amerika Serikat, The New York Times, juga menyebut Indonesia menjadi episentrum baru Corona di dunia. Sebab, selama dua hari berturut-turut, jumlah kasus hariannya melampaui India dan Brasil dengan lebih dari 50.000.The New York Times melaporkan, lonjakan kasus di Tanah Air merupakan bagian dari gelombang baru virus Corona varian Delta. Varian ini juga ikut melumpuhkan negara tetangga, seperti Malaysia, Vietnam, Myanmar, dan Thailand. Bedanya, varian Delta yang masuk ke Indonesia lebih masif, hingga menyebabkan angka kematian meroket tajam.
Varian Delta pertama kali teridentifikasi di India dan sempat mencapai lebih dari 414.000 kasus pada Mei. Tetapi, sejak saat itu, kasus Corona di negeri Bollywood itu, turun bertahap hingga menjadi sekitar 40.000-an kasus.
Di beberapa daerah di Indonesia, lonjakan kasus Corona membuat fasilitas layanan kesehatan melampaui batasnya. Beberapa rumah sakit sampai membuka tenda darurat, agar bisa menampung pasien yang terus berdatangan.
Akibat lonjakan kasus ini, sejumlah negara membatasi dan menutup perbatasan mereka bagi warga Indonesia. Antara lain Singapura, Uni Emirate Arab, Arab Saudi, Oman, Belanda, Hong Kong, Filipina, Jepang, Bahrain, dan Taiwan.
Filipina menjadi negara terakhir yang membubuhkan tinta merah bagi WNI dan pendatang asal Indonesia. Dilansir dari Reuters, Rabu (14/7), larangan WNI masuk Filipina disampaikan Juru Bicara Kepresidenan, Harry Roque. Larangan masuk berlaku bagi semua orang yang datang dari Indonesia.

 

Larangan masuk bagi para pendatang asal Indonesia berlaku mulai 16 hingga 31 Juli 2021. Menurutnya, orang yang baru-baru ini memiliki riwayat perjalanan ke Indonesia juga akan dilarang masuk ke Filipina. Hal itu dilakukan demi mencegah Corona varian Delta.
Pemerintah Hong Kong ikut melarang semua penumpang penerbangan dari kita masuk ke wilayahnya. Penutupan itu berlaku sejak Juni lalu. Hal itu diinformasikan Kementerian Luar Negeri Indonesia. Kemenlu menyatakan, berdasarkan informasi yang didapatkan, larangan itu diputuskan Pemerintah Hong Kong karena terdapat peningkatan jumlah kasus impor (imported cases) Corona dari Indonesia.
Pada 23 Juni 2021, Pemerintah Hong Kong telah mengumumkan mulai 25 Juni 2021 akan menetapkan status Indonesia menjadi negara kategori A1 (extremely high risk). Dengan kategori A1, semua penumpang penerbangan dari Indonesia tidak diperbolehkan memasuki Hong Kong.
Sementara, Arab Saudi telah melarang pendatang dari Indonesia masuk sejak Februari lalu. Sampai sekarang, aturan itu belum dicabut pemerintahan Raja Salman bin Abdul Azis. Saat itu, Saudi mengumumkan larangan penerbangan internasional dari Indonesia dan 19 negara lainnya, karena ada temuan varian Delta.
Belakangan, Saudi mencabut larangan masuk bagi pelancong dari 11 negara. Tapi, Indonesia tidak masuk dalam daftar negara yang dicabut dari daftar hitam imigrasi Saudi tersebut.
Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, Alexander Kaliaga Ginting, tidak menampik bahwa Corona di Indonesia sedang gila-gilanya. Faktanya, bisa dilihat dari positivity rate tertinggi, kasus terkonfirmasi harian tertinggi, kasus aktif di masyarakat tertinggi, angka kematian karena Corona juga tertinggi, dan melonjaknya tingkat penularan di komunitas dan keluarga karena varian baru.
Dengan poin-poin itu, apakah Indonesia sudah pantas disebut episentrum Corona? Alex menjawab diplomatis. “Tergantung hasil setiap parameter apakah juara satu atau tidak?” ucapnya, saat dikonfirmasi Rakyat Merdeka, kemarin. [UMM]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories