
Disampaikan Pada Jumpa Pers Perdana Biden Nyapres Lagi 2024
Meski belum lama dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat, Joe Biden sudah memikirkan pemilihan presiden (pilpres) 2024. Dipastikannya, dia akan nyapres lagi setelah masa jabatannya habis.
Hal itu dia sampaikan dalam konferensi pers perdananya, Kamis (25/3). Ini adalah jumpa pers pertamanya sejak dilantik 20 Januari lalu.
Pada kesempatan itu, Biden (78) mendapat banyak pertanyaan mulai dari pilpres, masalah China, Korea Utara, hingga imigrasi.
Soal pilpres, sambil tertawa, Biden nyatakan siap maju lagi tahun 2024.
“Rencana saya adalah maju lagi (di Pilpres AS 2024). Itu ekspektasi saya,” tegasnya.
Suami Jill Biden itu menambahkan, jika dia masih berkesempatan maju lagi di 2024, dia tetap menggandeng Kamala Harris sebagai wakilnya. “Dia sudah melakukan pekerjaan dengan baik, dan dia merupakan mitra paling hebat,” puji presiden ke-46 AS tersebut.
Apakah akan bertarung kembali dengan eks lawan politiknya, Donald Trump? Biden mengaku, tidak tahu, tidak bisa memprediksi, apakah pendahulunya tersebut akan kembali maju.
Soal China, Biden memastikan, pihaknya akan menghalangi upaya China yang berniat mengalahkan AS. Selama dirinya mengawasi, China tak akan bisa mengalahkan AS sebagai pemimpin dunia.
“Hal itu tak akan terjadi. Karena AS juga akan terus berkembang,” tambahnya.
Biden mengungkapkan, dirinya pernah bertemu dengan Presiden China, Xi Jinping selama menjadi Wakil Presiden Barack Obama. Ia menilai, Xi Jinping meyakini sistem otoriterisme akan menjadi kunci untuk masa depan, bukannya demokrasi. Menurut Biden, dirinya telah menjelaskan ke Xi Jinping, bahwa AS tak mencari konfrontasi. Tetapi, ditegaskannya, China harus mematuhi hukum internasional untuk kompetisi dan perdagangan yang adil, serta rasa hormat pada Hak Asasi Manusia.
“China secara keseluruhan memiliki tujuan, yaitu ingin menjadi pemimpin dunia, negara paling makmur di dunia, dan yang paling kuat,” ujar Biden, dilansir Channel News Asia.
Biden menilai, gaya Xi Jinping yang mengedepankan otoroterisme sama seperti Presiden Rusia, Vladimir Putin.
“Ia adalah salah satu orang, yang seperti Putin, berpikir bahwa otoriterisme di masa depan, dan demokrasi tak akan berfungsi di dunia yang kompleks seperti itu,” katanya.
Demi memastikan AS tetap jadi negara paling kuat dan paling disegani di dunia, Biden berjanji akan menggelontorkan banyak dana untuk sektor infrastruktur, ekonomi dan pertahanan. [DAY]
]]> Meski belum lama dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat, Joe Biden sudah memikirkan pemilihan presiden (pilpres) 2024. Dipastikannya, dia akan nyapres lagi setelah masa jabatannya habis.
Hal itu dia sampaikan dalam konferensi pers perdananya, Kamis (25/3). Ini adalah jumpa pers pertamanya sejak dilantik 20 Januari lalu.
Pada kesempatan itu, Biden (78) mendapat banyak pertanyaan mulai dari pilpres, masalah China, Korea Utara, hingga imigrasi.
Soal pilpres, sambil tertawa, Biden nyatakan siap maju lagi tahun 2024.
“Rencana saya adalah maju lagi (di Pilpres AS 2024). Itu ekspektasi saya,” tegasnya.
Suami Jill Biden itu menambahkan, jika dia masih berkesempatan maju lagi di 2024, dia tetap menggandeng Kamala Harris sebagai wakilnya. “Dia sudah melakukan pekerjaan dengan baik, dan dia merupakan mitra paling hebat,” puji presiden ke-46 AS tersebut.
Apakah akan bertarung kembali dengan eks lawan politiknya, Donald Trump? Biden mengaku, tidak tahu, tidak bisa memprediksi, apakah pendahulunya tersebut akan kembali maju.
Soal China, Biden memastikan, pihaknya akan menghalangi upaya China yang berniat mengalahkan AS. Selama dirinya mengawasi, China tak akan bisa mengalahkan AS sebagai pemimpin dunia.
“Hal itu tak akan terjadi. Karena AS juga akan terus berkembang,” tambahnya.
Biden mengungkapkan, dirinya pernah bertemu dengan Presiden China, Xi Jinping selama menjadi Wakil Presiden Barack Obama. Ia menilai, Xi Jinping meyakini sistem otoriterisme akan menjadi kunci untuk masa depan, bukannya demokrasi. Menurut Biden, dirinya telah menjelaskan ke Xi Jinping, bahwa AS tak mencari konfrontasi. Tetapi, ditegaskannya, China harus mematuhi hukum internasional untuk kompetisi dan perdagangan yang adil, serta rasa hormat pada Hak Asasi Manusia.
“China secara keseluruhan memiliki tujuan, yaitu ingin menjadi pemimpin dunia, negara paling makmur di dunia, dan yang paling kuat,” ujar Biden, dilansir Channel News Asia.
Biden menilai, gaya Xi Jinping yang mengedepankan otoroterisme sama seperti Presiden Rusia, Vladimir Putin.
“Ia adalah salah satu orang, yang seperti Putin, berpikir bahwa otoriterisme di masa depan, dan demokrasi tak akan berfungsi di dunia yang kompleks seperti itu,” katanya.
Demi memastikan AS tetap jadi negara paling kuat dan paling disegani di dunia, Biden berjanji akan menggelontorkan banyak dana untuk sektor infrastruktur, ekonomi dan pertahanan. [DAY]
]]>.
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .