Dilanda Banjir Kala Pandemi Belum Usai Hippi Ibaratkan Pengusaha Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula .
KETUA Umum Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Pengusaha Pribumi (DPD Hippi) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang menuturkan, bencana banjir yang terjadi di Ibu kota dan sekitar sejak Sabtu (20/2), akan menambah beban para pengusaha. Menurutnya, hampir setahun usaha mereka terpuruk akibat pandemi Covid 19. Ditambah lagi ada kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat di banyak wilayah Indonesia.
“Kalau bicara kerugian, memang agak sulit memprediksi karena kondisi yang tidak normal. Tapi, ibarat kata sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Mereka semakin berat menghadapi tantangan ini,” ujar Sarman dalam keterangan resminya, Minggu (21/2).
Pihaknya memprediksi, imbas banjir ini akan berdampak pada penurunan pendapatan para pedagang, pengusaha maupun pemilik tempat hiburan seperti restoran atau kafe. “Saya sempat berkunjung ke salah satu mall pada Sabtu lalu di daerah Jakarta Selatan. Info dari petugasnya, pengunjung mall sangat sepi, hannya sekitar 30-40%,” kata Sarman.
Dia menilai, bukan saja berbagai sektor usaha yang terdampak, namun masyarakat pun mengalami kerugian material, baik itu karena rumahnya terkena banjir maupun terjebak di jalan tol. “Datangnya banjir ini tentu membawa kerugian material. Kerugian omzet dan kerugian waktu bagi pelaku usaha dan masyarakat,” tambahnya.
Karena itu Sarman meminta pemerintah, untuk segera mengambil langkah strategis dalam penanganan banjir di Ibu kota. Seperti perbaikan drainase, revitalisasi sungai dan waduk. “Pelaku usaha sangat berharap agar masalah banjir ini dapat semakin dikendalikan. Sehingga tidak mengganggu berbagai aktivitas,” pungkasnya. [EFI]
]]> .
KETUA Umum Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Pengusaha Pribumi (DPD Hippi) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang menuturkan, bencana banjir yang terjadi di Ibu kota dan sekitar sejak Sabtu (20/2), akan menambah beban para pengusaha. Menurutnya, hampir setahun usaha mereka terpuruk akibat pandemi Covid 19. Ditambah lagi ada kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat di banyak wilayah Indonesia.
“Kalau bicara kerugian, memang agak sulit memprediksi karena kondisi yang tidak normal. Tapi, ibarat kata sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Mereka semakin berat menghadapi tantangan ini,” ujar Sarman dalam keterangan resminya, Minggu (21/2).
Pihaknya memprediksi, imbas banjir ini akan berdampak pada penurunan pendapatan para pedagang, pengusaha maupun pemilik tempat hiburan seperti restoran atau kafe. “Saya sempat berkunjung ke salah satu mall pada Sabtu lalu di daerah Jakarta Selatan. Info dari petugasnya, pengunjung mall sangat sepi, hannya sekitar 30-40%,” kata Sarman.
Dia menilai, bukan saja berbagai sektor usaha yang terdampak, namun masyarakat pun mengalami kerugian material, baik itu karena rumahnya terkena banjir maupun terjebak di jalan tol. “Datangnya banjir ini tentu membawa kerugian material. Kerugian omzet dan kerugian waktu bagi pelaku usaha dan masyarakat,” tambahnya.
Karena itu Sarman meminta pemerintah, untuk segera mengambil langkah strategis dalam penanganan banjir di Ibu kota. Seperti perbaikan drainase, revitalisasi sungai dan waduk. “Pelaku usaha sangat berharap agar masalah banjir ini dapat semakin dikendalikan. Sehingga tidak mengganggu berbagai aktivitas,” pungkasnya. [EFI]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .