Digoyang Gempa Berpotensi Tsunami Jepang, Didoakan Baik-baik Saja .
Jepang mendapat perhatian dunia. Kemarin sore, sekitar pukul 18.09, Negeri Sakura itu, diguncang gempa besar dengan kekuatan Magnitudo 7,2. Gempa terjadi di kedalaman 60 kilometer di lepas pantai Prefektur Miyagi.
Gempa ini mengerikan. Hal itu terlihat dari sebuah video yang dilansir Kantor Biro NHK Sendai. Dalam video itu, warga Jepang sedang sibuk bekerja, tiba-tiba ruangan goyang, semua benda yang ada di dalam ruangan bergetar. Karena gempa tak berhenti juga, para karyawan langsung menyelamatkan diri. Ada juga yang memilih tetap di dalam ruangan.
Dalam video itu juga, menampilkan kondisi bandara dan jalanan sekitar Miyagi. Banyak warga yang ketakutan dan mencoba menyelamatkan diri. Mereka berkumpul satu sama lain. Ada juga yang memeluk tembok. Ada yang pegangan ke besi. Ada yang saling pegangan tangan.
Sementara itu, sekitar 200 rumah di Kurihara, Prefektur Miyagi, dilaporkan tanpa listrik. Gempa ini menyebabkan Shinkansen Tohoku dan jalur kereta lainnya menghentikan layanan untuk sementara. Layanan kembali semalam.
Petugas pemadam kebakaran kota di Miyagi melaporkan, hingga pukul 18.30, tidak ada kerusakan akibat gempa, tetapi informasi terbaru terus dikumpulkan. Sementara itu, ditemukan beberapa orang yang mengalami cedera. Namun, belum ada laporan mengenai korban jiwa.
Badan Meteorologi Jepang, JMA mencatat gempa ini memiliki intensitas 5 dalam skala seismik Jepang dari 0-7. JMA pun langsung mengumumkan peringatan tsunami pada pukul 18.11.
NHK melaporkan gelombang air laut sekitar satu meter menghantam daratan tak lama setelah gempa bumi. JMA mencabut ancaman tsunami pukul 19.30.
JMA tetap memberi panduan kepada penduduk setempat untuk menjauh dari pantai karena mungkin ada sedikit fluktuasi permukaan laut. Di daerah yang mengalami guncangan kuat, risiko batu berjatuhan dan tanah longsor semakin meningkat.
Hingga pukul 19.00, dilaporkan tidak ada abnormalitas yang ditemukan di pembangkit-pembangkit nuklir. Meliputi pembangkit nuklir Fukushima Daiichi dan Daini di Prefektur Fukushima, pembangkit nuklir Onagawa di Prefektur Miyagi, dan pembangkit nuklir Tokai Daini di Prefektur Ibaraki.
Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang, Heri Akhmadi mengatakan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo melakukan pemantauan kondisi warga negara Indonesia di Prefektur Miyagi. Termasuk beberapa wilayah yang juga merasakan gempa.
Menurutnya, KBRI telah berkoordinasi dengan sejumlah perwakilan WNI di wilayah tersebut untuk memonitor kondisi WNI. “KBRI masih mengumpulkan informasi baik melalui liputan awal media Jepang maupun informasi dari masyarakat,” ujar Heri Akmadi.
Heri Akhmadi juga mengimbau kepada WNI yang bermukim di Jepang khususnya di Prefektur Miyagi agar segera melapor kepada KBRI Tokyo. Laporan bisa dilakukan melalui layanan telepon hotline, jika dalam keadaan darurat terkait gempa.
“Kepada WNI yang berada dalam kondisi darurat agar melapor ke hotline KBRI Tokyo. Tetap tenang dan ikuti petunjuk dari pemerintah daerah setempat,” lanjut Heri Akhmadi.
KBRI Tokyo hingga kini belum mendapat informasi seputar adanya korban jiwa dari WNI dan kerugian materiil terkait gempa. Jumlah total WNI yang bermukim di Prefektur Miyagi dilaporkan ada 984 orang. [QAR]
]]> .
Jepang mendapat perhatian dunia. Kemarin sore, sekitar pukul 18.09, Negeri Sakura itu, diguncang gempa besar dengan kekuatan Magnitudo 7,2. Gempa terjadi di kedalaman 60 kilometer di lepas pantai Prefektur Miyagi.
Gempa ini mengerikan. Hal itu terlihat dari sebuah video yang dilansir Kantor Biro NHK Sendai. Dalam video itu, warga Jepang sedang sibuk bekerja, tiba-tiba ruangan goyang, semua benda yang ada di dalam ruangan bergetar. Karena gempa tak berhenti juga, para karyawan langsung menyelamatkan diri. Ada juga yang memilih tetap di dalam ruangan.
Dalam video itu juga, menampilkan kondisi bandara dan jalanan sekitar Miyagi. Banyak warga yang ketakutan dan mencoba menyelamatkan diri. Mereka berkumpul satu sama lain. Ada juga yang memeluk tembok. Ada yang pegangan ke besi. Ada yang saling pegangan tangan.
Sementara itu, sekitar 200 rumah di Kurihara, Prefektur Miyagi, dilaporkan tanpa listrik. Gempa ini menyebabkan Shinkansen Tohoku dan jalur kereta lainnya menghentikan layanan untuk sementara. Layanan kembali semalam.
Petugas pemadam kebakaran kota di Miyagi melaporkan, hingga pukul 18.30, tidak ada kerusakan akibat gempa, tetapi informasi terbaru terus dikumpulkan. Sementara itu, ditemukan beberapa orang yang mengalami cedera. Namun, belum ada laporan mengenai korban jiwa.
Badan Meteorologi Jepang, JMA mencatat gempa ini memiliki intensitas 5 dalam skala seismik Jepang dari 0-7. JMA pun langsung mengumumkan peringatan tsunami pada pukul 18.11.
NHK melaporkan gelombang air laut sekitar satu meter menghantam daratan tak lama setelah gempa bumi. JMA mencabut ancaman tsunami pukul 19.30.
JMA tetap memberi panduan kepada penduduk setempat untuk menjauh dari pantai karena mungkin ada sedikit fluktuasi permukaan laut. Di daerah yang mengalami guncangan kuat, risiko batu berjatuhan dan tanah longsor semakin meningkat.
Hingga pukul 19.00, dilaporkan tidak ada abnormalitas yang ditemukan di pembangkit-pembangkit nuklir. Meliputi pembangkit nuklir Fukushima Daiichi dan Daini di Prefektur Fukushima, pembangkit nuklir Onagawa di Prefektur Miyagi, dan pembangkit nuklir Tokai Daini di Prefektur Ibaraki.
Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang, Heri Akhmadi mengatakan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo melakukan pemantauan kondisi warga negara Indonesia di Prefektur Miyagi. Termasuk beberapa wilayah yang juga merasakan gempa.
Menurutnya, KBRI telah berkoordinasi dengan sejumlah perwakilan WNI di wilayah tersebut untuk memonitor kondisi WNI. “KBRI masih mengumpulkan informasi baik melalui liputan awal media Jepang maupun informasi dari masyarakat,” ujar Heri Akmadi.
Heri Akhmadi juga mengimbau kepada WNI yang bermukim di Jepang khususnya di Prefektur Miyagi agar segera melapor kepada KBRI Tokyo. Laporan bisa dilakukan melalui layanan telepon hotline, jika dalam keadaan darurat terkait gempa.
“Kepada WNI yang berada dalam kondisi darurat agar melapor ke hotline KBRI Tokyo. Tetap tenang dan ikuti petunjuk dari pemerintah daerah setempat,” lanjut Heri Akhmadi.
KBRI Tokyo hingga kini belum mendapat informasi seputar adanya korban jiwa dari WNI dan kerugian materiil terkait gempa. Jumlah total WNI yang bermukim di Prefektur Miyagi dilaporkan ada 984 orang. [QAR]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .