Didukung Kemendikbudristek Vaksinasi Masyarakat Adat Baduy Berjalan Sukses

Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang luas terhadap masyarakat, termasuk bagi masyarakat adat. Masyarakat adat merupakan kelompok yang dianggap rentan terhadap penularan Covid-19 karena interaksi mereka dengan orang-orang yang kerap keluar-masuk ke lingkungan mereka.

Untuk menjaganya, diperlukan vaksinasi guna memastikan masyarakat atau komunitas adat serta generasi penerusnya, mampu bertahan dari pandemi untuk beraktivitas dalam kesehariannya khususnya dalam menjaga wilayah adat.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Ditjen Kebudayaan, bersama Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Kementerian Kesehatan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang tergabung dalam Tim Koordinasi layanan advokasi bagi penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME dan masyarakat adat telah melakukan vaksinasi bagi 1.000 masyarakat adat di Kabupaten Lebak, Banten.

Menurut Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Kemendikbudristek Sjamsul Hadi, inisiatif pemberian vaksin untuk masyarakat adat dipersiapkan melalui rapat koordinasi yang melibatkan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah terkait, dan LSM. “Dalam pelaksaaan vaksinasi masyarakat adat, semua pihak saling bekerja sama,” ucapnya, seperti keterangan yang diterima redaksi, Kamis (14/10).

Pemkab Lebak, Mandalawangi, Persatuan Urang Baduy (PUB), Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana ikut terjun. Pemberian vaksin bagi masyarakat adat pun mendapat respons yang positif dari berbagai pihak terkait.

“Vaksinasi ini diharapkan dapat memutus rantai dan mencegah penyebaran Covid-19. Vaksinasi merupakan salah satu upaya pemenuhan hak-hak masyarakat adat sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan dapat membuka akses kesehatan bagi seluruh masyarakat adat di Indonesia,” tambahnya.

Selain pemberian vaksin, juga dilakukan sejumlah aksi seperti penanaman bibit pohon dan juga penyerahan sarana penunjang kesehatan. Seperti masker, sabun cuci tangan hingga vitamin, serta penunjang pendidikan bagi masyarakat adat. [USU]
]]> Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang luas terhadap masyarakat, termasuk bagi masyarakat adat. Masyarakat adat merupakan kelompok yang dianggap rentan terhadap penularan Covid-19 karena interaksi mereka dengan orang-orang yang kerap keluar-masuk ke lingkungan mereka.

Untuk menjaganya, diperlukan vaksinasi guna memastikan masyarakat atau komunitas adat serta generasi penerusnya, mampu bertahan dari pandemi untuk beraktivitas dalam kesehariannya khususnya dalam menjaga wilayah adat.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Ditjen Kebudayaan, bersama Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Kementerian Kesehatan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang tergabung dalam Tim Koordinasi layanan advokasi bagi penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME dan masyarakat adat telah melakukan vaksinasi bagi 1.000 masyarakat adat di Kabupaten Lebak, Banten.

Menurut Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Kemendikbudristek Sjamsul Hadi, inisiatif pemberian vaksin untuk masyarakat adat dipersiapkan melalui rapat koordinasi yang melibatkan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah terkait, dan LSM. “Dalam pelaksaaan vaksinasi masyarakat adat, semua pihak saling bekerja sama,” ucapnya, seperti keterangan yang diterima redaksi, Kamis (14/10).

Pemkab Lebak, Mandalawangi, Persatuan Urang Baduy (PUB), Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana ikut terjun. Pemberian vaksin bagi masyarakat adat pun mendapat respons yang positif dari berbagai pihak terkait.

“Vaksinasi ini diharapkan dapat memutus rantai dan mencegah penyebaran Covid-19. Vaksinasi merupakan salah satu upaya pemenuhan hak-hak masyarakat adat sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan dapat membuka akses kesehatan bagi seluruh masyarakat adat di Indonesia,” tambahnya.

Selain pemberian vaksin, juga dilakukan sejumlah aksi seperti penanaman bibit pohon dan juga penyerahan sarana penunjang kesehatan. Seperti masker, sabun cuci tangan hingga vitamin, serta penunjang pendidikan bagi masyarakat adat. [USU]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories