
Dibeberin Faisal Basri, Dibantah Ngabalin Sandi Jarang Ikut Rapat Kabinet, Fakta Apa Hoaks?
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno lagi dapat sorotan. Sandi disebut lebih sering jalan-jalan ke berbagai daerah ketimbang berada di Jakarta. Saking sibuknya, politisi Gerindra itu, juga dikabarkan jarang ikut rapat kabinet bersama Presiden Jokowi di Istana Negara. Kabar ini diungkap ekonom senior Faisal Basri ini. Fakta atau hoaks kah kabar ini?
Sejak dilantik Jokowi Desember tahun lalu, Sandi terbilang menteri yang aktif melakukan kunjungan ke daerah. Hampir tiap hari, akun medsos dirinya mengabarkan sedang berada di berbagai tempat wisata di Indonesia. Tak jarang, Sandi juga mengajak serta keluarganya dalam beberapa kunjungan kerjanya ke daerah.
Misalnya, saat Sandi mengunjungi Pondok Pesantren An Nawawi Tanara di Serang, Banten, Kamis (23/12) lalu. Dalam kunjungan itu, Sandi mengajak serta Sulaiman, salah satu anaknya. Kegiatan itu dibagikan sendiri oleh Sandi lewat akun Instagram miliknya.
Rajinnya Sandi melakukan blusukan ke berbagai daerah, ternyata ikut membuat namanya makin populer. Bahkan dalam survei sejumlah lembaga survei, elektabilitas Sandi di bursa capres kerap masuk 5 besar.
Tak hanya moncer di survei, belakangan ini juga mulai muncul berbagai relawan yang mendeklarasikan Sandi sebagai calon presiden. Belum lama ini, kelompok yang menamakan diri sebagai Forum Ijtima Ulama dan Pemuda Islam Indonesia (PII) se-Jawa Barat mendeklarasikan Sandi sebagai capres 2024. Deklarasi dilakukan di Bandung, 15 Desember lalu.
Namun, pasca deklarasi tersebut, politisi Gerindra, Kamrussamad justru malah menyerang Sandi. Anggota DPR ini menuding, Sandi sengaja mengeksploitasi ulama untuk kepentingannya maju di Pilpres 2024.
Belum kelar tudidangan dari rekan separtainya, kini Sandi mendapat kritikan tajam dari Faisal Basri. Kritikan itu disampaikan Faisal Basri saat menjadi narasumber dalam podcast milik Akbar Faizal, Jumat (24/12).
Dalam perbincangan santai itu, awalnya ekonom asal Universitas Indonesia itu mengkritik berbagai kinerja pemerintah. Mulai dari Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung, utang negara, pembelian saham PT Freeport Indonesia hingga soal kemarahan Jokowi.
Yang mengejutkan, Faisal mengungkapkan kabar soal adanya menteri yang sama sekali mengacuhkan Jokowi. Kata dia, menteri itu kerap absen dalam berbagai rapat kabinet yang dipimpin langsung Jokowi.
Siapa menteri itu? Tanpa ragu-ragu, Faisal Basri menyebut nama Sandiaga Uno. Kerap absennya Sandi ini, kata Faisal, diperolehnya langsung dari salah satu menteri di kabinet sekarang. Karena yang mengucapkan salah satu menteri, Faisal menjadikan informasi yang dibeberkannya itu bisa dipercaya alias A1.
“Dia sibuk kampanye untuk dirinya jadi presiden. Ada tim suksesnya. Saya berani sebut, karena memang tidak mengarang-ngarang. Ada menteri yang cerita sama saya,” jawab mantan ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas itu.
Sikap Sandi yang kerap absen dalam rapat kabinet, menurut Faisal, merupakan sikap yang tidak terpuji. Bahkan, dia menyebut, Sandi sama saja melecehkan kewibawaan presiden yang merupakan atasan dari para menteri.
“Saya percaya menteri itu tidak bohong. Nyaris tidak pernah ikut. Ini melecehkan presiden,” tegasnya.
Benarkah pernyataan Faisal Basri itu? Rakyat Merdeka mencoba mengonfirmasi Sandi. Melalui juru bicaranya, Kawendra Lukistian membantah segala tudingan yang disampaikan Faisal Basri.
“Kayanya informasi yang diterima beliau agak keliru. Setahu saya, Bang Sandi kerap kali ikut rapat. Bahkan, beberapa waktu lalu di tengah kunjungan kerja, beliau kembali ke Jakarta karena ada rapat di Istana,” tutur Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra itu.
Ia menegaskan, sebagai pembantu Presiden, Sandi manut apa kata bosnya. Sehingga tidak mungkin melecehkan Presiden, seperti yang dikatakan Faisal Basri. “Satu hal lagi. Bang Sandi sangat menghormati dan menghargai Pak Presiden. Semua arahan dari Presiden dijalankan dengan baik,” tegas Kawendra.
Pembelaan juga datang dari lingkugan Istana. Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin mengungkapkan, selama pandemi, rapat sering dilakukan melalui Zoom.
“Kami yang di KSP saja, rapat by Zoom. Hebat sekali Faisal Basri ini, bisa dapat informasi seperti itu,” kata Ngabalin saat dihubungi, tadi malam.
Selain itu, Ngabalin juga bilang, absennya menteri dalam rapat kabinet, tidak serta merta dikatakan bolos. Karena, bisa saja sebenarnya menteri itu sedang menjalankan visi misi presiden.
“Dalam rapat tertentu, dalam pertemuan tertentu dengan presiden, tapi mereka ada di daerah. Saya tidak tahu kalau Faisal Basri bisa menilai dari situ. Makanya, kalau opinion leader, para tokoh, mengeluarkan suatu statement itu, harus cek bener datanya, supaya tidak menyesatkan banyak orang,” pesan Ngabalin.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengaku heran, bila kabar yang diungkap Faisal Basri itu benar. Herannya, kata dia, kenapa Sandi tidak pernah mendapat teguran langsung dari Jokowi sebagai bosnya.
“Sandi harus mengimbangi aktivitas lapangan dengan rapat bersama Presiden. Bagaimanapun, ia memimpin kementerian yang harus intens komunikasi dengan Presiden,” ujar Dedi.
Pendiri lembaga survei KedaiKOPI Hendri Satrio menilai tidak masalah jika absennya Sandi dalam rapat kabinet telah dapat izin Presiden. Namun, Sandi harus ingat tugasnya sebagai Menparekraf.
“Kalau dia konsen di kampanye calon presiden, terus tugas menterinya lupa dan kemudian kena reshuffle, kan jadi runyam. Jadi, menurut saya, tugas menteri adalah yang utama dan harus diselesaikan dengan baik oleh Sandi,” pungkas pria yang akrab disapa Hensat ini. [MEN]
]]> Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno lagi dapat sorotan. Sandi disebut lebih sering jalan-jalan ke berbagai daerah ketimbang berada di Jakarta. Saking sibuknya, politisi Gerindra itu, juga dikabarkan jarang ikut rapat kabinet bersama Presiden Jokowi di Istana Negara. Kabar ini diungkap ekonom senior Faisal Basri ini. Fakta atau hoaks kah kabar ini?
Sejak dilantik Jokowi Desember tahun lalu, Sandi terbilang menteri yang aktif melakukan kunjungan ke daerah. Hampir tiap hari, akun medsos dirinya mengabarkan sedang berada di berbagai tempat wisata di Indonesia. Tak jarang, Sandi juga mengajak serta keluarganya dalam beberapa kunjungan kerjanya ke daerah.
Misalnya, saat Sandi mengunjungi Pondok Pesantren An Nawawi Tanara di Serang, Banten, Kamis (23/12) lalu. Dalam kunjungan itu, Sandi mengajak serta Sulaiman, salah satu anaknya. Kegiatan itu dibagikan sendiri oleh Sandi lewat akun Instagram miliknya.
Rajinnya Sandi melakukan blusukan ke berbagai daerah, ternyata ikut membuat namanya makin populer. Bahkan dalam survei sejumlah lembaga survei, elektabilitas Sandi di bursa capres kerap masuk 5 besar.
Tak hanya moncer di survei, belakangan ini juga mulai muncul berbagai relawan yang mendeklarasikan Sandi sebagai calon presiden. Belum lama ini, kelompok yang menamakan diri sebagai Forum Ijtima Ulama dan Pemuda Islam Indonesia (PII) se-Jawa Barat mendeklarasikan Sandi sebagai capres 2024. Deklarasi dilakukan di Bandung, 15 Desember lalu.
Namun, pasca deklarasi tersebut, politisi Gerindra, Kamrussamad justru malah menyerang Sandi. Anggota DPR ini menuding, Sandi sengaja mengeksploitasi ulama untuk kepentingannya maju di Pilpres 2024.
Belum kelar tudidangan dari rekan separtainya, kini Sandi mendapat kritikan tajam dari Faisal Basri. Kritikan itu disampaikan Faisal Basri saat menjadi narasumber dalam podcast milik Akbar Faizal, Jumat (24/12).
Dalam perbincangan santai itu, awalnya ekonom asal Universitas Indonesia itu mengkritik berbagai kinerja pemerintah. Mulai dari Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung, utang negara, pembelian saham PT Freeport Indonesia hingga soal kemarahan Jokowi.
Yang mengejutkan, Faisal mengungkapkan kabar soal adanya menteri yang sama sekali mengacuhkan Jokowi. Kata dia, menteri itu kerap absen dalam berbagai rapat kabinet yang dipimpin langsung Jokowi.
Siapa menteri itu? Tanpa ragu-ragu, Faisal Basri menyebut nama Sandiaga Uno. Kerap absennya Sandi ini, kata Faisal, diperolehnya langsung dari salah satu menteri di kabinet sekarang. Karena yang mengucapkan salah satu menteri, Faisal menjadikan informasi yang dibeberkannya itu bisa dipercaya alias A1.
“Dia sibuk kampanye untuk dirinya jadi presiden. Ada tim suksesnya. Saya berani sebut, karena memang tidak mengarang-ngarang. Ada menteri yang cerita sama saya,” jawab mantan ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas itu.
Sikap Sandi yang kerap absen dalam rapat kabinet, menurut Faisal, merupakan sikap yang tidak terpuji. Bahkan, dia menyebut, Sandi sama saja melecehkan kewibawaan presiden yang merupakan atasan dari para menteri.
“Saya percaya menteri itu tidak bohong. Nyaris tidak pernah ikut. Ini melecehkan presiden,” tegasnya.
Benarkah pernyataan Faisal Basri itu? Rakyat Merdeka mencoba mengonfirmasi Sandi. Melalui juru bicaranya, Kawendra Lukistian membantah segala tudingan yang disampaikan Faisal Basri.
“Kayanya informasi yang diterima beliau agak keliru. Setahu saya, Bang Sandi kerap kali ikut rapat. Bahkan, beberapa waktu lalu di tengah kunjungan kerja, beliau kembali ke Jakarta karena ada rapat di Istana,” tutur Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra itu.
Ia menegaskan, sebagai pembantu Presiden, Sandi manut apa kata bosnya. Sehingga tidak mungkin melecehkan Presiden, seperti yang dikatakan Faisal Basri. “Satu hal lagi. Bang Sandi sangat menghormati dan menghargai Pak Presiden. Semua arahan dari Presiden dijalankan dengan baik,” tegas Kawendra.
Pembelaan juga datang dari lingkugan Istana. Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin mengungkapkan, selama pandemi, rapat sering dilakukan melalui Zoom.
“Kami yang di KSP saja, rapat by Zoom. Hebat sekali Faisal Basri ini, bisa dapat informasi seperti itu,” kata Ngabalin saat dihubungi, tadi malam.
Selain itu, Ngabalin juga bilang, absennya menteri dalam rapat kabinet, tidak serta merta dikatakan bolos. Karena, bisa saja sebenarnya menteri itu sedang menjalankan visi misi presiden.
“Dalam rapat tertentu, dalam pertemuan tertentu dengan presiden, tapi mereka ada di daerah. Saya tidak tahu kalau Faisal Basri bisa menilai dari situ. Makanya, kalau opinion leader, para tokoh, mengeluarkan suatu statement itu, harus cek bener datanya, supaya tidak menyesatkan banyak orang,” pesan Ngabalin.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengaku heran, bila kabar yang diungkap Faisal Basri itu benar. Herannya, kata dia, kenapa Sandi tidak pernah mendapat teguran langsung dari Jokowi sebagai bosnya.
“Sandi harus mengimbangi aktivitas lapangan dengan rapat bersama Presiden. Bagaimanapun, ia memimpin kementerian yang harus intens komunikasi dengan Presiden,” ujar Dedi.
Pendiri lembaga survei KedaiKOPI Hendri Satrio menilai tidak masalah jika absennya Sandi dalam rapat kabinet telah dapat izin Presiden. Namun, Sandi harus ingat tugasnya sebagai Menparekraf.
“Kalau dia konsen di kampanye calon presiden, terus tugas menterinya lupa dan kemudian kena reshuffle, kan jadi runyam. Jadi, menurut saya, tugas menteri adalah yang utama dan harus diselesaikan dengan baik oleh Sandi,” pungkas pria yang akrab disapa Hensat ini. [MEN]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .