Dibantu Kapal China, KSAL Berupaya Evakuasi Bangkai KRI Nanggala 402

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Yudo Margono menyatakan, pihaknya akan terus berupaya mengevakuasi bangkai kapal selam KRI Nanggala-402 yang berada di dasar laut dengan kedalaman 838 meter di perairan laut utara Bali.

“Kami tetap upayakan evakuasi. Kita masih ada kapal MV Swift Rescue dan  KRI Rigel-933 serta kapal TNI AL lainnya yang masih tetap memantau posisi KRI Nanggala,” ujar Yudo usai melaksanakan upacara tabur bunga dari atas KRI dr. Soeharso di perairan laut utara Pulau Bali, Jumat (30/4).

Yudo mengatakan, upaya evakuasi KRI Nanggala ditunjukkan dengan tetap menyiagakan kapal-kapal perang TNI AL, termasuk kapal luar negeri (Singapura) kapal penyelamat MV Swift Rescue di sekitar lokasi kejadian.

Ia memastikan, posisi kapal selam Nanggala-402 yang tenggelam sejak 21 April lalu, tidak bergeser dari tempat semula ditemukan-nya kapal selam buatan Jerman tahun 1977 itu.

“Kami sudah kerja sama dengan SKK Migas, kapalnya memiliki kemampuan mengangkat beban di kedalaman laut 1.000 meter,” ujar Yudo dikutip Antara.

Selain itu, lanjut Yudo, dari Angkatan Laut China juga yang juga memiliki kapal dengan kemampuan mengangkat bangkai kapal di kedalaman seribu meter sudah menawarkan untuk membantu upaya pengangkatan KRI Nanggala.

“Tawaran dari Angkatan Laut China juga sudah kami laporkan ke Panglima TNI, dan kapal milik Angkatan Laut China juga sedang dalam perjalanan ke sini,” tuturnya.

Dengan partisipasi dan simpati dari beberapa negara sahabat, lanjut dia, dapat membantu untuk mengevakuasi bangkai kapal selam Nanggala-402 dari dasar laut.

Ditanya target evakuasi KRI Nanggala-402, KSAL menjawab, “Kami kira tidak perlu target. Kapal SKK Migas dan milik AL China tiba, pasti langsung bekerja. Karena ini memang evakuasi yang kedalamannya 838 meter dan tidak bisa dengan waktu yang singkat, ini yang harus dipahami,” tandasnya. [MFA]

]]> Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Yudo Margono menyatakan, pihaknya akan terus berupaya mengevakuasi bangkai kapal selam KRI Nanggala-402 yang berada di dasar laut dengan kedalaman 838 meter di perairan laut utara Bali.

“Kami tetap upayakan evakuasi. Kita masih ada kapal MV Swift Rescue dan  KRI Rigel-933 serta kapal TNI AL lainnya yang masih tetap memantau posisi KRI Nanggala,” ujar Yudo usai melaksanakan upacara tabur bunga dari atas KRI dr. Soeharso di perairan laut utara Pulau Bali, Jumat (30/4).

Yudo mengatakan, upaya evakuasi KRI Nanggala ditunjukkan dengan tetap menyiagakan kapal-kapal perang TNI AL, termasuk kapal luar negeri (Singapura) kapal penyelamat MV Swift Rescue di sekitar lokasi kejadian.

Ia memastikan, posisi kapal selam Nanggala-402 yang tenggelam sejak 21 April lalu, tidak bergeser dari tempat semula ditemukan-nya kapal selam buatan Jerman tahun 1977 itu.

“Kami sudah kerja sama dengan SKK Migas, kapalnya memiliki kemampuan mengangkat beban di kedalaman laut 1.000 meter,” ujar Yudo dikutip Antara.

Selain itu, lanjut Yudo, dari Angkatan Laut China juga yang juga memiliki kapal dengan kemampuan mengangkat bangkai kapal di kedalaman seribu meter sudah menawarkan untuk membantu upaya pengangkatan KRI Nanggala.

“Tawaran dari Angkatan Laut China juga sudah kami laporkan ke Panglima TNI, dan kapal milik Angkatan Laut China juga sedang dalam perjalanan ke sini,” tuturnya.

Dengan partisipasi dan simpati dari beberapa negara sahabat, lanjut dia, dapat membantu untuk mengevakuasi bangkai kapal selam Nanggala-402 dari dasar laut.

Ditanya target evakuasi KRI Nanggala-402, KSAL menjawab, “Kami kira tidak perlu target. Kapal SKK Migas dan milik AL China tiba, pasti langsung bekerja. Karena ini memang evakuasi yang kedalamannya 838 meter dan tidak bisa dengan waktu yang singkat, ini yang harus dipahami,” tandasnya. [MFA]
]]>.
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories