Demi Selamatkan Lingkungan UI Ajak Masyarakat Bijak Kelola Sampah .

Universitas Indonesia (UI) menggelar seminar daring bertajuk “Edukasi Pengelolaan Sampah di Universitas Indonesia” pada Rabu (3/2).

Narasumber pada seminar ini adalah Gabriel Andari Kristanto, Ph.D. (dosen Program Studi Teknik Lingkungan) dan Dr. Zakianis, MKM (dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat).

Seminar daring ini merupakan salah satu rangkaian program kolaborasi UI dengan PT DOW Indonesia. Program kolaborasi ini berupa rangkaian kegiatan manajemen sampah plastik di lingkungan UI, dengan mengusung tema Education, Communication, Raising Awareness, and Changing People Behaviour Plastic and Waste Management in Universitas Indonesia.

Rangkaian kegiatan ini dilaksanakan periode Januari-Maret 2021, yang terdiri dari webinar, community project competition yang dilakukan oleh mahasiswa UI untuk mempromosikan kegiatan terkait pengelolaan sampah plastik di masyarakat, lomba 4R yaitu e-poster competition, e-booklet competition, dan video competition, dan champion PlasWas yaitu implementasi manajemen pengelolaan sampah di tingkat fakultas/sekolah/program Pendidikan vokasi.

Dalam kesempatan tersebut Gabriel menyampaikan, program pengabdian masyarakat yang digagasnya bersama beberapa dosen UI dengan nama Gerakan Kumpul Plastik (Gumpal) berusaha mengajak masyakat untuk memilah, kemudian mengumpulkan sampah plastik dalam satu wadah/ tempat, dan membungkus/mengikat sampahnya seketat mungkin sebelum dibuang.

Hal itu dilakukan agar para pekerja sektor informal seperti pemulung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tidak perlu terlalu lama mencari-cari plastik, karena sampah plastik sudah dikumpulkan dalam satu wadah. Hal ini juga dapat mengurangi tumpukan sampah plastik di TPA.

“Tampaknya sederhana, tapi ini akan berdampak signifikan pada tingkat kesejahteraan masyarakat yang hidup dari TPA,” ujar Gabriel menjelaskan.

Gerakan ini juga sudah dilakukan di Fakultas Teknik UI (FTUI) sebagai bagian dari gerakan UI Peduli sejak 2014. Dalam gerakan ini, sivitas akademika FTUI diajak untuk memilah dan mengumpulkan botol-botol plastik yang mereka gunakan dalam wadah-wadah keranjang yang disediakan di pojok-pojok FTUI.

“Kampanye pengumpulan ini dilakukan dalam bentuk poster-poster ajakan yang bersifat edukasi kepada mahasiswa,” ujarnya.

Nantinya, botol-botol plastik yang sudah dikumpulkan ini akan dibawa oleh para petugas kebersihan (office boy, cleaning service) ke Unit Penimbunan Sementara (UPS) yang ada di FTUI. Kemudian, sampah-sampah plastik ini akan dijual ke pengepul, dan keuntungannya akan dipergunakan untuk mengelola sebuah koperasi simpan-pinjam bagi para petugas kebersihan tersebut.

Menurutnya, dengan program ini, tingkat kesejahteraan para petugas kebersihan meningkat, karena proses peminjaman hampir tidak dikenakan bunga sama sekali, sehingga mereka bisa menggunakan uang tersebut untuk berbagai keperluan.

 

Pembicara kedua, Dr. Zakianis membahas tentang pengelolaan sampah di perguruan tinggi di Indonesia. Menurutnya, secara umum, ketika suatu universitas harus melakukan pengelolaan sampah, maka yang pertama harus dilakukan adalah melakukan identifikasi, antara lain lokasi-lokasi yang menjadi sumber sampah, jumlah produksi sampahnya, membuat program pemilahan, pengumpulan, serta pengolahan sampah.

“Ini semua adalah upaya pengelolaan sampah dari sumbernya, yaitu universitas,” ujarnya.

Zakianis menegaskan, sampah mesti dikelola dari sumber, karena sebagian besar TPA sudah tidak berfungsi. Sementara mencari lokasi TPA yang baru bukanlah hal yang mudah. Karena masyarakat cenderung menolak lingkungannya dijadikan lokasi TPA.

“Jadi akan lebih baik untuk mengelola sampah di awal daripada pengelolaan tersebut dibebankan ke TPA/TPS,” katanya.

Terkait hal ini, Wakil Rektor Bidang SDM dan Aset, Prof. Dr. Ir. Dedi Priadi, DEA mengatakan, publik patut mengelola plastik secara bijak. Dengan bijak menggunakan plastik, artinya sudah berpartisipasi memecahkan permasalahan lingkungan di tengah situasi pandemi Covid-19.

Selama ini, ujarnya, UI sudah mempunyai fasilitas pengolahan sampah (TPS) yang cukup lengkap di dekat Politeknik Negeri Jakarta. Selain itu, beberapa fakultas mempunyai kebijakan pengolahan sampah yang cukup komprehensif, seperti FT, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), yang memiliki kebijakan pemilahan sampah plastik dan daur ulang sampah. [RSM]

]]> .
Universitas Indonesia (UI) menggelar seminar daring bertajuk “Edukasi Pengelolaan Sampah di Universitas Indonesia” pada Rabu (3/2).

Narasumber pada seminar ini adalah Gabriel Andari Kristanto, Ph.D. (dosen Program Studi Teknik Lingkungan) dan Dr. Zakianis, MKM (dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat).

Seminar daring ini merupakan salah satu rangkaian program kolaborasi UI dengan PT DOW Indonesia. Program kolaborasi ini berupa rangkaian kegiatan manajemen sampah plastik di lingkungan UI, dengan mengusung tema Education, Communication, Raising Awareness, and Changing People Behaviour Plastic and Waste Management in Universitas Indonesia.

Rangkaian kegiatan ini dilaksanakan periode Januari-Maret 2021, yang terdiri dari webinar, community project competition yang dilakukan oleh mahasiswa UI untuk mempromosikan kegiatan terkait pengelolaan sampah plastik di masyarakat, lomba 4R yaitu e-poster competition, e-booklet competition, dan video competition, dan champion PlasWas yaitu implementasi manajemen pengelolaan sampah di tingkat fakultas/sekolah/program Pendidikan vokasi.

Dalam kesempatan tersebut Gabriel menyampaikan, program pengabdian masyarakat yang digagasnya bersama beberapa dosen UI dengan nama Gerakan Kumpul Plastik (Gumpal) berusaha mengajak masyakat untuk memilah, kemudian mengumpulkan sampah plastik dalam satu wadah/ tempat, dan membungkus/mengikat sampahnya seketat mungkin sebelum dibuang.

Hal itu dilakukan agar para pekerja sektor informal seperti pemulung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tidak perlu terlalu lama mencari-cari plastik, karena sampah plastik sudah dikumpulkan dalam satu wadah. Hal ini juga dapat mengurangi tumpukan sampah plastik di TPA.

“Tampaknya sederhana, tapi ini akan berdampak signifikan pada tingkat kesejahteraan masyarakat yang hidup dari TPA,” ujar Gabriel menjelaskan.

Gerakan ini juga sudah dilakukan di Fakultas Teknik UI (FTUI) sebagai bagian dari gerakan UI Peduli sejak 2014. Dalam gerakan ini, sivitas akademika FTUI diajak untuk memilah dan mengumpulkan botol-botol plastik yang mereka gunakan dalam wadah-wadah keranjang yang disediakan di pojok-pojok FTUI.

“Kampanye pengumpulan ini dilakukan dalam bentuk poster-poster ajakan yang bersifat edukasi kepada mahasiswa,” ujarnya.

Nantinya, botol-botol plastik yang sudah dikumpulkan ini akan dibawa oleh para petugas kebersihan (office boy, cleaning service) ke Unit Penimbunan Sementara (UPS) yang ada di FTUI. Kemudian, sampah-sampah plastik ini akan dijual ke pengepul, dan keuntungannya akan dipergunakan untuk mengelola sebuah koperasi simpan-pinjam bagi para petugas kebersihan tersebut.

Menurutnya, dengan program ini, tingkat kesejahteraan para petugas kebersihan meningkat, karena proses peminjaman hampir tidak dikenakan bunga sama sekali, sehingga mereka bisa menggunakan uang tersebut untuk berbagai keperluan.

 

Pembicara kedua, Dr. Zakianis membahas tentang pengelolaan sampah di perguruan tinggi di Indonesia. Menurutnya, secara umum, ketika suatu universitas harus melakukan pengelolaan sampah, maka yang pertama harus dilakukan adalah melakukan identifikasi, antara lain lokasi-lokasi yang menjadi sumber sampah, jumlah produksi sampahnya, membuat program pemilahan, pengumpulan, serta pengolahan sampah.

“Ini semua adalah upaya pengelolaan sampah dari sumbernya, yaitu universitas,” ujarnya.

Zakianis menegaskan, sampah mesti dikelola dari sumber, karena sebagian besar TPA sudah tidak berfungsi. Sementara mencari lokasi TPA yang baru bukanlah hal yang mudah. Karena masyarakat cenderung menolak lingkungannya dijadikan lokasi TPA.

“Jadi akan lebih baik untuk mengelola sampah di awal daripada pengelolaan tersebut dibebankan ke TPA/TPS,” katanya.

Terkait hal ini, Wakil Rektor Bidang SDM dan Aset, Prof. Dr. Ir. Dedi Priadi, DEA mengatakan, publik patut mengelola plastik secara bijak. Dengan bijak menggunakan plastik, artinya sudah berpartisipasi memecahkan permasalahan lingkungan di tengah situasi pandemi Covid-19.

Selama ini, ujarnya, UI sudah mempunyai fasilitas pengolahan sampah (TPS) yang cukup lengkap di dekat Politeknik Negeri Jakarta. Selain itu, beberapa fakultas mempunyai kebijakan pengolahan sampah yang cukup komprehensif, seperti FT, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), yang memiliki kebijakan pemilahan sampah plastik dan daur ulang sampah. [RSM]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories