Cek Di Sini Glaukoma Bisa Muncul Tanpa Gejala

<p>Secara global, glaukoma merupakan penyebab kebutaan tertinggi kedua, setelah katarak. Nyaris tanpa gejala, glaukoma berpotensi memberi dampak yang lebih fatal yakni kebutaan permanen.</p>

<p>Dokter Subspesialis Glaukoma dan Ketua Jakarta Eye Center (JEC) Glaucoma Service, JEC Eye Hospitals &amp; Clinics Widya Artini Wiyogo mengatakan, glaukoma merupakan salah satu penyakit mata yang berdampak sangat besar terhadap kualitas hidup penyandangnya.</p>

<p>&ldquo;Dari kecemasan bahkan depresi adanya risiko kebutaan, keterbatasan aktivitas sehari-hari karena gangguan lapang pandang, kendala fungsi sosial karena mulai menghilangnya penglihatan, hingga efek samping pengobatan, serta pengaruh finansial akibat biaya pengobatan yang dikeluarkan,&rdquo; tambah Widya, dalam keterangannya, Kamis (9/3).</p>

<p>Namun sayangnya, lanjut dokter yang juga Guru Besar Tetap Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini mengatakan di Indonesia permasalahan glaukoma masih memprihatinkan lantaran penderita seringkali baru mencari pengobatan ketika sudah pada stadium lanjut.</p>

<p>Widya mengatakan, lebih dari 80 persen kasus glaukoma muncul tanpa gejala. Ini yang membuat glaukoma dijuluki sebagai &lsquo;si pencuri penglihatan&rsquo;.</p>

<p>&quot;Penatalaksanaan glaukoma sedini mungkin sangatlah krusial agar progresivitas penyakit ini dapat dikontrol dan kerusakan saraf mata bisa diperlambat sehingga kebutaan pun tercegah,&rdquo; lanjutnya.</p>

<p>Data terakhir Kementerian Kesehatan dalam laporan &ldquo;Situasi Glaukoma di Indonesia&rdquo; (2019) memprediksi jumlah penderita glaukoma secara global pada 2020 mencapai 76 juta atau meningkat sekitar 25,6 persen dari angka satu dekade lalu yang masih 60,5 juta orang.</p>

<div style=”page-break-after: always”><span style=”display: none;”>&nbsp;</span></div>

<p>Di Indonesia, data yang sempat dirilis secara resmi barulah prevalensi glaukoma sebesar 0,46 persen (setiap 4 sampai 5 orang per 1.000 penduduk).</p>

<p>JEC sendiri hingga 2022 telah menangani hampir mencapai 110.000 kunjungan pasien glaukoma selama 3 tahun terakhir. Memahami situasi mengkhawatirkan tersebut,</p>

<p>JEC Eye Hospitals and Clinics kembali menjalankan inisiatif tahunan guna menggiatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit glaukoma. Rangkaian aktivitas telah disusun dengan mengusung tema besar:</p>

<p>Building the Ecosystem to Fight Glaucoma. Pasalnya, JEC meyakini deteksi dini menjadi faktor kunci untuk mencegah terganggunya penglihatan akibat glaukoma.</p>

<p>&ldquo;Tidak hanya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, mulai tahun ini, JEC ingin memberi impak yang lebih besar kepada masyarakat dengan menggagas inisiatif sosial terbaru sekaligus yang pertama di Indonesia, yaitu pemberian 100 tindakan operasi implan glaukoma secara gratis kepada masyarakat yang membutuhkan,&rdquo; jelas Dokter Subspesialis Glaukoma serta Kepala Divisi Riset dan Pendidikan JEC Eye Hospitals and Clinics Rini Sulastiwaty Situmorang.</p>

<p>Tindakan operasi tersebut akan dilangsungkan secara bertahap sepanjang 2023 dengan penerima manfaat yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Titik pelaksanaan operasi akan melibatkan hampir seluruh cabang JEC Eye Hospitals and Clinics.</p>

<p>&ldquo;Implan glaukoma merupakan prosedur bedah untuk menurunkan tekanan dalam bola mata pada pasien glaukoma. Operasi ini menjadi pilihan utama bagi pasien glaukoma dengan tekanan bola mata yang tetap tidak terkontrol, atau terjadi kerusakan saraf mata yang berat, dan sudah tidak mampu merespons terapi lainnya,&rdquo; jelas Rini.</p>

<p>Menurutnya, prosedur implan glaukoma melibatkan pemasangan implan kecil di dalam mata (berupa tabung silikon kecil atau trabekular mikro) untuk membantu mengalirkan cairan agar keluar dari bola mata dan menurunkan tekanan intraokular.</p>

<p>Kegiatan ini&nbsp;sekaligus memperingati World Glaucoma Week 2023 berlangsung 12-18 Maret 2023. JEC telah memiliki JEC Glaucoma Service yang komprehensif dan modern bagi pasien glaucoma mulai tahapan edukasi dan konsultasi, diagnostik, serta tindakan medis hingga bedah. ■</p> <p>Secara global, glaukoma merupakan penyebab kebutaan tertinggi kedua, setelah katarak. Nyaris tanpa gejala, glaukoma berpotensi memberi dampak yang lebih fatal yakni kebutaan permanen.</p>

<p>Dokter Subspesialis Glaukoma dan Ketua Jakarta Eye Center (JEC) Glaucoma Service, JEC Eye Hospitals &amp; Clinics Widya Artini Wiyogo mengatakan, glaukoma merupakan salah satu penyakit mata yang berdampak sangat besar terhadap kualitas hidup penyandangnya.</p>

<p>&ldquo;Dari kecemasan bahkan depresi adanya risiko kebutaan, keterbatasan aktivitas sehari-hari karena gangguan lapang pandang, kendala fungsi sosial karena mulai menghilangnya penglihatan, hingga efek samping pengobatan, serta pengaruh finansial akibat biaya pengobatan yang dikeluarkan,&rdquo; tambah Widya, dalam keterangannya, Kamis (9/3).</p>

<p>Namun sayangnya, lanjut dokter yang juga Guru Besar Tetap Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini mengatakan di Indonesia permasalahan glaukoma masih memprihatinkan lantaran penderita seringkali baru mencari pengobatan ketika sudah pada stadium lanjut.</p>

<p>Widya mengatakan, lebih dari 80 persen kasus glaukoma muncul tanpa gejala. Ini yang membuat glaukoma dijuluki sebagai &lsquo;si pencuri penglihatan&rsquo;.</p>

<p>&quot;Penatalaksanaan glaukoma sedini mungkin sangatlah krusial agar progresivitas penyakit ini dapat dikontrol dan kerusakan saraf mata bisa diperlambat sehingga kebutaan pun tercegah,&rdquo; lanjutnya.</p>

<p>Data terakhir Kementerian Kesehatan dalam laporan &ldquo;Situasi Glaukoma di Indonesia&rdquo; (2019) memprediksi jumlah penderita glaukoma secara global pada 2020 mencapai 76 juta atau meningkat sekitar 25,6 persen dari angka satu dekade lalu yang masih 60,5 juta orang.</p>

<div style=”page-break-after: always”><span style=”display: none;”>&nbsp;</span></div>

<p>Di Indonesia, data yang sempat dirilis secara resmi barulah prevalensi glaukoma sebesar 0,46 persen (setiap 4 sampai 5 orang per 1.000 penduduk).</p>

<p>JEC sendiri hingga 2022 telah menangani hampir mencapai 110.000 kunjungan pasien glaukoma selama 3 tahun terakhir. Memahami situasi mengkhawatirkan tersebut,</p>

<p>JEC Eye Hospitals and Clinics kembali menjalankan inisiatif tahunan guna menggiatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit glaukoma. Rangkaian aktivitas telah disusun dengan mengusung tema besar:</p>

<p>Building the Ecosystem to Fight Glaucoma. Pasalnya, JEC meyakini deteksi dini menjadi faktor kunci untuk mencegah terganggunya penglihatan akibat glaukoma.</p>

<p>&ldquo;Tidak hanya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, mulai tahun ini, JEC ingin memberi impak yang lebih besar kepada masyarakat dengan menggagas inisiatif sosial terbaru sekaligus yang pertama di Indonesia, yaitu pemberian 100 tindakan operasi implan glaukoma secara gratis kepada masyarakat yang membutuhkan,&rdquo; jelas Dokter Subspesialis Glaukoma serta Kepala Divisi Riset dan Pendidikan JEC Eye Hospitals and Clinics Rini Sulastiwaty Situmorang.</p>

<p>Tindakan operasi tersebut akan dilangsungkan secara bertahap sepanjang 2023 dengan penerima manfaat yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Titik pelaksanaan operasi akan melibatkan hampir seluruh cabang JEC Eye Hospitals and Clinics.</p>

<p>&ldquo;Implan glaukoma merupakan prosedur bedah untuk menurunkan tekanan dalam bola mata pada pasien glaukoma. Operasi ini menjadi pilihan utama bagi pasien glaukoma dengan tekanan bola mata yang tetap tidak terkontrol, atau terjadi kerusakan saraf mata yang berat, dan sudah tidak mampu merespons terapi lainnya,&rdquo; jelas Rini.</p>

<p>Menurutnya, prosedur implan glaukoma melibatkan pemasangan implan kecil di dalam mata (berupa tabung silikon kecil atau trabekular mikro) untuk membantu mengalirkan cairan agar keluar dari bola mata dan menurunkan tekanan intraokular.</p>

<p>Kegiatan ini&nbsp;sekaligus memperingati World Glaucoma Week 2023 berlangsung 12-18 Maret 2023. JEC telah memiliki JEC Glaucoma Service yang komprehensif dan modern bagi pasien glaucoma mulai tahapan edukasi dan konsultasi, diagnostik, serta tindakan medis hingga bedah. ■</p>.

Sumber : Berita Lifestyle, Kuliner, Travel, Kesehatan, Tips .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories